Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Spondylolisthesis general_alomedika 2023-07-24T11:48:05+07:00 2023-07-24T11:48:05+07:00
Spondylolisthesis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Spondylolisthesis

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Penatalaksanaan spondylolisthesis bergantung pada usia, penyebab, tipe dan derajat, serta tingkat morbiditas gejala klinis pasien. Tujuan utama penatalaksanaan adalah mengurangi morbiditas dan menekan progresivitas penyakit hingga tercapai remisi. Penanganan terdiri dari terapi konservatif dan operatif, sedangkan spondilolistesis tipe patologis membutuhkan terapi sesuai penyakit yang mendasari.[1,7,13]

Penatalaksanaan Konservatif

Terapi konservatif merupakan pilihan awal untuk spondilolistesis, terutama pasien dengan usia muda yang dapat mentoleransi intervensi konservatif. Terapi konservatif juga menjadi pilihan pada pasien yang masih mampu melakukan aktivitas tanpa hambatan, berjalan dengan baik, tanpa gejala defisit neurologis, serta mampu mengontrol keinginan untuk miksi dan defekasi.[7,18,24]

Terapi konservatif dilakukan selama 3‒8 bulan dengan memantau gejala klinis serta progresivitas penyakit. Diawali dengan tirah baring dan modifikasi aktivitas, pemberian medikamentosa analgesik dan anti inflamasi, serta perawatan rehabilitasi medik yang harus dilakukan secara bersamaan.[4,7,24-25]

Tirah Baring

Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi rasa nyeri, meningkatkan fungsional vertebra, memperbaiki postur tubuh sehingga kualitas hidup pasien akan lebih baik, serta mencegah komplikasi.[4,7,13]

Tirah baring dalam waktu 2 hari telah terbukti efektif dalam mengurangi rasa nyeri pada kasus spondilolistesis. Posisi tidur yang dianjurkan adalah terlentang dan miring, dengan menempatkan bantal di bawah kedua lutut. Bantal kepala dipilih yang tidak terlalu tinggi.[24,25,30]

Cara memulai berbaring yang benar pada saat gejala akut adalah:

  • Pasien duduk perlahan di pinggir tempat tidur
  • Kemudian pasien berbaring menyamping dengan dibantu lengan, di mana paha dan lutut tetap dalam keadaan fleksi
  • Pasien dapat merubah posisi menjadi terlentang, serta kaki perlahan diluruskan dan diganjal dengan bantal di bawah lutut

Sedangkan cara bangun dari posisi berbaring pada pasien spondilolistesis dimulai dari menekuk kedua lutut, memiringkan badan, kemudian mengangkat badan dengan bantuan lengan.[24,25,30]

Modifikasi Aktivitas

Pasien spondilolistesis dianjurkan untuk mengurangi durasi aktivitas harian, serta merubah posisi duduk dan berdiri. Posisi duduk yang benar adalah bersandar, sedangkan posisi berdiri yang benar adalah berdiri tegak dan tidak membungkuk atau terlalu membusungkan dada. Jika melakukan aktivitas dengan posisi berdiri yang lama maka diusahakan salah satu lutut fleksi secara bergantian, misalnya  salah satu kaki dinaikan pada  pijakan.[24,25,30]

Pasien spondilolistesis juga disarankan untuk mengangkat beban dengan cara yang benar (lifting technique), yaitu:

  • Beban harus terletak sedekat mungkin dengan tubuh
  • Punggung dalam keadaan lurus, diikuti dengan paha dan lutut dalam posisi fleksi
  • Vertebra jangan berputar/torsi
  • Beban diangkat dengan kecepatan konstan dan tidak terburu-buru[18,24,25,30]

Analgesik

Obat antinyeri yang dapat diberikan misalnya tramadol 50 mg setiap 4−6 jam. Dapat juga diberikan antiinflamasi, seperti ibuprofen 800 mg setiap 8 jam.[13,22]

Transforaminal Epidural Steroid (TFE)

Injeksi TFE merupakan salah satu pilihan terapi untuk nyeri punggung bawah, termasuk spondilolistesis. Terapi ini memiliki efektivitas yang baik, karena targeted delivery steroid langsung ke lokasi patologis. Injeksi TFE diberikan pada pasien spondilolistesis yang mengalami nyeri radikuler persisten.[23]

Studi oleh Sencan et al melaporkan injeksi TFE dapat meredakan nyeri sebesar 80% selama rata-rata 6 bulan pada pasien spondilolistesis degeneratif. Sementara pada pasien dengan spondilolistesis istmik, injeksi TFE dapat meredakan nyeri sebesar 50% selama rata-rata 3,5 bulan.[23]

Spinal Bracing

Spinal bracing merupakan pilihan terapi konservatif untuk fiksasi tulang belakang. Spinal bracing berperan sebagai penyangga vertebra, sehingga beban tekanan pada diskus berkurang. Jenis spinal bracing yang digunakan pada spondilolistesis adalah korset, brace, dan spine orthosis.

Korset merupakan kain soft fabric dengan penyangga yang kokoh di dalamnya, dan dilengkapi dengan tali depan, belakang, dan samping. Brace terbuat dari plastik dengan tingkat rigiditas yang lebih baik dibandingkan korset. Spine orthosis terbuat dari termoplastik, serat karbon, logam, karet, dan kombinasi bahan lainnya. Spine orthosis diklasifikasikan menurut regio vertebra, yaitu cervical orthosis (CO), cervicothoracic orthosis (CTO), dan thoracolumbosacral orthosis (TLSO). Beberapa orthosis dapat dibeli bebas, sedangkan yang lainnya memerlukan peresepan dari dokter.[12,24,25]                       .

Rehabilitasi Medik

Rehabilitasi medik untuk penderita spondilolistesis terdiri dari latihan gerakan dan postur tubuh, serta kegiatan fisik untuk mencegah impairment fungsi fisik. Jenis terapi kekuatan otot berupa strengthening dan stretching exercise.[13,25,30]

Rehabilitasi medik bukan untuk memperbaiki pergeseran vertebra, tetapi bertujuan untuk meringankan keluhan nyeri punggung pada spondilolistesis.[25,30]

Penatalaksanaan Operatif

Tindakan operatif dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan kondisi sebagai berikut:

  • Tidak berhasil dengan terapi konservatif selama 3‒8 bulan
  • Mengalami kesulitan dalam mempertahankan durasi berdiri
  • Memiliki gangguan gaya berjalan berat
  • Terdapat defisit neurologis[4,7,18]

Open Spine Surgery

Pada open spine surgery, dilakukan fiksasi vertebra dengan pendekatan dilatasi muskulus untuk meminimalisasi panjang insisi surgical, ukuran surgical cavity, dan soft tissue yang mengalami perlukaan. Manajemen operasi ini diindikasikan untuk kasus spondilolistesis grade 3 dan 4.[4,28]

Minimally Invasive Surgery (MIS)

Minimally invasive surgery (MIS) pada vertebra dengan prosedur arthrodesis merupakan prosedur pembedahan minimal, dengan mencangkok tulang dan kemudian menyatukan kedua ujung sendi. MIS vertebra memberikan komplikasi yang lebih rendah, serta angka morbiditas dan cedera jaringan lunak yang minimal. Selain itu, risiko perdarahan intraoperatif minimal dengan periode rawat inap yang lebih pendek. MIS fusion spinal dengan prosedur arthrodesis diindikasikan untuk spondilolistesis grade 1 dan 2 yang menyebabkan nyeri radikuler.[4,28-30]

Posterolateral Fusion (PLF)

Posterolateral fusion (PLF) dengan pedicle screw merupakan gold standar operatif pada spondilolistesis degeneratif grade 1 dan 2. PLF mendekompresi kanal dan fuse 360° menggunakan pendekatan single posterior.[4,26,28]

Transforaminal Lumbar Interbody Fusion (TLIF)

Transforaminal lumbar interbody fusion (TLIF) memiliki beberapa keuntungan dibandingkan PLF, antara lain  imobilisasi segmen yang mengalami degeneratif, dekompresi akar saraf, dan mengembalikan tinggi diskus serta dimensi kanal akar saraf. TLIF juga mampu menahan beban dari struktur anterior vertebra.[4,26-27]

Dekompresi

Dekompresi merupakan teknik pembedahan yang dilakukan pada pasien dengan nyeri plantar akibat spondilolistesis grade I. Bertujuan untuk menghilangkan bagian dari vertebra yang menekan akar saraf.[4,27-30]

Referensi

1. Ebraheim N, Elgaty H, Gagnet P, et al. Spondylolysis and spondylolisthesis: A review of the literature. Journal of Orthopaedics. 2018; 15:404-407 DOI https://doi.org/10.1016/j.jor.2018.03.008
4. Irianto K A, Hatmoko F W, K P Laskar. Degenerative spondylolisthesis : the preferable surgical technique. Bali Medical Journal. 2018; 7(1):215-219 DOI:10.15562/bmj.v7i1.873
7. Metzger R, Chaney S. Spondylolysis and spondylolisthesis: What the primary care provider should know. Journal of the American Association of Nurse Practitioners. 2014; 26():5-12 doi: 10.1002/2327-6924.12083
12. Dunn B. Lumbar spondylolysis and spondylolisthesis. American Academy of Pas. 2019; 32(12): 1-2 DOI:10.1097/01.JAA.0000604892.88852.c6
13. Stat Pearls. Spondylolisthesis. 2020. https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/29394
18. Kreiner DS, Baisden J, Mazanec DJ, et al. Guideline summary review: an evidence-based clinical guideline for the diagnosis and treatment of adult isthmic spondylolisthesis. Spine Journal. 2016;16(12):1478-1485. doi: 10.1016/j.spinee.2016.08.034
22. Perrin A E. Lumbosacral spondylolisthesis Clinical Presentation. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/2179163-clinical#b3
23. Sencan S, Tay B, Berven S H, et al. The Effect of Transforaminal Epidural Steroid Injections in Patients with spondylolisthesis. Journal of Back and Musculoskeletal Rehabilitation. 2017; 30(4):841-846 DOI: 10.3233/BMR-160543
24. Simson KJ, Miller CT, Ford J, et al. Optimising conservative management of chronic low back pain: study protocol for a randomised controlled trial. Trials. 2017;18(184): 1-13 DOI : 10.1186/s13063-017-1913-8
25. Mohanty P, Pattanaik M, Mishra S, et al. Effectiveness of manual therapy in spondylolisthesis. Physiotherapy. 2015;101:e1022-e1023
26. Rezk E M A, Elkholy A R, Shamhoot E A. Transforaminal lumbar interbody fusion (TLIF) versus posterior lumbar interbody fusion (PLIF) in the treatment of single-level lumbar spondylolisthesis. Egyptian Journal of Neurosurgery. 2019; 34(26):2-8 https://doi.org/10.1186/s41984-019-0052-9
27. Ghogawala Z, Dziura J, Butler WE, et al. Laminectomy plus Fusion versus Laminectomy Alone for Lumbar spondylolisthesis. N Engl J Med. 2016; 374:1424-34 DOI: 10.1056/NEJMoa1508788
28. Ferrero E, Guigui P. Current trends in the management of degenerative lumbar spondylolisthesis. Efort Open Reviews. 2018;3:192-199 DOI: 10.1302/2058-5241.3.170050
29. Zhang H, Zhou C, Wang C, et al. Percutaneous Endoscopic Transforaminal Lumbar Interbody Fusion: Technique Note and Comparison of Early Outcomes with Minimally Invasive Transforaminal Lumbar Interbody Fusion for Lumbar spondylolisthesis. International Journal of General Medicine. 2021;1 4:549–558
30. Mai HT, Hsu W K. Management of Sports-Related Lumbar Conditions. Operative Techniques in Orthopaedics. 2015;25:164-176

Diagnosis Spondylolisthesis
Prognosis Spondylolisthesis

Artikel Terkait

  • Perbedaan Spondylosis, Spondylolysis, dan Spondylolisthesis Lumbal
    Perbedaan Spondylosis, Spondylolysis, dan Spondylolisthesis Lumbal
Diskusi Terkait
dr. Diva Riamilda Irianto
Dibalas 04 Agustus 2021, 14:07
Perbedaan spondylosis dan spondylolysis - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: dr. Diva Riamilda Irianto
1 Balasan
ALO dr. dr. Starifulkani, SpOT(Spine), secara mudahnya apakah perbedaan dari istilah spondylosis dan spondylolysis? Saya masih bingung jika membaca hasil...
Anonymous
Dibalas 01 Juli 2020, 23:11
Pasien anak usia 9 dengan keluhan terdapat keluhan pada tulang belakang yang membengkok sejak 1 tahun yang lalu
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Alo dokter. izin bertanya. pasien lk, 9 thn, mengeluh tulang belakang membengkok sejak 1 tahun ini. keluhan terjadi perlahan lahan. hingga kini membuat ps...
dr.Hans Winata Bahari
Dibalas 11 Februari 2020, 08:12
Keluhan nyeri pinggang kanan yang menjalar ke daerah paha kanan pada pasien wanita usia 67 tahun dengan riwayat operasi abses regio gluteal dextra
Oleh: dr.Hans Winata Bahari
6 Balasan
Alodok, mau sharing dan mohon masukan dari TS sekalian.Dari anamnesa didapatkan pasien wanita 67 tahun dtg dengan keluhan utama nyeri pinggang kanan menjalar...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.