Metode packing pasca insisi dan drainase abses subkutan metode klasik yang seringkali dilakukan dalam penanganan abses subkutan, baik abses sederhana maupun kompleks, tidak perlu rutin dilakukan. Berdasarkan penelitian sejak satu dekade lalu, metode tersebut sudah ditinjau ulang karena efektivitas dan dampak buruknya.[1,2]
Insisi dan drainase adalah metode yang lazim dilakukan dalam penanganan abses subkutan. Pasca insisi dan drainase dapat dilakukan tindakan packing, yaitu memasukkan beberapa kasa steril ke dalam ruangan bekas abses. Metode ini mengharuskan pasien untuk kembali kontrol ke dokter dalam waktu 48 jam setelah tindakan. Pada saat kontrol, kasa akan dikeluarkan dan jika diperlukan maka akan diganti dengan kasa baru.[1,2]
Tujuan Metode Packing untuk Abses
Beberapa sumber teori mendukung dilakukannya packing untuk abses, karena metode ini diharapkan dapat mencegah terjadinya pengumpulan kembali atau rekurensi pus dalam ruangan bekas abses. Faktor lain yang mendukung adalah kasa dapat menyerap pus dan debris, serta mencegah terjadinya penutupan luka insisi dalam waktu singkat sehingga pus yang masih diproduksi tetap dapat dikeluarkan.[1,2]
Pertimbangan penggunaan packing pasca insisi dan drainase abses dapat dinilai berdasarkan 3 hal, yaitu lamanya waktu penyembuhan yang dibutuhkan, penurunan kebutuhan dilakukannya intervensi lanjutan saat pasien kontrol kedua kalinya, dan kenyamanan pasien.[1,2]
Dampak Buruk Metode Packing untuk Abses
Metode packing untuk abses masih kontroversial, mengingat pasien akan kembali mengalami rasa sakit pada saat kasa dikeluarkan atau dimasukan kembali untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, penggunaan packing dapat meningkatkan ketidaknyamanan pasien, terutama jika diaplikasikan pada semua kasus abses.[1-4]
Selain itu, abses ringan yang membutuhkan tindakan irigasi dan drainase adalah kasus yang sangat lazim ditemukan dalam praktik sehari-hari. Metode packing akan menyebabkan peningkatan kebutuhan alat dan bahan sehingga meningkatkan biaya tindakan.[1-4]
Bukti Ilmiah Efektivitas Metode Packing untuk Abses
List et al tahun 2016 meninjau uji observasi atau uji acak terkontrol tentang perawatan abses dengan packing. Tinjauan terhadap 3 uji acak dan 1 uji observasi menunjukkan tidak ada perbedaan antara luka pasca insisi dan drainase yang dilakukan packing dengan tanpa packing, baik perbedaan tingkat kegagalan, tingkat kekambuhan, atau kebutuhan akan intervensi sekunder. Namun, pasien dengan packing mengeluhkan rasa lebih sakit. Karena studi yang terbatas dan data yang bertentangan, maka belum dapat disimpulkan peran packing pada pasien dengan gangguan kekebalan.[3]
O’Bright et al pada tahun 2017 mempublikasikan hasil tinjauan berbagai uji acak terkontrol dan meta analisis yang mempelajari apakah packing pasca insisi dan drainase abses subkutan dapat mengurangi risiko kekambuhan atau intervensi ulang. Berdasarkan data yang tersedia, terlihat bahwa packing pada abses kecil yang <5 cm tidak diperlukan karena tidak mengurangi kebutuhan untuk intervensi ulang, bahkan dapat meningkatkan rasa sakit pada pasien. Uji yang dilakukan tidak mengikutsertakan pasien dengan riwayat diabetes mellitus dan imunodefisiensi.[4]
Penelitian acak terkontrol pada tahun 2018, oleh Kumar et al, melibatkan 104 subjek yang dilakukan insisi dan drainase abses. Kemudian dimasukkan ke dalam grup packing vs non-packing. Perawatan luka dinilai setelah 48 jam, disertai penilaian skor nyeri saat sebelum dan setelah tindakan, serta pada kunjungan follow up 48 jam. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam karakteristik dasar dan penyembuhan luka antara kedua grup. Risiko kegagalan minor hampir dua kali lipat pada grup packing dibandingkan grup non-packing. Sedangkan skor nyeri lebih tinggi dilaporkan pada pasien dalam grup packing, baik pada 48 jam follow up dan dan 2 minggu setelah tindakan.[1]
Kesimpulan
Metode packing pasca insisi dan drainase berdasarkan penelitian tidak harus dilakukan pada semua kasus abses. Metode packing tidak perlu dilakukan terutama pada abses <5 cm, dan pasien tidak memiliki riwayat diabetes mellitus dan imunodefisiensi. Penelitian yang telah dilakukan sejak satu dekade lalu hingga saat ini memberikan hasil bahwa metode packing tidak signifikan meningkatkan penyembuhan, mencegah rekurensi, serta mengurangi kebutuhan follow up luka.
Penanganan abses cukup dilakukan dengan insisi dan drainase, kemudian luka ditutup kembali dan dikontrol dalam waktu 48 jam. Penerapan packing untuk abses sebaiknya hanya dilakukan pada abses yang berat, dan disertai pemberian anestesi dan analgesik yang memadai untuk kenyamanan pasien.
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari