Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Bayi Baru Lahir general_alomedika 2023-03-01T08:49:45+07:00 2023-03-01T08:49:45+07:00
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan bayi baru lahir saat persalinan terutama penilaian tone, term, breathing, untuk memutuskan langkah resusitasi selanjutnya, pemeriksaan organ lainnya dilakukan setelah kegawatdaruratan berhasil ditangani.

Teknik pemeriksaan bayi baru lahir didahului dengan anamnesis untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan. Data tentang jalannya resusitasi neonatus juga diperlukan bila pemeriksa bukan anggota tim resusitasi yang menangani bayi saat lahir.[1-3]

Pemeriksaan bayi baru lahir perlu mencakup kondisi umum, tanda vital, antropometri, kesesuaian dengan usia gestasi, pemeriksaan kepala, wajah, leher, bahu, lengan, tangan, dada, abdomen, genitourinari, anus, pinggul, kaki, punggung, kulit, dan pemeriksaan neurologi.[1,2]

Persiapan Pasien

Pasien disiapkan di tempat tidur bayi, infant warmer, atau kotak bayi. Bayi dipastikan sudah dalam kondisi stabil dan tidak membutuhkan resusitasi. Pastikan ruangan hangat dan pencahayaan cukup. Pastikan identitas bayi sebelum memeriksa bayi. Lakukan pemeriksaan dengan infection control precaution.[2,3]

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan antara lain:

  • Infant warmer bila dibutuhkan untuk menjaga bayi tetap hangat

  • Stetoskop
  • Oftalmoskop
  • Penekan lidah (tongue spatel)
  • Pita ukur
  • Timbangan
  • Kurva pertumbuhan
  • Pulse oximeter[2,3]

Posisi Pasien

Pasien diposisikan di tempat tidur bayi, seluruh bagian tubuh bayi harus terlihat oleh pemeriksa.[2,3]

Prosedural

Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan untuk menapis adanya anomali kongenital. Pemeriksaan dilakukan segera setelah bayi lahir, kemudian dilakukan lagi secara detail dalam 48 jam setelah kelahiran atau sebelum pasien pulang dari rumah sakit.[2]

Pemeriksaan Pasca Lahir (Durante dan Pascaresusitasi)

Segera setelah lahir, bayi dinilai usaha napas dan tonus ototnya. Penilaian awal ini berguna untuk menentukan langkah selanjutnya dalam resusitasi neonatus.

Pada menit ke–1 dan 5 pasca lahir, lakukan penilaian skor APGAR bayi. Ada 5 komponen yang dinilai, yaitu laju nadi, usaha napas, tonus otot, iritabilitas refleks, dan warna kulit. Tiap komponen memiliki nilai 0,1, atau 2.[4,6]

Tabel 1. Skor APGAR

Skor Apgar 0 1 2
Laju nadi Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Usaha napas Tidak ada Menangis lemah; hipoventilasi Menangis kuat
Tonus otot Flaccid Sedikit fleksi Gerak aktif
Iritabilitas refleks Tidak berespon Meringis Menangis, batuk, atau bersin
Warna Biru atau pucat Akrosianosis Merah muda

Sumber: dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC, 2020[2,8]

Pemeriksaan Kondisi Umum Bayi

Pemeriksaan kondisi umum bayi meliputi warna kulit bayi, integritas kulit, perfusi, kesadaran, apakah bayi bergerak aktif, postur, dan tonus otot.[1,2]

Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan suhu badan, nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen perlu dilakukan sebelum beranjak ke pemeriksaan lainnya.[2,5]

Tabel 2. Tanda Vital Normal Bayi Baru Lahir, Usia Kehamilan 40 Minggu

Tanda vital Rentang Normal
Nadi

120-160 kali/menit

(dapat lebih rendah saat bayi tidur)

Laju pernapasan 40-60 kali/menit
Tekanan darah sistolik 60-90mmHg
Suhu tubuh 36,5-37,5 C

Sumber: dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC, 2020[2,5]

Saturasi oksigen pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan lamanya dari saat persalinan. Pada menit pertama persalinan, saturasi oksigen berkisar antara 60–65%, kemudian setelah ≥15 menit menjadi 90–95%. Hal ini karena masa transisi dari intrauterine ke dunia luar.[8]

Antropometri

Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan lingkar lengan atas. Hasil pengukuran berat badan kemudian dilakukan plotting pada kurva pertumbuhan sesuai usia gestasi.

Bayi yang berada antara persentil 10–90 disebut sesuai masa kehamilan (SMK). Bayi yang berada di bawah persentil 10 disebut kecil masa kehamilan (KMK). Bayi yang berada di atas persentil 90 diklasifikasikan sebagai besar masa kehamilan (BMK).[1,2,4]

Lingkar kepala dan panjang badan juga diplot pada kurva menurut usia gestasi untuk menentukan ada tidaknya asymmetric growth restriction. Asymmetric growth restriction adalah keadaan di mana bayi kecil tapi memiliki lingkar kepala normal.

Pada bayi dengan usia gestasi meragukan, tentukan usia gestasi dengan pemeriksaan dan penghitungan skor Ballard. Skor Ballard menilai maturitas fisik dan neurologi bayi.[1,2,4]

Kepala, Wajah, Leher

Amati bentuk kepala apakah brakiosefali, anensefali, plagiosefali, atau terdapat kelainan lain. Periksa juga ukuran kepala apakah normosefali, mikrosefali, atau makrosefali.[1,2,5]

Periksa kulit kepala, fontanela, sutura, mata, struktur posisi (adakah low set ear), posisi dan struktur hidung, kondisi oral (mulut, palatum, gigi, gusi, lidah, dan frenulum), serta ukuran rahang.

Periksa apakah terdapat sefalhematoma, caput succedaneum, dan perdarahan atau kelainan kepala karena trauma lahir. Periksa apakah terdapat wajah dismorfik yang mengarah ke sindrom tertentu atau kelainan bawaan.[1,2,5]

Bahu, Lengan, Tangan

Periksa gerak bayi apakah simetris. Periksa proporsi, panjang tangan, struktur, dan jumlah jari. Periksa apakah terdapat sindaktili atau polidaktili.[2,5,6]

Pada telapak tangan, periksa adakah simian line atau single palmar crease yang dapat merupakan tanda Down syndrome. Perlu diketahui bahwa tanda ini juga bisa didapatkan pada 3–10% bayi normal.

Periksa bahu dan pergerakan tangan bayi, identifikasi bila ada kelemahan gerak atau keterbatasan gerak karena brachial plexus injury.[2,5,6]

Dada

Periksa ukuran, bentuk, simetrisitas dan gerak dada saat anak bernapas, serta apakah ada retraksi dinding dada. Periksa juga jaringan payudara dan puting, suara jantung, laju nadi, suara napas, laju napas, dan gunakan pulse oximeter.[2,5]

Auskultasi suara paru dan pastikan bunyi napas simetris antara toraks kanan dan kiri. Bunyi pernapasan yang tidak simetris dapat mengindikasikan pneumothorax atau masalah paru lain. Dengarkan adanya suara merintih atau grunting.

Auskultasi jantung di setidaknya 4 lokasi, yaitu batas sternum kanan atas, batas sternum kiri atas, batas sternum kiri bawah, dan antara spatium intercosta ke–5 dan ke–6 pada linea midklavikula. Bunyi jantung ke–1 (S1) harus tunggal, dan bunyi jantung ke-2 (S2) terdengar split.[2,5]

Perut

Pada pemeriksaan abdomen atau perut, periksa ukuran, bentuk, dan kesimetrisan dinding abdomen. Lakukan palpasi hepar, limpa, dan ginjal, serta periksa umbilikus.

Saat memeriksa perut, sebaiknya gunakan 1 tangan untuk memegang kaki dan memfleksikan lutut untuk membantu bayi rileks, dan gunakan tangan satunya untuk palpasi abdomen. Bentuk abdomen skafoid mengindikasikan hernia diafragma, sementara distensi abdomen mengarah ke obstruksi intestinal.[2,5]

Adanya gastroschisis atau omfalokel memerlukan pengananan bedah segera.[2,5]

Umbilikus harus diperiksa untuk mengetahui tanda infeksi maupun perdarahan aktif. Dalam umbilikus harus ada 2 arteri dan 1 vena. Umbilikus yang hanya terdiri atas 1 arteri biasanya berhubungan dengan abnormalitas kongenital seperti anomali renal, intrauterine growth restriction, dan prematuritas.

Hernia umbilikalis dapat menjadi temuan yang wajar pada bayi baru lahir, sangat jarang menjadi inkarserata atau strangulata, dan biasanya membaik sendiri setelah anak berusia 3 tahun.

Auskultasi perut pada 4 kuadran perut untuk memastikan adanya bunyi peristaltik usus. Palpasi dilakukan untuk mencari adanya massa atau organomegali, seperti hepatomegali dan splenomegali.[2,5]

Genitourinari

Pemeriksaan genitourinari berbeda antara laki–laki dan perempuan.

Pemeriksaan Genitourinari pada Laki–laki:

Untuk laki–laki, periksa penis, preputium, dan apakah testis sudah turun ke skrotum. Adanya bilateral undesensus testis, mikropenis, atau bifid skrotum perlu diinvestigasi terkait ambigus genitalia. Periksa skrotum untuk adanya hernia inguinalis atau hidrokel. Periksa apakah ostium uretra eksterna berada di ujung penis. Pastikan tidak ada hipospadia.[2,6]

Pemeriksaan Genitourinari pada Perempuan:

Untuk perempuan, periksa klitoris, labia, dan hymen. Bayi perempuan cukup bulan akan memiliki labia mayor yang prominen, sementara bayi kurang bulan memiliki labia minor yang prominen.

Lendir putih atau sedikit darah mungkin ada di sekitar kemaluan bayi dan merupakan respon normal dari withdrawal estrogen ibu. Pada bayi dengan klitoromegali dan fusi labia, harus dicurigai ambigus genitalia dan harus dilakukan pelacakan lebih lanjut penyebabnya.[2,6]

Anus dan Rektum

Pada semua bayi, periksa posisi anus dan patensinya. Amati pasase urin dan feses. Ketiadaan anus (atresia ani) atau anus imperforata menandakan adanya kelainan atau sindrom kongenital.[1,2]

Pinggul dan Kaki

Lakukan manuver Ortolani dan Barlow untuk mengetahui adanya hip dysplasia. Periksa panjang kaki, proporsi, kesimetrisan, dan jumlah jari. Amati telapak kaki dan pergelangan kaki, adakah talipes equinovarus atau club foot.[1,2]

Punggung

Periksa tulang belakang, kulit, serta simetrisitas skapula dan pantat. Perhatikan adanya lesi atau kelainan, seperti sacral dimple seperti pada neural tube defect.[1,2]

Neurologi

Periksa perilaku, gerak, dan postur bayi. Evaluasi tonus otot, apakah bayi bergerak spontan, menangis, dan bagaimana refleks primitif bayi.[2,6]

Kulit

Amati adakah lesi kulit seperti hemangioma, nevus, Mongolian spot, café au lait spot, atau lesi kulit lain.

Amati pula adakah ikterus. Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama kehidupan merupakan salah satu tanda bahaya pada ikterus neonatus dan bukan merupakan hal normal, sehingga harus dicari penyebabnya.[1,6]

Follow up

Untuk bayi baru lahir, dianjurkan kontrol setidaknya 3 kali, yaitu pada usia 6–48 jam, 3–7 hari, dan 8–28 hari.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Gooding JR, McClead RE. Initial assessment and management of newborn. Pediatr Clin N Am 62 (2015) 345–365.
2. Queensland Clinical Guidelines. Newborn baby assessment (routine). Guideline No. MN21.4-V6-R26. Queensland Health. 2021. http://www.health.qld.gov.au/qcg
3. Wibowo T. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial. Kementerian Kesehatan RI 2010. http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Neonatal-Esensial.pdf
4. Warren JB, Phillipi CA. Care of the well newborn. Pediatr Rev. 2012:33;4. DOI: 10.1542/pir.33-1-4.
5. Lewis ML. A Comprehensive Newborn Examination: Part I. General, Head and Neck, Cardiopulmonary. Am Fam Physician. 2014;90(5):289-296
6. Lewis ML. A Comprehensive Newborn Examination: Part II. Skin, Trunk, Extremities, Neurologic. Am Fam Physician. 2014;90(5):297-302
7. World Health Organization (WHO). Essential newborn care course. Clinical practice Workbook. WHO, 2022. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/70540/WHO_MPS_10.1_Clinical_practice_eng.pdf?sequence=4
8. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Alur Resusitasi Neonatus Ikatan Dokter Anak Indonesia 2022. IDAI, 2022.

Kontraindikasi Pemeriksaan Bayi ...
Komplikasi Pemeriksaan Bayi Baru...

Artikel Terkait

  • Skor APGAR pada Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
    Skor APGAR pada Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 Oktober 2022, 09:40
Pemberian suplementasi zat besi bayi BBR
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apa tujuan dan indikasi diberikan suplemen zat besi pada bayi BBLR ya? terimakasih
Anonymous
Dibalas 19 Juli 2022, 15:03
Dislokasi pada Bayi Baru Lahir - Orthopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Hendra, Sp. OT,Ijin bertanya dok, untuk bayi yang lahir dengan hip dislocation, bila bayi lahir di faskes primer, apa yang sebaiknya terutama...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.