Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah

Oleh :
dr. Afiffa Mardhotillah

Bukti dari studi terkinis mendukung rekomendasi untuk stop atau menghentikan premedikasi transfusi darah, sebab premedikasi justru berpotensi menyebabkan efek samping serta menambah biaya.

Penggunaan premedikasi pada transfusi darah masih banyak diterapkan di berbagai pusat pelayanan medis. Premedikasi yang diberikan biasanya adalah paracetamol dan antihistamin, seperti diphenhydramine. Pemberian premedikasi ini diharapkan dapat mencegah terjadinya reaksi transfusi yang mungkin terjadi akibat pemberian produk darah maupun komponen darah pada pasien.

Meski digunakan secara luas, penggunaan premedikasi lebih berdasarkan pada pengalaman saja, dan tidak berbasis bukti klinis. Efektivitasnya dalam mencegah reaksi transfusi belum diketahui secara pasti.

Referensi