Pendahuluan USG Kepala dan Leher
Pemeriksaan USG kepala dan leher adalah teknik pencitraan untuk evaluasi klinis kepala-leher seperti penyakit tiroid, lesi nodus limfatik, dan teknik fine needle aspirasi biopsi (FNAB). Indikasi pemeriksaan USG kepala dan leher adalah evaluasi diagnostik maupun terapi yang berhubungan dengan organ dan jaringan pada regio kepala-leher.
Secara anatomi, kepala dan leher adalah area yang luas dan memiliki banyak struktur terkait aerodigestif, kelenjar ludah, sistem limfatik, endokrin, saraf, dan sistem vaskular. Beberapa kondisi yang memerlukan pemeriksaan USG kepala dan leher adalah kanker tiroid, metastasis keganasan, dan pembesaran kelenjar getah bening patologis.[1–5]
Pemeriksaan ini cenderung disukai karena dapat dilakukan di samping tempat tidur pasien dan non-invasif. Keuntungan dibanding beberapa modalitas lainnya adalah tidak memerlukan sedasi dan zat kontras. Pemeriksaan ini juga cukup aman untuk direkomendasikan sebagai modalitas pencitraan pilihan pertama untuk ibu hamil dan anak-anak.[1–3]
Umumnya pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk maupun supinasi dengan leher sedikit ekstensi. Probe dapat diletakkan pada lokasi lesi fokal bila lesi teridentifikasi pada pemeriksaan fisik, misalnya pada kelenjar getah bening cervical. Pada setiap pemeriksaan USG kepala dan leher, pemeriksaan tiroid dasar dan pemeriksaan leher sangat direkomendasikan. Keduanya memberikan kesempatan untuk skrining lesi patologis secara sederhana.[1,2,4]
Pemeriksaan USG kepala dan leher tergolong aman. Namun, beberapa laporan menunjukkan komplikasi yang muncul adalah akibat pasien mengalami alergi dengan gel silikon dan sarung tangan lateks yang digunakan saat pemeriksaan.[6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli