Stop Meresepkan Vitamin B Secara Berlebihan

Oleh :
dr.Danar Dwi Anandika SpN

Peresepan vitamin B pada pasien tanpa tanda klinis defisiensi sangat umum ditemukan di praktik. Hal ini karena suplementasi vitamin B kerap diyakini membawa manfaat kesehatan bagi pasien. Pada kenyataannya, suplementasi berlebihan dari vitamin B telah ditemukan membawa potensi harm, seperti peningkatan risiko katarak dan kanker kandung kemih.[1,2]

Peran Fisiologis dan Rekomendasi Konsumsi Harian Vitamin B

Vitamin B adalah vitamin larut air selain vitamin C, yang terdiri dari beberapa jenis, yakni thiamine (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin (B7), asam folat (B9), dan kobalamin (B12). Masing–masing jenis vitamin B memiliki peran fisiologis berbeda, tetapi secara umum vitamin B merupakan kofaktor untuk transpor aksonal, sintesis neurotransmiter, dan berbagai jalur metabolik selular.[2,3]

Stop Meresepkan Vitamin B Secara Berlebihan

Tabel 1. Rekomendasi Asupan Harian Vitamin B

Vitamin Laki – laki Wanita tidak hamil Wanita hamil
B1 1,2 mg 1,1 mg 1,4 mg
B2 1,3 mg 1,1 mg 1,4 mg
B3 16 mg 14 mg 18 mg
B5 5 mg 5 mg 6 mg
B6 1–1,7 mg 1–1,7 mg 1,9 mg
B7 30 mcg 30 mcg 30 mcg
B9 400 mcg 400 mcg 600 mcg
B12 2,4 mcg 2,4 mcg 2,6 mcg

Sumber: dr. Danar Dwi Anandika, Alomedika, 2025.[4]

Vitamin B memiliki peran esensial dalam tubuh, sehingga kurangnya asupan vitamin B akan menyebabkan gangguan medis. Sebagai contoh, defisiensi vitamin B1 dapat menyebabkan gangguan metabolisme glukosa, disfungi mitokondria, insufisiensi sintesis DNA, serta gangguan sintesis neurotransmiter. Secara klinis defisiensi vitamin B1 bisa menyebabkan beri–beri dan sindrom Wernicke-Korsakoff. Defisiensi vitamin B1 juga berperan dalam perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson.[5]

Contoh lainnya adalah defisiensi vitamin B3 yang telah dikaitkan dengan dermatitis dan dementia, serta defisiensi vitamin B5 yang dapat menyebabkan burning feet syndrome. Walau begitu, meski defisiensi vitamin B dapat menyebabkan gangguan medis, kelebihan vitamin B juga akan menyebabkan toksisitas yang merugikan pasien.[1,2,6,7]

Efek Suplementasi Berlebihan Vitamin B

Suplementasi berlebihan dari vitamin B, termasuk akibat peresepan vitamin B yang asal-asalan atau tanpa indikasi klinis yang jelas, akan membawa potensi harm bagi pasien. Tindakan ini akan memaparkan pasien pada risiko efek samping yang tidak perlu, serta peningkatan risiko katarak dan kanker kandung kemih.[1,2,8]

Peningkatan Risiko Katarak

Sebuah penelitian mengenai hubungan antara suplementasi vitamin B dosis tinggi dengan kejadian katarak menyimpulkan bahwa suplementasi vitamin B dosis tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya katarak. Hal ini diduga berkaitan dengan efek pro-oksidatif dari kadar vitamin B yang terlalu tinggi.[1]

Peningkatan Risiko Kanker Kandung Kemih

Selain itu, meski vitamin B diketahui memiliki efek mencegah kanker, pemberian dalam dosis tinggi telah dilaporkan meningkatkan risiko terjadinya kanker kandung kemih. Dalam sebuah studi observasional, asupan moderat vitamin B1 telah dilaporkan meningkatkan risiko kanker kandung kemih sebanyak 13%.[2]

Peningkatan Risiko Obesitas

Kelebihan vitamin B dapat meningkatkan sintesis lemak dari karbohidrat dan protein. Studi pada hewan menunjukkan bahwa suplementasi vitamin B secara signifikan meningkatkan akumulasi lemak tubuh dan asupan makan. Hal ini juga dikaitkan dengan potensi obesitas di kemudian hari.[9]

Risiko Toksisitas

Suplementasi vitamin B tanpa indikasi klinis yang jelas akan memaparkan pasien pada risiko toksisitas yang tidak perlu. Sebagai contoh, konsumsi vitamin B3 yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti flushing, edema makula, kista makula, hiperglikemia, peningkatan aminotransferase, dan gout.

Di sisi lain, vitamin B6 yang dalam kadar normal memiliki efek neuroprotektan, telah diketahui dapat menimbulkan efek neurotoksik dalam kadar berlebih, termasuk neuropati perifer, gangguan keseimbangan, dan ataksia.[4,8,10,11]

Kesimpulan

Vitamin B memiliki fungsi fisiologis yang penting bagi tubuh. Meski demikian, peresepan berlebihan tanpa indikasi yang jelas hanya akan memaparkan pasien pada risiko harm yang tidak perlu.

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa suplementasi berlebihan dari vitamin B berkaitan dengan peningkatan risiko katarak, kanker kandung kemih, dan risiko toksisitas seperti hiperurisemia dan neuropati. Oleh sebab itu, dokter sebaiknya berhenti meresepkan vitamin B pada pasien yang masih bisa mencukupi kebutuhan vitamin B dari diet dan tidak memiliki tanda klinis defisiensi.

Referensi