Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Sindrom Reye general_alomedika 2023-05-10T15:12:13+07:00 2023-05-10T15:12:13+07:00
Sindrom Reye
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Sindrom Reye

Oleh :
dr. Evelyn Ongkodjojo
Share To Social Media:

Etiologi sindrom Reye meliputi infeksi virus, seperti virus influenza, virus varicella-zoster, dan virus parainfluenza. Selain itu, etiologi sindrom Reye juga dapat berupa penggunaan obat, seperti salisilat, paracetamol, atau obat antiinflamasi nonsteroid tertentu, serta toksin.

Etiologi

Sindrom Reye dapat disebabkan oleh infeksi virus, penggunaan obat-obatan, atau toksin.

Patogen Virus

Hasil pemantauan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) antara tahun 1980 hingga 1997 menunjukkan bahwa 73% kasus sindrom Reye didahului oleh infeksi virus influenza, 21% oleh infeksi varicella, dan 14% oleh infeksi gastroenteritis. Sindrom Reye juga dapat disebabkan oleh infeksi virus lain seperti coxsackie, parainfluenza, Epstein-Barr (EBV), cytomegalovirus (CMV), adenovirus dan hepatitis.

Meskipun jarang, beberapa patogen bakteri seperti Chlamydia, Bordetella pertussis, Mycoplasma, dan Shigella juga dapat menyebabkan sindrom Reye.[1,2]

Salisilat

Hubungan antara sindrom Reye dengan penggunaan salisilat, terutama aspirin, telah lama dipelajari di seluruh dunia. Meskipun kurang dari 0,1% anak yang menggunakan aspirin dilaporkan mengalami sindrom Reye, lebih dari 80% anak yang terdiagnosa sindrom Reye memiliki riwayat konsumsi aspirin dalam 3 minggu terakhir.

Pada tahun 1980, muncul rekomendasi untuk menghindari penggunaan aspirin pada anak karena hal ini. Pembatasan ini memberikan dampak penurunan jumlah laporan kasus sindrom Reye secara drastis.[1,2]

Obat Lainnya

Paracetamol, tetrasiklin produksi lama, asam valproat, warfarin, zidovudin didanosin, dan beberapa obat neoplastik mungkin berkaitan dengan sindrom Reye atau Reye-like syndrome. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti natrium diklofenak dan asam mefenamat, juga diduga dapat memicu sindrom Reye atau memperburuk kondisi sindrom Reye.[2]

Toksin

Sindrom Reye dan Reye-like syndrome juga dapat berkaitan dengan penggunaan insektisida, herbisida, aflatoksin, alkohol isopropil, paint thinner, margosa oil, jamur hepatotoksik, dan medikasi herbal dengan atractyloside. Selain itu, toksin Bacillus cereus cereulide juga pernah dilaporkan menginduksi kejadian sindrom Reye.[2]

Faktor Risiko

Faktor risiko sindrom Reye adalah penyakit yang memerlukan pengobatan asam asetilsalisilat jangka panjang, contohnya penyakit Kawasaki. Selain itu, risiko juga lebih tinggi pada pasien yang memiliki inborn errors of metabolism (IEM), seperti kelainan oksidasi asam lemak, kelainan siklus urea, amino and organic acidopathies, dan defisiensi carnitine primer. Pasien yang pernah mengalami sindrom Reye juga memiliki risiko lebih tinggi.[2,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Chapman J, Arnold JK. Reye Syndrome. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526101/
2. Weiner DL. Reye Syndrome. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/803683-overview#a1
7. Su EJ, Hsieh JH, et al. Reye’s Syndrome arising from the treatment of Kawasaki disease. Hong Kong Journal of Paediatrics. 2018:23(2):185-7.

Patofisiologi Sindrom Reye
Epidemiologi Sindrom Reye
Diskusi Terbaru
dr.Afif Naufar
Dibalas kemarin, 17:34
Luka bakar terkena knalpot motor - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr.Afif Naufar
1 Balasan
Alo Dokter. Pasien perempuan 22 tahun konsultasi melalui chat dengan keluhan kaki betis terkena knalpot 2 hari lalu. Luka sudah dikompres dingin dan diberi...
dr.Tia fajarsari
Dibalas 2 jam yang lalu
Tatalaksana lanjutan pada pasien dengan suspek hordeolum yang tidak membaik dengan antibiotik topikal
Oleh: dr.Tia fajarsari
3 Balasan
Alo dokter, izin tanya dok ada pasien usia 30 thn Keluhan benjolan di mata sebelah kiri dirasakan 1 minggu lebihMakin membesar dan nyeri Sdh di berikan obat...
dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
Dibalas 22 jam yang lalu
Tatalaksana tangan kering dan sering gatal - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Kevyn Renaldy Wiratama Popang
4 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien remaja usia 15 tahun dengan keadaan di gambar, awalnya pasien tidak merasakan apa-apa ,namun sudah beberapa hari ini gatal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.