Anestesi blok saraf digiti yang adekuat merupakan salah satu syarat agar ekstraksi kuku dapat berjalan dengan baik. Seringkali, pemberian anestesi dalam tindakan ini menjadi hal yang paling menyakitkan untuk pasien dan menyulitkan untuk dokter.[1]
Oleh karena itu, penguasaan teknik anestesi digiti merupakan syarat untuk melakukan tindakan ekstraksi kuku dengan baik. Blok saraf digiti memerlukan pemahaman yang baik tentang anatomi jari, patofisiologi nyeri, dan mekanisme kerja lokal anestesi. Selain itu, penguasaan dan persiapan teknik akan memaksimalkan prosedur.[1]
Mekanisme Nyeri
Secara umum, mekanisme nyeri terbagi dalam tiga tahapan, yaitu transduksi, transmisi, dan modulasi. Pada peristiwa transduksi, rangsangan nyeri diubah menjadi suatu reaksi kimia, kemudian menjadi aktivitas listrik di neuron yang akan ditransduksi menjadi reaksi kimia pada sinaps.[3]
Setelah selesai proses transduksi, proses transmisi terjadi, yaitu penghantaran listrik di sepanjang saraf. Selanjutnya, terjadi proses modulasi yang mengarah pada satu hasil yaitu persepsi nyeri.[3]
Mekanisme utama anestesi lokal adalah memblokade sodium channel, sehingga sinyal listrik pada proses transmisi dapat dihambat dan persepsi nyeri tidak terjadi. Anestesi lokal yang saat ini digunakan pada praktek kedokteran adalah golongan amida (lidokain, bupivakain) dan ester (prokain).[4]
Blok Saraf Digiti dalam Prosedur Ekstraksi Kuku
Blok saraf digiti paling sering dilakukan oleh dokter saat melakukan tindakan ekstraksi kuku. Telah banyak penelitian terkait blok saraf digiti untuk membuktikan efikasi dan keamanannya.[2]
Ada berbagai macam metode untuk melakukan blok saraf digiti tersebut, di antaranya blok pada subkutan dengan satu atau dua kali injeksi, blok pada subkutan dengan melingkar pada pangkal jari, blok transmetakarpal, dan injeksi subkutan tunggal pada midline phalanx.[2]
Tipe Blok Saraf Digiti
Tipe blok saraf digiti, yang biasa digunakan oleh dokter pada praktek sehari-hari, ada empat, yaitu blok digiti dorsal, distal volar, proximal volar, dan subkutan. Setiap tipe tersebut dibagi menjadi beberapa teknik pengerjaan.[5]
Tabel 1. Tipe dan Teknik Blok Saraf Digiti
Tipe Blok Digiti | Teknik Blok Digiti | Penjelasan |
Dorsal Digital Block | Dorsal Ring | ● Injeksi dorsal pada rongga yang dekat dengan tulang. ● Injeksi pada arah jam 2, 4, 8, dan 10 |
Traditional Dorsal | ● Injeksi dorsal pada rongga phalanx (ruas) radial dan ulnar | |
Metacarpal Block | ● Injeksi dorsal dengan sudut injeksi 90°. ● Lokasi injeksi sekitar 1 cm proksimal tengah sendi | |
Distal Volar Digital Block | Modified Transthecal | ● Pendekatan injeksi volar pada lipatan jari tangan. ● Jarum kemudian ditarik perlahan menjauhi tulang. ● Obat anestesi diinjeksikan saat jarum berada di selubung tendon. |
Proximal Volar Digital Block | Transthecal | ● Pendekatan injeksi volar pada distal palmar. ● Sudut jarum saat injeksi adalah 45° dan diarahkan ke distal. |
Subcutaneous Digital Block | Subcutaneous | ● Injeksi dengan pendekatan volar pada lipatan telapak tangan ● Obat anestesi diinjeksikan secara subkutan. |
Sumber: Bimo, 2023.[5]
Pilihan Obat Anestesi Lokal
Obat anestesi lokal dapat dipilih berdasarkan pertimbangan lama tindakan, kemampuan dokter dalam ekstraksi kuku, serta kondisi klinis dan komorbid pada pasien.[6]
Tabel 2. Beberapa Pilihan Obat Anestesi Lokal
Obat Anestesi Lokal | Rekomendasi Dosis Maksimal | Dosis Maksimal pada Dewasa |
Chloroprocaine | 12 mg/kgbb | 800 mg/hari (1.000 mg dengan epinephrine) |
Lidocaine | 4,5 mg/kgbb (7,5 mg/kgbb dengan epinephrine) | 200 mg/hari (500 mg/hari dengan epinephrine) |
Cocaine* | 1,5 mg/kgbb | |
Prilocaine** | 6 mg/kgbb (8 mg/kgbb dengan epinephrine) | 400 mg/hari (600 mg/hari dengan epinephrine) |
Mepivacaine | 4,5 mg/kgbb (7,5 mg/kgbb dengan epinephrine) | 400 mg/hari (550 mg/hari dengan epinephrine) |
Ropivacaine* | 3 mg/kgbb | 225 mg/hari |
Bupivacaine* | 2 mg/kgbb (2 mg/kgbb dengan epinephrine) | 150 mg/hari |
Levobupivacaine* (S-Isomer dari bupivacaine) | 2 mg/kgbb | 150 mg/hari |
Keterangan: (*) Kontraindikasi diberikan intravaskular; (**) rekomendasi untuk intravascular regional anesthesia karena efek toksik minimal |
Sumber: Bimo, 2023.[6]
Penambahan Epinefrin
Penambahan epinefrin pada obat anestesi lokal dapat memberikan efek positif, seperti memperpanjang efek anestesi dan mengurangi dosis anestesi. Walaupun terdapat kekhawatiran bahwa epinefrin dapat menyebabkan vasokonstriksi dan nekrosis, tetapi tidak ditemukan bukti terkait hal ini. Penggunaan pada penderita kelainan pembuluh darah spesifik, seperti Raynaud's phenomenon, kombinasi epinefrin dan anestesi lokal perlu dilakukan dengan berhati-hati.[7]
Risiko Local Anesthetic Systemic Toxicity (LAST)
LAST merupakan salah satu komplikasi yang serius dari pemberian anestesi lokal. Komplikasi ini dapat terjadi bukan hanya akibat pemberian intravena, tetapi juga pada pemberian jalur subkutan atau intramuskular.
Semakin berkembangnya teknik anestesi dan manajemen nyeri yang menggunakan anestesi lokal telah meningkatkan risiko LAST. Pencegahan LAST terutama dengan memberikan anestesi lokal yang tidak melebihi dosis maksimal. Selain pencegahan, antisipasi yang tidak kalah pentingnya adalah menyediakan antidotum obat anestesi, yaitu lipid solution.[8]
Kesimpulan
Anestesi blok saraf digiti sebenarnya merupakan tindakan yang relatif mudah dilakukan. Dengan penguasaan anatomi yang baik, keberhasilan anestesi ini cukup tinggi.
Beberapa pitfall yang sering menyebabkan kegagalan anestesi blok saraf digiti adalah dokter yang masih ragu-ragu, termasuk ketakutan akan terjadinya local anesthetic systemic toxicity (LAST). Untuk mencegah LAST, dokter harus memahami farmakologi dan dosis maksimal obat anestesi lokal yang akan digunakan.
Teknik blok saraf digiti yang sering dilakukan ada empat, yaitu blok digiti dorsal, distal volar, proximal volar, dan subkutan. Teknik yang relatif lebih mudah dan aman untuk dilakukan, bahkan oleh klinisi pemula, adalah teknik blok digiti subkutan. Pada teknik ini, injeksi anestesi lokal dilakukan secara subkutan dan melingkar pada proksimal jari yang akan dilakukan ekstraksi kuku.