Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Seminoma Testis general_alomedika 2024-10-01T09:54:02+07:00 2024-10-01T09:54:02+07:00
Seminoma Testis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Seminoma Testis

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Diagnosis seminoma testis perlu dicurigai pada pasien dengan massa testis asimptomatik. Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis dan menentukan stadium tumor adalah ultrasonografi testis, rontgen, CT scan, dan histopatologi.[1,3,5]

Anamnesis

Pasien seminoma testis biasanya datang dengan keluhan massa testis yang tidak menimbulkan nyeri. Pasien juga bisa mengeluhkan infertilitas.

Keluhan lain yang bisa muncul walaupun jarang adalah nyeri testis dan keluhan terkait metastasis. Seminoma testis sebetulnya jarang menimbulkan nyeri. Nyeri bisa muncul jika seminoma disertai dengan hidrokel. Selain itu, ada juga kasus dimana massa testis tidak teraba dan malah ditemukan massa retroperitoneal dan massa di kavum thoraks akibat metastasis seminoma.[1,3,6]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, biasanya terdapat massa unilateral yang teraba padat hingga keras yang terlokalisir pada testis. Massa tersebut dapat disertai dengan hidrokel yang akan menghalangi palpasi. Massa dapat dideteksi oleh pasien sendiri atau muncul sebagai temuan ultrasonografi yang tidak disengaja.

Meskipun sangat jarang terjadi, pasien juga bisa datang dengan metastasis dan bermanifestasi sebagai limfadenopati atau massa retroperitoneum dan mediastinum anterior.[1,7]

Diagnosis Banding

Beberapa penyakit dapat menyerupai seminoma baik dari tampilan klinis maupun dari gambaran pemeriksaan penunjang.

Trauma Testis

Pada trauma testis, terdapat riwayat trauma sebelumnya. Pemeriksaan ultrasonografi pada hematoma testis menunjukkan gambaran yang berevolusi seiring dengan berjalannya waktu. Pada fase akut, hematoma tampak sebagai lesi iso- hingga hiperekoik. Kemudian ukuran hematoma dapat mengecil dan menjadi hipoekoik. Berbeda dengan seminoma, pemeriksaan ultrasonografi Doppler pada hematoma menunjukkan lesi avaskular.[3,6]

Infeksi Testis

Orchitis dengan atau tanpa abses dapat menyerupai seminoma. Pada fase akut, edema testis difus menghasilkan gambaran hipoekoik. Ultrasonografi doppler menunjukkan peningkatan vaskularisasi pada orchitis dan seminoma. Namun, pada infeksi testis dapat ditemukan epididimitis, hidrokel reaktif, dan edema skrotum.[3,6]

Kista Epidermoid

Kista epidermoid terbentuk dari epitel skuamosa, bertingkat, berkeratin yang dikelilingi oleh dinding fibrosa. Meskipun merupakan lesi kistik, kista epidermoid dapat menyerupai tampilan lesi padat. Penyakit ini dapat dibedakan dengan gambaran khas “onion ring” yang terlihat pada ultrasonografi, serta gambaran avaskular dari Doppler.[3]

Tumor Testis Nonseminoma

Umumnya penderita tumor testis nonseminoma berusia lebih muda dibandingkan dengan penderita tumor seminoma. Tumor testis nonseminoma yang paling umum adalah mixed germ cell (MGC). MGC memiliki lesi dengan batas yang tidak tegas jika dibandingkan dengan seminoma. Pencitraan pada MGC menunjukkan gambaran kistik dan kalsifikasi.[3,6]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu diagnosis seminoma meliputi pemeriksaan ultrasonografi, CT scan, PET scan, dan pemeriksaan tumor marker.

Ultrasonografi Testis

Ultrasonografi testis bertujuan untuk menentukan apakah massa intratestikular atau ekstratestikular, menilai volume dan lokasi anatomis dari lesi, serta untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain. Ultrasonografi testis tetap harus dilakukan untuk evaluasi awal meskipun lesi testis secara klinis tidak meragukan dan untuk evaluasi fertilitas.[1,7]

Pada seminoma testis, biasanya ultrasonografi testis menunjukkan massa intratestikular yang relatif hipoekoik dan cenderung homogen. Seiring bertambahnya ukuran massa, temuan ultrasonografi dapat menjadi kurang homogen karena adanya perdarahan dan nekrosis. Ultrasonografi Doppler menunjukkan peningkatan vaskularitas dibandingkan dengan testis yang normal.[1,3]

CT Scan

CT scan merupakan modalitas pencitraan paling sensitif dalam evaluasi thoraks, abdomen, dan pelvis untuk penentuan stadium tumor. CT scan dengan kontras direkomendasikan pada seluruh pasien sebelum dilakukan orchiectomy, namun boleh ditunda hingga terdapat konfirmasi histopatologi.[7]

CT scan abdomen dan panggul dilakukan untuk penentuan stadium inisial. Namun, pemeriksaan ini masih memiliki kemungkinan gagal mengidentifikasi nodus retroperitoneal hingga 15-20%. CT thoraks biasanya direkomendasikan apabila pemeriksaan rontgen thoraks menunjukkan abnormalitas.[1]

Positron Emission Tomography (PET scan)

PET scan tidak direkomendasikan untuk keperluan penentuan stadium inisial dan follow-up  kanker testis. Namun, pemeriksaan ini dapat berguna dalam melacak aktivitas dan pertumbuhan massa residual setelah kemoterapi definitif.

PET scan sebaiknya dilakukan setelah 2 bulan pasca kemoterapi siklus terakhir. PET scan memiliki nilai prediktif yang rendah untuk seminoma residual yaitu 20% dan negatif palsu sebesar 80%. Sehingga diperlukan kehati-hatian apabila menentukan terapi berdasarkan hasil PET scan.[1,7]

Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI tidak digunakan secara rutin untuk evaluasi massa intratestikular. Namun MRI dapat membedakan secara akurat antara tumor seminoma dengan nonseminoma. Seminoma menunjukkan gambaran tumor homogen, batas tegas, multinodular, dengan sinyal intensitas rendah pada T2-weighted images. Beberapa daerah dengan intensitas heterogen menunjukkan adanya perdarahan atau nekrosis.[3]

Tumor Marker

Beberapa pemeriksaan laboratorium termasuk tumor marker harus diperiksa sebelum orchiectomy dan minimal 7 hari sesudah orchiectomy. Tumor marker yang dapat diperiksa adalah alfafetoprotein (AFP), subunit beta human chorionic gonadotropin (â-hCG), dan laktat dehidrogenase (LDH). Kadar AFP dan â-hCG umumnya meningkat pada tumor nonseminoma. Peningkatan â-hCG hanya ditemukan sekitar 30% dari seminoma murni. LDH merupakan marker yang lebih tidak spesifik. Terdapat peningkatan LDH pada 80% pasien dengan kanker testis stadium lanjut.[1,7,8]

Pemeriksaan tumor marker pasca orchidectomy dapat dilakukan secara rutin untuk follow-up dan menilai prognosis. Waktu paruh AFP adalah 5-7 hari dan â-hCG adalah 1-3 hari, sehingga butuh beberapa minggu hingga kadarnya kembali normal. Jika tidak terdapat penurunan atau malah terjadi peningkatan kadar tumor marker setelah orchidectomy, hal ini menunjukkan adanya metastasis. Meskipun demikian, kadar tumor marker yang mencapai normal tetap tidak bisa menyingkirkan kemungkinan adanya metastasis.[7]

Pemeriksaan Histopatologis

Terdapat 3 varian histologis dari seminoma, yaitu:

  • Seminoma klasik: Secara makroskopik, tumor ini berwarna kekuningan, dan menonjol dari permukaan. Secara histologis, gambaran seminoma klasik adalah populasi sel besar yang homogen yang membentuk beberapa lembaran dan kelompok yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Di samping itu, dapat ditemukan infiltrasi leukosit, sel multinuklear, sinsitiotrofoblas, dan mikrokalsifikasi. Varian ini merupakan yang paling sering ditemukan
  • Seminoma anaplastik: Gambaran histopatologi seminoma anaplastik sama dengan seminoma klasik, namun disertai dengan peningkatan mitosis. Seminoma anaplastik ditemukan sebanyak 5-15% dari seluruh pasien seminoma
  • Seminoma spermatositik: Pemeriksaan histopatologi menunjukkan bahwa varian ini memiliki sel tumor yang tersusun rapi dalam beberapa lapisan, mengandung septum yang tidak berkembang dengan baik, tanpa disertai infiltrat leukosit. Sel yang dijumpai bervariasi mulai dari sel kecil, menengah, hingga besar. Seminoma spermatositik merupakan varian yang langka[6]

Pemeriksaan Tambahan

Jika terdapat keluhan infertilitas, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar testosteron total, luteinizing hormone (LH), follicle-stimulating hormone (FSH), dan analisis semen sebelum pembedahan atau kemoterapi.[8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Cedeno JD, Light DE, Leslie SW. Testicular Seminoma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448137/
3. Marko J, Wolfman DJ, Aubin AL, Sesterhenn IA. Testicular Seminoma and Its Mimics: From the Radiologic Pathology Archives. Radiographics. 2017 Jul-Aug;37(4):1085-1098. doi: 10.1148/rg.2017160164. Epub 2017 Jun 2. PMID: 28574809; PMCID: PMC5548453.
5. Al Ani AH, Al Ani HA. Testicular seminoma metastasis to duodenum. Misdiagnosed as primary duodenal tumor. Int J Surg Case Rep. 2016;25:149-52. doi: 10.1016/j.ijscr.2016.06.021. Epub 2016 Jun 18. PMID: 27372029; PMCID: PMC4932489.
6. Williams MB. Testicular Seminoma. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/437966-overview
7. Laguna MP, Albers P, Algaba F, Bokemeyer C, Boormans JL, Fischer S, et al. Testicular cancer. The EAU Annual Congress Amsterdam, 2020.
8. Schmoll H-J, Jordan K, Huddart R, Pes MPL, Horwich A, Fizazi K, et al. Testicular seminoma: ESMO Clinical Practice Guidelines for diagnosis, treatment and follow-up. Ann Oncol. Oxford University Press; 2010;21(suppl_5):v140–6.

Epidemiologi Seminoma Testis
Penatalaksanaan Seminoma Testis
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 09 Mei 2025, 22:03
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
3 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.