Oral magnesium supplementation for insomnia in older adults: a Systematic Review & Meta-Analysis
Mah J, Pitre T. Oral magnesium supplementation for insomnia in older adults: a Systematic Review & Meta-Analysis. BMC Complement Med Ther, 2021. 21:12. https://doi.org/10.1186/s12906-021-03297-z
Abstrak
Latar Belakang: Suplemen magnesium sering dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas tidur. Meski sering digunakan sebagai obat pembantu tidur yang bisa dibeli secara bebas (over the counter) maupun sebagai obat pelengkap dan alternatif. Bukti ilmiah yang menyokong hal tersebut masih terbatas. Tujuan dari studi ini ialah untuk memeriksa efikasi dan keamanan penggunaan suplemen magnesium pada pasien usia dewasa akhir yang mengalami insomnia.
Metode: Pencarian dilakukan pada basis data MEDLINE, EMBASE, Allied and Complementary Medicine, clinicaltrials.gov, dan dua basis data literatur kelabu (OpenGrey dan New York Academy of Medicine’s Grey Literature Report) yang membandingkan suplemen magnesium terhadap plasebo atau tanpa terapi. Luaran yang diukur adalah kualitas dan kuantitas tidur, serta efek samping obat. Penilaian risiko bias dan kualitas bukti dilakukan dengan RoB 2.0 dan pendekatan Grading of Recommendations Assessment, Development and Evaluation (GRADE). Data kemudian dikumpulkan dan efek terapi dikuantifikasi dengan mean differences. Untuk luaran lainnya, modified effects direction plot digunakan untuk sintesis data.
Hasil: Teridentifikasi tiga uji klinis acak terkontrol (RCT) yang membandingkan magnesium oral terhadap plasebo pada 151 dewasa akhir di tiga negara. Analisis gabungan menunjukkan bahwa waktu latensi awitan tidur setelah intervensi berkurang sebanyak 17,36 menit pada kelompok yang mendapat magnesium jika dibandingkan dengan plasebo. Total waktu tidur meningkat sebesar 16,06 menit pada kelompok suplemen magnesium, namun tidak signifikan secara statistik. Semua data penelitian RCT yang diikutsertakan menunjukkan penilaian risiko bias sedang hingga menengah, dan luaran bukti berkualitas rendah hingga amat rendah.
Kesimpulan: Tinjauan ini mengonfirmasi bahwa kualitas bukti ilmiah yang ada masih di bawah standar untuk menjadi acuan klinisi untuk merekomendasikan penggunaan magnesium oral bagi pasien dewasa akhir yang menderita insomnia. Meski demikian, karena harga suplemen magnesium cukup murah dan tersedia luas, hasil RCT yang ada menyokong penggunaan suplemen magnesium oral untuk gejala insomnia (dengan dosis kurang dari 1 gram dan frekuensi pemberian hingga 3 kali sehari).
Ulasan Alomedika
Insomnia merupakan kondisi medis yang umum ditemukan pada usia dewasa akhir (individu ≥ 55 tahun). Suplemen magnesium oral, terlepas dari masih kurangnya bukti ilmiah, sering diberikan pada pasien dengan gangguan tidur. Mekanisme yang menjelaskan hubungan antara magnesium dengan tidur juga masih belum dipahami dengan jelas. Oleh sebab itu, tinjauan sistematik ini bertujuan untuk mengevaluasi bukti yang tersedia terkait efikasi dan keamanan dari pemberian suplemen magnesium oral pada pasien dewasa akhir yang menderita insomnia.
Ulasan Metode Penelitian
Studi ini melakukan pencarian pada berbagai basis data hingga tanggal 18 Oktober 2020, termasuk basis data literatur kelabu seperti OpenGrey dan New York Academy of Medicine’s Grey Literature Report. Kriteria inklusi mencakup uji klinis acak terkontrol (RCT), melibatkan populasi dewasa akhir yang terdiagnosis insomnia (baik menurut kuesioner, evaluasi klinis, ataupun self-reported sleep diary), dengan intervensi berupa pemberian suplemen magnesium oral dalam dosis, frekuensi, durasi, atau formulasi apapun, dengan pembanding plasebo atau nonterapi.
Ekstraksi data dilakukan dengan modified Cochrane’s (2020) template data collection form. Penilaian risiko bias dengan RoB 2.0 dan pendekatan Grading of Recommendations Assessment, Development and Evaluation (GRADE).
Luaran yang diukur adalah kualitas tidur, kuantitas, dan efek samping. Efikasi dinilai sebagai mean differences dengan deviasi standar untuk luaran kontinu. Untuk luaran lainnya, modified effects direction plot digunakan untuk sintesis data.
Ulasan Hasil Penelitian
Hasil pencarian di basis data mendapatkan 152 studi, namun hanya 3 studi yang memenuhi kriteria inklusi (total 151 partisipan dewasa akhir tanpa komorbiditas, dari tiga negara). Adapun asupan suplemen magnesium elemental yang dipakai per hari berkisar antara 320 mg hingga 729 mg, dengan frekuensi 2 hingga 3 kali sehari dalam dua formulasi (tablet magnesium oksida dan magnesium sitrat). Durasi pemantauan berkisar antara 20 hari hingga 8 minggu.
Analisis gabungan menunjukkan bahwa waktu latensi awitan tidur setelah intervensi pada kelompok magnesium berkurang sebanyak 17,36 menit jika dibandingkan dengan kelompok plasebo. Total waktu tidur meningkat sebesar 16,06 menit pada kelompok suplemen magnesium, namun tidak signifikan secara statistik.
Semua studi yang diikutkan dalam analisis dinilai memiliki risiko bias sedang hingga tinggi dan luaran studi berkualitas rendah hingga amat rendah. Secara keseluruhan, true effect suplemen magnesium oral terhadap gejala insomnia masih terletak antara positive effect dan null effect jika dibandingkan dengan plasebo.
Kelebihan Penelitian
Studi ini mengangkat tema yang bermanfaat secara klinis. Dengan banyaknya efek samping dari obat-obatan yang saat ini digunakan dalam terapi insomnia, suplementasi magnesium dapat menjadi alternatif yang menjanjikan jika memang terbukti memiliki efikasi dan tolerabilitas yang baik.
Selain itu, kelebihan penelitian ini terletak pada penggunaan basis data yang sudah valid, serta pada penerapan metode analisis kuantitatif dari data RCT saja. Studi ini juga mengevaluasi data RCT terkini yang dipublikasi hingga tanggal 18 Oktober 2020, yang disertai dengan penilaian risiko bias maupun kualitas bukti.
Limitasi Penelitian
Jumlah bukti dari RCT yang dianalisis masih amat terbatas, yaitu hanya ada 3 RCT yang memenuhi kriteria inklusi dengan total sampel 151 partisipan. Selain itu, hanya ada 2 dari 3 data RCT yang memenuhi persyaratan meta analisis, sehingga pada penilaian luaran lainnya hanya digunakan vote counting based on direction of effect dalam bentuk modified effects direction plot. Hal ini tentunya membuat hasil perlu diinterpretasikan dengan lebih hati-hati. Dari hasil evaluasi, data RCT yang dianalisis juga ditemukan memiliki risiko bias sedang hingga tinggi, serta kualitas bukti yang rendah.
Efek samping juga hanya dilaporkan oleh 1 RCT yang diikutkan dalam analisis. Oleh karenanya, profil keamanan dan tolerabilitas suplemen magnesium pada kasus insomnia masih belum dapat dievaluasi.
Aplikasi Hasil Penelitian Di Indonesia
Obat-obatan yang sering dipakai untuk terapi insomnia memiliki risiko efek samping yang tinggi, sehingga suplementasi magnesium tentunya menjadi alternatif yang menjanjikan. Suplemen magnesium juga mudah didapat dan memiliki harga yang cukup terjangkau. Meski demikian, uji klinis acak terkontrol dengan kualitas bukti lebih baik masih diperlukan untuk mengonfirmasi efikasi dan keamanan dari suplemen magnesium untuk terapi insomnia.