Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Ulkus Kornea general_alomedika 2023-07-17T13:55:16+07:00 2023-07-17T13:55:16+07:00
Ulkus Kornea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Ulkus Kornea

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Diagnosis ulkus kornea ditegakkan dengan defek epitel kornea disertai kekeruhan kornea. Keluhan yang umumnya timbul adalah mata merah, nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, sekret dari mata, dan mata berair.

Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan mata anterior, pemeriksaan tajam penglihatan dan respon pupil, yang dapat dilanjutkan dengan tes fluoresensi dan tes seidel. Deteksi etiologi dapat dilakukan dengan kultur sekret atau infiltrat kornea.[1,3–5,11–15]

Anamnesis

Anamnesis keluhan pada ulkus kornea umumnya berupa mata merah, nyeri sedang-berat, sensasi benda asing, fotofobia, mata berair, dengan/tanpa sekret mata. Nyeri pada ulkus kornea cukup signifikan, karena pada kornea terdapat ujung saraf sensorik. Akan tetapi, pada etiologi infeksi virus herpes simpleks, seringkali nyeri  yang dirasakan tidak terlalu signifikan.

Anamnesis mengenai nyeri juga meliputi karakteristik nyeri, di mana nyeri tajam lebih menunjukkan infeksi bakteri, sedangkan sensasi benda asing lebih menunjukkan infeksi virus. Nyeri yang terjadi/memberat terutama saat melihat cahaya biasanya lebih berhubungan dengan autoimun maupun etiologi non-infeksius. Gangguan tajam penglihatan terutama pada keadaan opasitas maupun ulkus kornea yang sudah melibatkan aksis visual.[1,3–5,12,13,22]

Anamnesis lebih lanjut perlu mencakup onset, durasi gejala, faktor yang meringankan atau memperberat gejala, serta pengobatan yang telah dilakukan. Selain itu, faktor risiko yang perlu digali adalah:

  • Penggunaan lensa kontak, termasuk tipe, cara penyimpanan, kebersihan, penggunaan jangka panjang, dan penggunaan selama tidur atau berenang
  • Riwayat trauma maupun kelainan okular
  • Riwayat operasi mata
  • Riwayat infeksi, seperti infeksi herpes simpleks

  • Riwayat pekerjaan dan kemungkinan paparan area mata
  • Riwayat penggunaan obat
  • Riwayat penyakit sistemik, seperti penyakit autoimun, diabetes mellitus, dan HIV[1,3–5,12,13]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik mata yang dilakukan adalah pemeriksaan mata anterior, pemeriksaan visus, tekanan intraokular, dan respon pupil.

Pemeriksaan mata anterior sebaiknya dilakukan dengan menggunakan slit lamp. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan defek pada epitel kornea berupa gangguan opasitas berwarna kuning atau putih yang mungkin disertai kekeruhan kornea.[1,3-5,13]

Sumber: Openi, 2014. Sumber: Openi, 2014.

Gambar 2. Ulkus Kornea pada Slit Lamp.

Ulkus kornea dalam yang melibatkan seluruh ketebalan kornea dapat memberikan komplikasi infeksi pada kamera okuli anterior (KOA). Pada kondisi ini, dapat ditemukan hipopion dengan meningkatan tekanan intraokular dan gangguan respons pupil.

Gangguan tajam penglihatan yang diidentifikasi dari pemeriksaan visus dapat terjadi pada kondisi dimana ulkus maupun gangguan opasitas kornea sudah mencapai aksis visual. Hal ini karena, kornea yang merupakan organ refraktif.[1,3–5,13]

Klasifikasi

Ulkus kornea dapat dibagi berdasarkan lokasi dan etiologi.

Klasifikasi Menurut Lokasi

Berdasarkan lokasi, ulkus kornea dibagi menjadi:

  • Ulkus kornea sentral yang sering disebabkan oleh infeksi, seperti bakteri, virus, atau jamur
  • Ulkus kornea marginal yang sering ditemukan pada orang tua dan berhubungan dengan penyakit autoimun[1,3–5,13]

Klasifikasi Menurut Etiologi

Berdasarkan etiologi, ulkus kornea dibagi menjadi ulkus kornea infeksi dan noninfeksi:

Bakteri:

Pada ulkus kornea yang berhubungan dengan infeksi bakteri, biasanya destruksi kornea terjadi secara cepat, dalam 24-48 jam. Kornea tampak berwarna putih kekuningan sampai keabuan yang berbatas tegas. Edema stroma dapat terjadi bila pengobatan tidak adekuat.[1,3–5,13]

Virus:

Ulkus kornea oleh virus seringkali disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Gambaran khas untuk infeksi virus adalah lesi dendritik, yaitu lesi linear bercabgan dengan bulbus terminal dan batas epitel yang membengkak serta mengandung virus hidup. Pada ulkus virus herpes, dapat diikuti oleh vesikel pada lapisan epitel yang apabila pecah akan menimbulkan ulkus yang nekrosis.[1,3–5,13]

Jamur:

Ulkus kornea yang berhubungan dengan infeksi jamur biasanya bersifat indolen dengan infiltrat dan ulkus keabuan, batas ireguler, reaksi inflamasi hebat, dan kadang disertai lesi satelit. Pada sebagian besar kasus terdapat plak endotel, inflamasi hebat pada kamera okuli anterior, dan abses kornea yang berlanjut sampai dengan perforasi kornea.[1,3–5,13]

Amoeba:

Ulkus kornea karena infeksi amoeba, seperti Acanthamoeba, sering berkaitan dengan penggunaan lensa kontak. Gambaran ulkus indolen, terdapat infiltrat perineural, dan berbentuk cincin di parasentral.[1,3–5,13]

Tabel 1. Gambaran Klinis Ulkus Kornea pada Infeksi Jamur VS Acanthamoeba

Sumber: Openi, 2014 dan Openi, 2015. Sumber: Openi, 2014 dan Openi, 2015.

Ulkus Kornea Non-Infeksi:

Ulkus kornea non-infeksi sering berhubungan dengan penyakit autoimun. Biasanya memiliki karakteristik berupa ulkus perifer disertai kelainan vaskular kolagen. Keadaan ini dapat ditemukan pada rheumatoid arthritis, granulomatosis Wegener, poliarteritis nodosa, dan sindrom Churg-Strauss.

Pada kondisi kronis dapat terjadi ulserasi yang menetap pada bagian perifer kornea, disertai rasa nyeri, penggaungan limbus yang progresif, sehingga berisiko terjadi perforasi kornea.[1,3–5,13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding ulkus kornea adalah keratitis nonulseratif, benda asing kornea, glaukoma akut, dan uveitis anterior.[3,4,16]

Keratitis Nonulseratif

Keratitis adalah inflamasi pada kornea yang bisa disebabkan oleh etiologi infeksi atau non-infeksi. Gejala yang dialami adalah penurunan visus, rasa nyeri, injeksi siliar dan mata berair. Keratitis merupakan reaksi inflamasi umum pada kornea dengan salah satu komplikasinya adalah ulkus kornea.

Perbedaan keduanya adalah dari karakteristik ulkus kornea yang berupa defek pada epitel kornea yang mencapai stroma korne atau lebih dalam. Pada keratitis murni, reaksi inflamasi biasanya akan menyebabkan gangguan opasitas kornea tanpa disertai defek epitel atau ulkus pada kornea.[3,4]

Benda Asing Kornea

Benda asing kornea dapat memberikan gejala sensasi benda asing/rasa mengganjal. Benda asing dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik kornea atau terdapat riwayat paparan benda asing sebelumnya. Pasien juga dapat mengeluh nyeri saat mengedip atau melirik, sedangkan pada ulkus kornea umumnya nyeri lebih intens.[3,4]

Glaukoma Akut

Glaukoma akut merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan intraokular yang menyebabkan kerusakan saraf optik. Gejala berupa nyeri, penurunan tajam penglihatan, yang bisa disertai dengan mual, muntah, dan nyeri kepala. Pada pemeriksaan akan tampak injeksi konjungtiva, pupil nonreaktif dan middilatasi, bilik mata depan dangkal, dan peningkatan tekanan intraokular > 21 mmHg.[3,4]

Uveitis Anterior

Uveitis anterior adalah inflamasi terbatas pada iris atau badan siliar dengan onset akut. Gejala yang dialami adalah nyeri dan mata merah tanpa sekret, dengan tampakan injeksi, keratik presipitat, sel dan flare, serta miosis inflamatorik. Sebagian besar kasus disertai dengan gejala fotofobia dan penurunan tajam penglihatan yang ringan.[4,16]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya dilakukan bila diagnosis inkonklusif, melihat komplikasi seperti perforasi kornea, dan identifikasi etiologi misalnya kultur hapusan sekret mata.

Tes Fluoresensi

Tes fluoresensi dilakukan dengan meneteskan zat warna fluoresein pada mata, kemudian diirigasi dengan cairan steril aquades. Selanjutnya, kondisi kornea dievaluasi dengan lampu celah menggunakan lampu biru. Temuan warna hijau pada kornea mengindikasikan adanya defek pada epitel kornea.[1,2,4]

Sumber: Wikimedia Commons, 2019 dan Wikimedia Commons, 2017. Sumber: Wikimedia Commons, 2019 dan Wikimedia Commons, 2017.

Gambar 3. Hasil Tes Fluoresensi pada Ulkus Kornea karena Infeksi Bakteri (kanan) dan Infeksi Virus (kiri).

Tes Seidel

Pada tes seidel, fluoresein diteteskan kemudian diberikan sedikit penekanan pada bola mata. Setelahnya, dilihat dengan lampu celah menggunakan lampu biru untuk mengetahui apakah ada gambaran cairan aqueous mengalir keluar dari defek kornea. Bila ditemukan, maka dicurigai telah terjadi perforasi kornea.[1,2,4]

Konfirmasi Etiologi

Etiologi dapat dikonfirmasi dengan melakukan kultur pada infiltrat atau pus dari ulkus kornea. Penyebab tersering adalah bakteri. Patogen yang banyak dilaporkan adalah Staphylococcus aureus, coagulase negative Staphylococcus, dan Pseudomonas aeruginosa.[1,2,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Lin A, Rhee MK, Akpek EK, Amescua G, Farid M, Garcia-Ferrer FJ, Varu DM, Musch DC, Dunn SP, Mah FS., American Academy of Ophthalmology Preferred Practice Pattern Cornea and External Disease Panel. Bacterial Keratitis Preferred Practice Pattern®. Ophthalmology. 2019 Jan;126(1):P1-P55.
2. Ahmed F, House RJ, Feldman BH. Corneal Abrasions and Corneal Foreign Bodies. Prim Care. 2015 Sep;42(3):363-75.
3. Gilani CJ, Yang A, Yonkers M, Boysen-Osborn M. Differentiating Urgent and Emergent Causes of Acute Red Eye for the Emergency Physician. West J Emerg Med. 2017 Apr;18(3):509-51
4. Park J, Lee KM, Zhou H, Rabin M, Jwo K, Burton WB, et al. Community practice patterns for bacterial corneal ulcer evaluation and treatment. Eye Contact Lens. 2015 Jan. 41 (1):12-8
5. Bouheraoua N, Labbé A, Chaumeil C, Liang Q, Laroche L, Borderie V. [Acanthamoeba keratitis]. J Fr Ophtalmol. 2014 Oct;37(8):640-52
11. Cao Y, Zhang W, Wu J, Zhang H, Zhou H. Peripheral Ulcerative Keratitis Associated with Autoimmune Disease: Pathogenesis and Treatment. J Ophthalmol. 2017;2017:7298026
12. Loh K, Agarwal P. Contact lens related corneal ulcer. Malays Fam Physician. 2010;5(1):6-8
13. Farahani M, Patel R, Dwarakanathan S. Infectious corneal ulcers. Dis Mon. 2017 Feb;63(2):33-37.
14. Cope JR, Collier SA, Srinivasan K, Abliz E, Myers A, Millin CJ, Miller A, MS. Tarver ME. Contact Lens-Related Corneal Infections - United States, 2005-2015. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2016 Aug 19;65(32):817-20
15. Jeng BH, Gritz DC, Kumar AB, Holsclaw DS, Porco TC, Smith SD, Whitcher JP, Margolis TP, Wong IG. Epidemiology of ulcerative keratitis in Northern California. Arch Ophthalmol. 2010 Aug;128(8):1022-8
16. French DD, Margo CE. Demographic patterns of ED patients diagnosed as having corneal ulcer. Am J Emerg Med. 2013 Jul;31(7):1082-5. doi: 10.1016/j.ajem.2013.03.052. Epub 2013 May 17. PMID: 23688560.
22. American Academy of Ophthalmology (AAO). BCSC 2022–2023 8. External Disease and Cornea. AAO, 2022.

Epidemiologi Ulkus Kornea
Penatalaksanaan Ulkus Kornea

Artikel Terkait

  • Diagnosis dan Penanganan Cedera Mata Terkait Pekerjaan Mengelas di Layanan Kesehatan Primer
    Diagnosis dan Penanganan Cedera Mata Terkait Pekerjaan Mengelas di Layanan Kesehatan Primer
  • Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ulkus Kornea Bakteri dan Penyembuhannya
    Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ulkus Kornea Bakteri dan Penyembuhannya
Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 14 Agustus 2023, 14:43
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ulkus Kornea Bakteri dan Penyembuhannya - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Ulkus kornea merupakan salah satu penyebab kebutaan tersering. Oleh karena itu, sangat penting untuk memerhatikan dengan seksama jenis ulkus...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.