Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Syok Neurogenik general_alomedika 2022-08-10T10:43:27+07:00 2022-08-10T10:43:27+07:00
Syok Neurogenik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Syok Neurogenik

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Diagnosis syok neurogenik hanya ditegakkan setelah kemungkinan syok perdarahan telah dipastikan tidak ada, sehingga syok neurogenik jarang ditegakkan pada awal penanganan pasien trauma. Selain itu, syok neurogenik sering kali dijadikan diagnosis akhir pada kasus hipotensi dan bradikardia tanpa ada penyebab yang jelas. Hingga saat ini belum ada baku emas dalam diagnosis pasti syok neurogenik.[2,8,19]

Anamnesis

Anamnesis perlu difokuskan pada riwayat penyakit yang dapat menyebabkan syok neurogenik, seperti adanya cedera medula spinalis atau cedera otak traumatik. Syok neurogenik dapat terjadi beberapa menit setelah terjadinya cedera medula spinalis atau otak. Oleh karena itu, tingkat kecurigaan yang tinggi perlu dimiliki seorang dokter untuk dapat dengan cepat mendiagnosis syok neurogenik.[2,8,19]

Riwayat penyakit lainnya yang perlu diwaspadai adalah adanya infark medula spinalis (spinal cord infarction). Kondisi ini dicurigai jika terdapat nyeri akut dan mendadak pada tulang belakang yang dapat menjalar ke perut, disertai adanya kelemahan bilateral, parestesia, dan hilangnya sensori.

Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah adanya ketidakmampuan untuk berkemih atau defekasi, serta defisit neurologis yang sesuai dengan tingkat terjadinya lesi. Selain itu, dokter juga harus menggali penyakit yang menjadi faktor risiko infark medula spinalis, seperti meningitis bakterial akut, abses epidural dan subdural, serta infeksi varicella, herpes simpleks, atau virus lainnya. Terdapat juga faktor risiko lainnya, seperti pembedahan aorta, injeksi untuk blok saraf foraminal, serta injeksi yang dilakukan oleh pengguna narkotika, psikotropika, atau zat adiktif lainnya (NAPZA) suntik.

Syok lain seperti syok kardiogenik juga dapat menyebabkan terjadinya syok neurogenik. Untuk itu, dokter harus menanyakan gejala atau faktor risiko yang berhubungan dengan syok lainnya, misalnya adanya kelainan jantung pada pasien.[2,8,19]

Pada kasus sindrom Guillain Barre, penurunan kondisi pasien yang disertai adanya hipotensi dan bradikardia perlu menjadi dasar kecurigaan terhadap syok neurogenik.[2,8]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, pasien dengan syok neurogenik biasanya menunjukkan gejala utama berupa hipotensi (tekanan sistolik <100 mmHg) dan bradikardia relatif. Pada syok yang berhubungan dengan trauma, hipotensi umumnya direspons secara fisiologis dengan adanya takikardia. Sebaliknya, pada syok neurogenik, tidak terjadi respons takikardia terhadap hipotensi yang terjadi. Hal ini dikenal sebagai bradikardia relatif.

Kondisi bradikardia relatif ini dapat diperparah pada kondisi hipoksia, yang dapat terjadi pada cedera medula spinalis akibat adanya paralisis otot respiratori dan diafragma. Kondisi bradikardia juga dapat diperparah oleh kegiatan yang menyebabkan stimulasi vagal, seperti mengejan.[2,8,19]

Kulit pasien pada awal syok neurogenik dapat hangat dan kemerahan. Selanjutnya dapat terjadi hipotermia pada pasien yang disebabkan oleh vasodilatasi parah dan hilangnya panas tubuh.[2,19]

Hipertensi dapat juga terjadi pada awal syok neurogenik, sebelum diikuti oleh hipotensi. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh instabilitas sistem saraf otonom akibat terjadinya cedera medula spinalis.[2,4]

Pada kasus trauma, dokter harus mewaspadai adanya perdarahan, terutama perdarahan yang tidak kasat mata (concealed bleeding).[2,8,19]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding syok neurogenik terdiri dari syok lainnya, seperti syok kardiogenik dan syok hemorrhagik. Kemungkinan syok hemorrhagik terutama harus dipertimbangkan pada pasien trauma.[2,4,19]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang syok neurogenik terdiri dari pencitraan, pengukuran tekanan vena sentral, EKG, echocardiography, serta pemeriksaan darah.

Pencitraan

Pencitraan otak atau medula spinalis (CT Scan kepala, MRI otak) dilakukan untuk melihat adanya cedera pada medula spinalis atau otak.

Pengukuran Tekanan Vena Sentral

Pengukuran tekanan vena sentral: menggunakan kateter vena sentral, biasanya menunjukkan tekanan yang rendah oleh karena penurunan resistensi vaskular sistemik.

EKG

Elektrokardiogram (EKG): dilakukan untuk mendeteksi penyebab syok neurogenik yang berasal dari jantung, biasanya ditemukan kelainan gelombang QRS, T, dan kelainan segmen ST.

Echocardiography

Echocardiography: mendeteksi penyebab syok neurogenik yang berasal dari jantung, dapat ditemukan apical ballooning karena hipokinesis jantung akibat kelainan simpatetik.

Pemeriksaan Darah

Pada pemeriksaan darah rutin, dapat ditemukan leukositosis pada kasus infeksi. Pemeriksaan serum kortisol juga dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya insufisiensi adrenal. Selain itu, kultur darah juga dapat dipertimbangkan pada pasien yang mengalami demam untuk mengetahui penyebab infeksi yang mungkin terjadi.[1,2]

Referensi

1. Furlan, J.C. and M.G. Fehlings, Cardiovascular complications after acute spinal cord injury: pathophysiology, diagnosis, and management. Neurosurg Focus, 2008. 25(5): p. E13. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18980473
2. Mack, E.H., Neurogenic shock. The Open Pediatric Medicine Journal, 2013. 7(1). https://benthamopen.com/ABSTRACT/TOPEDJ-7-16
4. Chin, L.S., F.B. Mesfin, and S.T. Dawodu. Spinal Cord Injuries. Emergency Medicine 2018; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/793582-overview#a1.
8. Dave, S. and J. Cho. Shock, Neurogenic. 2018; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459361/.
19. Summers, R.L., et al., Characterization of the spectrum of hemodynamic profiles in trauma patients with acute neurogenic shock. Journal of Critical Care, 2013. 28(4): p. 531.e1-531.e5. http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0883944113000452

Epidemiologi Syok Neurogenik
Penatalaksanaan Syok Neurogenik

Artikel Terkait

  • Red Flag Pingsan
    Red Flag Pingsan
Diskusi Terkait
dr. Fuad Dheni Musthofa
Dibalas 30 Oktober 2019, 18:15
Penyebab nyeri pinggang hebat yang menjalar sampai ke kaki hingga menyebabkan kematian
Oleh: dr. Fuad Dheni Musthofa
11 Balasan
Selamat malam dok, izin menyampaikan kasusPasien usia 26th, laki laki, rutin bermain sepak bola. dtg dengan keluhan nyeri di pinggang, menjalar sampai ke...
dr. Ni Wayan Eka Supyanti
Dibalas 28 Agustus 2018, 13:42
penatalaksanaan syok neurogenik
Oleh: dr. Ni Wayan Eka Supyanti
4 Balasan
Alo dok!Ijin sharing kasus ya dokjam 03.00 pagi Seorang laki2 , usia 52tahun , datang ke UGD dengan keluhan sulit BAB sejak 2 minggu , flatus (+), BAB masih...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.