Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tension Type Headache general_alomedika 2025-04-14T15:17:23+07:00 2025-04-14T15:17:23+07:00
Tension Type Headache
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Penatalaksanaan Tension Type Headache

Oleh :
dr. Catherine Ranatan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tension type headache atau TTH dapat berupa tata laksana untuk meredakan TTH akut, misalnya dengan ibuprofen atau paracetamol. Tata laksana pada TTH kronis juga meliputi terapi preventif, misalnya dengan amitriptyline.

Tata Laksana Tension Type Headache Akut

Pada TTH episodik, tata laksana terutama bersifat simtomatik untuk meredakan nyeri kepala. Obat-obatan, seperti kombinasi ibuprofen dan paracetamol, dapat diberikan untuk nyeri kepala intensitas ringan hingga sedang, atau jika nyeri kepala mengganggu aktivitas pasien. Paracetamol tidak disarankan untuk digunakan secara tunggal, karena memiliki efikasi yang rendah.[3,20]

Terapi Medikamentosa

Tinjauan sistematis dan metaanalisis dari Cochrane tahun 2015 menyatakan terapi farmakologis terbaik untuk nyeri akut adalah ibuprofen 400 mg dan paracetamol 1000 mg. Penggunaan kedua obat ini bersamaan memberikan efek sinergistik yang meningkatkan efektivitasnya, dan efek samping yang lebih rendah dibandingkan plasebo.[21]

Penggunaan ibuprofen kerja cepat dengan dosis 200 mg dan 400 mg, ibuprofen 200 mg dan kafein 100 mg, serta natrium diklofenak 50 mg juga memiliki efektivitas yang baik. Obat antiinflamasi nonsteroid lain (OAINS), misalnya naproxen 385–550 mg atau ketoprofen 25–50 mg terbukti lebih efektif dibandingkan plasebo.[21]

Paracetamol 1000 mg yang digunakan secara tunggal memiliki efikasi yang lebih rendah, sehingga hanya disarankan bagi pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap OAINS.[20]

Medikamentosa yang Perlu Dihindari

Terdapat beberapa obat-obatan yang tidak direkomendasikan dalam tata laksana TTH episodik. Golongan opioid, termasuk kodein dan dihidrokodein, tidak efektif untuk mengatasi sakit kepala, berisiko menimbulkan ketergantungan, serta sering dihubungkan dengan medication overuse headache.

Golongan barbiturat, seperti fenobarbital, metamizol, dan golongan triptan, seperti sumatriptan juga sebaiknya tidak digunakan pada TTH episodik. Dokter juga perlu memberitahu pasien agar tidak menggunakan analgesik secara berlebihan untuk mencegah timbulnya medication overuse headache.[1,20]

Tata Laksana Profilaksis

TTH kronis dan TTH episodik yang terjadi >2 kali/minggu merupakan indikasi pemberian terapi profilaksis. Tata laksana profilaksis dapat berupa medikamentosa maupun nonmedikamentosa. Obat profilaksis mungkin perlu diberikan selama 2–3 bulan sampai efikasinya terlihat. Penghentian obat profilaksis secara bertahap (tapered withdrawal) dapat dilakukan jika gejala TTH telah terkontrol selama 6 bulan.[1,20]

Tata Laksana Medikamentosa

Obat lini pertama untuk terapi profilaksis TTH adalah amitriptyline 10–100 mg yang diberikan pada malam hari. Nortriptyline dengan dosis yang sama juga dapat digunakan apabila pasien tidak dapat mentoleransi efek samping amitriptyline. Terapi lini kedua dan ketiga adalah menggunakan mirtazapine 15–30 mg/hari dan venlafaxine 75–150 mg/hari.[4,20]

Tata Laksana Nonmedikamentosa

Tata laksana nonmedikamentosa terutama dapat diberikan bagi pasien geriatri. Terapi perilaku, seperti biofeedback, cognitive-behavioral therapy (CBT), dan terapi relaksasi telah terbukti efektif dalam menangani TTH. Terapi fisik, dengan paparan stimulus panas dan dingin, peregangan, dan masase dapat meringankan kontraski otot dan rasa nyeri. Penggunaan ultrasound, serta transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) juga direkomendasikan.[6]

Selain itu, manajemen tidur, konsumsi pola makan bergizi, dan berolahraga rutin turut direkomendasikan dalam tata laksana TTH. Pengobatan alternatif, misalnya akupuntur, telah banyak diteliti.[3,4]

Tinjauan sistematis dan metaanalisis pada tahun 2021 menilai efektivitas akupuntur pada TTH. Studi ini melibatkan 557 peserta. Hasilnya, akupuntur terbukti dapat mengurangi intensitas nyeri kepala yang diukur menggunakan visual analog scale (VAS), dan frekuensi nyeri kepala dalam jangka panjang, dibandingkan kelompok plasebo yang menerima sham acupuncture.[22]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Blanda M. Tension Headache. Medscape. 2017 https://emedicine.medscape.com/article/792384-overview#a3
3. Shah N, Hameed S. Muscle Contraction Tension Headache. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562274/
4. Ashina S, Mitsikostas DD, Lee MJ, et al. Tension-type headache. Nat Rev Dis Primers. 2021 Mar 25;7(1):24. doi: 10.1038/s41572-021-00257-2.
6. Ahmed SMS. Muscle Contraction Tension Headache. Medscape. 2019 https://emedicine.medscape.com/article/1142908-overview#a4
20. Steiner TJ, Jensen R, Katsarava Z, et al. Aids to management of headache disorders in primary care (2nd edition) : on behalf of the European Headache Federation and Lifting The Burden: the Global Campaign against Headache. J Headache Pain. 2019 May 21;20(1):57. doi: 10.1186/s10194-018-0899-2.
21. Moore RA, Wiffen PJ, Derry S, et al. Non-prescription (OTC) oral analgesics for acute pain - an overview of Cochrane reviews. Cochrane Database Syst Rev. 2015 Nov 04;(11):CD010794.
22. Kolokotsios S, Stamouli A, Koukoulithras I, et al. The Effectiveness of Acupuncture on Headache Intensity and Frequency in Patients With Tension-Type Headache: A Systematic Review and Meta-Analysis. Cureus. 2021 Apr 1;13(4):e14237. doi: 10.7759/cureus.14237.

Diagnosis Tension Type Headache
Prognosis Tension Type Headache

Artikel Terkait

  • Hubungan Defisiensi Vitamin D dengan Tension Type Headache
    Hubungan Defisiensi Vitamin D dengan Tension Type Headache
  • I-FiBH Trial: Cairan Intravena untuk Sakit Kepala Ringan – Telaah Jurnal Alomedika
    I-FiBH Trial: Cairan Intravena untuk Sakit Kepala Ringan – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 29 Mei 2025, 12:52
Sakit mata sampai ke belakang kepala - ALOPALOOZA MATA
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
3 Balasan
Ada yg konsul, wanita muda seorang mahasiswa tk akhir mengeluh bangun pagi mata kiri nyut2an, berair, tidak merah, disertai sakit kepala menjalar ke belakang...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 30 Mei 2023, 09:59
Peran Terapi Antibodi Monoklonal untuk Cluster Type Headache Episodik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter,Antibodi monoklonal tengah diteliti manfaatnya dalam penanganan cluster type headache (CTH), di mana antibodi monoklonal telah dilaporkan...
Anonymous
Dibalas 30 Maret 2022, 21:08
Pilihan obat lain untuk tension headache selain ibuprofen dan paracetamol
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Alo dokter izin diskusi. Penanganan sakit kepala berdenyut selain ibuprofen dan Paracetamol apa saja yang ampuh dokter. Pasien tidak migrain. Tidak ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.