Etiologi Sindrom Nyeri Miofasial
Etiologi sindrom nyeri miofasial belum sepenuhnya dipahami. Nyeri pada sindrom nyeri miofasial diduga disebabkan oleh stimulasi saraf sensorik oleh zat algogenik di lingkungan inflamasi dan kompresi jaringan edema. Otot dan fasia yang menderita peradangan aseptik dapat menyebabkan adhesi.
Sindrom nyeri miofasial umumnya terjadi pada individu yang melakukan aktivitas statis tingkat rendah berkelanjutan, seperti pekerja kantoran, musisi, dan dokter gigi. Ketegangan residual yang dihasilkan oleh gaya statis yang terus-menerus dari postur kerja jangka panjang menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan penumpukan metabolit yang merangsang ujung saraf perifer dan menyebabkan disfungsi saraf.[1,13]
Faktor Risiko
Timbulnya myofascial trigger point (MTrPs) pada sindrom nyeri miofasial dapat dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor risiko. Faktor predisposisi munculnya MTrPs meliputi:
- Cedera otot akut atau stres otot kontinu
- Stres mental, kelelahan berlebihan atau kurang tidur
- Pendinginan otot yang intens[13]
Cedera otot akut atau stres otot kontinu bisa berkaitan dengan faktor ergonomis yang mencakup penggunaan otot secara berlebihan. Misalnya mengangkat benda berat berulang kali atau aktivitas berulang yang terus menerus, seperti yang dialami pekerja kantoran dan musisi.
Faktor struktural abnormal yang dapat berkontribusi pada munculnya MTrPs mencakup adanya skoliosis, spondylosis, osteoarthritis, penyakit kronis, dan kondisi degeneratif tulang belakang.[1]
Faktor risiko munculnya MTrPs pada sindrom nyeri miofasial meliputi:
- Perubahan hormonal dan kelainan metabolisme, seperti hipotiroidisme dan menopause
- Defisiensi nutrisi, seperti defisiensi vitamin B dan zat besi
- Infeksi kronis
- Ketidakstabilan biomekanik kronis lokal
- Gangguan sistem imun[2,3,13]