Penggunaan anestesi umum atau anestesi lokal untuk prosedur ekstraksi gigi bungsu masih sering diperdebatkan karena memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ekstraksi atau odontektomi gigi bungsu merupakan pembedahan yang sering dilakukan untuk mengatasi komplikasi akibat gigi bungsu tumbuh tidak normal. Prosedur ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri signifikan, sehingga memerlukan anestesi yang adekuat untuk memastikan kenyamanan pasien dan kelancaran tindakan.[1]
Dalam beberapa kasus, terutama pada pasien dengan kasus yang kompleks ataupun tingkat kecemasan tinggi, anestesia umum dapat menjadi pilihan karena mengurangi risiko pergerakan pasien dan meningkatkan kelancaran tindakan. Namun, terdapat juga kasus yang lebih sesuai menggunakan anestesi lokal. Artikel ini akan membandingkan manfaat dan risiko anestesi umum dan lokal untuk ekstraksi gigi bungsu.[2]
Sekilas tentang Prosedur Ekstraksi Gigi Bungsu
Ekstraksi gigi bungsu atau odontektomi adalah prosedur bedah untuk mengangkat gigi molar ketiga yang tidak tumbuh dengan benar. Indikasi tindakan ini adalah kondisi seperti impaksi, infeksi, atau kerusakan gigi sekitar. Kontraindikasi odontektomi adalah leukemia, sirosis, gagal ginjal, gagal jantung, diabetes, hipertensi, dan kehamilan.[3]
Odontektomi terdiri dari 3 fase, yaitu preoperatif, durante operatif, dan postoperatif. Pada fase preoperatif, dokter gigi mempersiapkan alat dan mengatur posisi dirinya dan pasien. Posisi ergonomis untuk kenyamanan operator saat melakukan ekstraksi pada regio 1, 2, dan 3 adalah posisi arah jam 6-9. Sementara itu, untuk regio 4 arah operator adalah jam 9-12. Posisi pasien jika ekstraksi di rahang atas adalah semi-supine. Jika ekstraksi di rahang bawah, posisi pasien tegak.[4]
Selanjutnya, pada durante operatif, operator menggunakan teknik anestesi dan teknik ekstraksi yang sesuai dengan kondisi pasien dan patologi yang ada. Hal ini melibatkan insisi pada jaringan gingiva, pengangkatan tulang di sekitar gigi, pengangkatan gigi atau bakal gigi, sampai pemotongan gigi menjadi beberapa bagian sebelum diangkat.[4]
Pada fase postoperatif, dokter gigi memberikan resep obat sesuai dengan kebutuhan pasien dan edukasi terkait perawatan pasca ekstraksi. Karena sifat prosedur ini invasif, nyeri durante operatif dan nyeri postoperatif yang signifikan dapat terjadi, dengan risiko lain seperti perdarahan, pembengkakan, dan infeksi.[5]
Pilihan Anestesi untuk Ekstraksi Gigi Bungsu
Pilihan teknik anestesi untuk odontektomi bervariasi tergantung pada keparahan kasus, kondisi pasien, dan preferensi dokter gigi. Anestesia lokal adalah pilihan utama dalam banyak kasus. Hal ini dikarenakan anestesi lokal mudah dilakukan dan biayanya lebih terjangkau. Selain itu, pasien masih sadar, sehingga komplikasi terkait prosedur bisa segera dinilai.[6]
Studi oleh Smith, et al. menunjukkan bahwa anestesi lokal memberi tingkat kepuasan pasien yang tinggi dan durasi pemulihan yang lebih singkat dibandingkan anestesia umum. Namun, pada kasus tertentu, anestesi umum diperlukan. Anestesia umum bisa memberi keuntungan berupa penghilangan kesadaran pasien selama prosedur, yang sangat berguna pada pasien dengan kasus yang sulit, kecemasan berat, atau pada prosedur yang memakan waktu lama.[6,7]
Pada pasien dengan tingkat kecemasan tinggi, anestesi umum juga lebih efektif untuk mengurangi trauma psikologis. Studi lain oleh Patel, et al. menemukan bahwa anestesi umum lebih cocok untuk prosedur yang kompleks dan memakan waktu lama, dengan komplikasi minimal jika dilakukan dengan teknik yang tepat.[8,9]
Anestesi Lokal untuk Ekstraksi Gigi Bungsu
Obat anestesi lokal yang sering dipakai adalah lidocaine, articaine, atau bupivacaine. Adjuvan yang sering digunakan adalah epinefrin. Teknik anestesi yang sering dilakukan adalah teknik anestesi blok alveolaris inferior atau superior dan infiltrasi Iokal. Namun, tersedia juga beberapa alternatif selain anestesi blok alveolaris.[6]
Teknik blok saraf nasopalatinus merupakan pilihan pada odontektomi di rahang atas. Selain itu, tindakan anestesi interosseus merupakan pilihan untuk memperlama durasi dan kualitas analgesik dari blok anestesi lokal tersebut. Selain itu, penggunaan chlor ethyl untuk odontektomi dengan kasus yang cukup mudah juga dapat dilakukan.[6]
Keuntungan anestesi lokal adalah pendeknya waktu perawatan pasien, tindakan lebih mudah dan ekonomis, dan risiko kegawatan akibat opioid lebih rendah. Kekurangan tindakan ini adalah durasi yang terbatas sesuai sifat farmakologis obat anestesi lokal.[6]
Anestesi Umum untuk Ekstraksi Gigi Bungsu
Kasus yang sering membutuhkan anestesi umum adalah kasus yang melibatkan >1 gigi atau kasus yang posisi giginya sulit diekstraksi, sehingga memerlukan waktu operasi yang lebih lama dari durasi kerja anestesi lokal.[8]
Anestesi umum dilakukan dengan pemasangan pipa endotrakeal. Pipa yang digunakan adalah pipa endotrakeal non-kinking atau pipa yang tidak mudah terjepit. Daerah untuk pemasangannya bisa di mulut atau hidung tergantung pada posisi ekstraksi gigi.[8]
Keuntungan anestesi umum adalah durasi yang dapat disesuaikan dengan kesulitan kasus ekstraksi gigi, posisi bukaan dan sudut mulut yang dapat dimanipulasi agar lebih nyaman, dan kontrol perdarahan yang lebih baik akibat tidak adanya gangguan dari gerakan pasien secara tiba-tiba. Hal ini tidak dapat digantikan oleh anestesi lokal. Kerugian anestesi umum adalah perawatan pasien lebih lama, prosedur lebih sulit, dan biaya lebih tinggi.[8]
Perbandingan Anestesi Umum dan Lokal untuk Ekstraksi Gigi Bungsu
Studi menunjukkan bahwa anestesi umum dapat mengurangi risiko trauma psikologis pada pasien dengan kecemasan tinggi dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap prosedur. Selain itu, anestesi umum memungkinkan dokter gigi bekerja dengan lebih leluasa, terutama pada kasus-kasus yang kompleks.[9,10]
Namun, anestesi lokal juga memiliki manfaat signifikan, terutama pada pasien dengan risiko anestesi tinggi atau pada prosedur yang lebih sederhana. Penelitian oleh Brown, et al. menunjukkan bahwa anestesi lokal menghasilkan pemulihan lebih cepat dengan risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan anestesia umum.[11,12]
Studi Ku, et al. menemukan bahwa tingkat nyeri pascaoperasi tidak berbeda signifikan antara anestesi lokal dan umum, baik pada periode awal (hari 1–3) maupun periode akhir (hari 3–7). Namun, waktu operasi lebih lama pada anestesi umum daripada anestesi lokal. Hal ini mengisyaratkan bahwa durasi operasi menjadi faktor yang lebih berpengaruh terhadap tingkat nyeri pascaoperasi daripada jenis anestesi.[14]
Studi komparatif oleh Green, et al. juga melaporkan tidak ada perbedaan signifikan dalam hasil jangka panjang antara anestesi lokal dan umum untuk odontektomi, tetapi pilihan anestesi harus disesuaikan dengan kondisi klinis pasien dan preferensinya.[13]
Kesimpulan
Pada tindakan ekstraksi gigi bungsu, anestesi umum lebih cocok untuk pasien dengan kecemasan tinggi, jumlah gigi yang hendak diekstraksi >1, atau kasus kompleks yang akan membutuhkan durasi operasi lama. Sementara itu, anestesi lokal lebih ideal untuk kasus sederhana dan durasi operasi lebih singkat.
Keuntungan anestesi umum adalah risiko pergerakan pasien lebih minimal dan risiko trauma psikologis juga lebih rendah. Sementara itu, keuntungan anestesi lokal adalah durasi perawatan lebih singkat, prosedur lebih mudah, dan biaya lebih terjangkau.
Pemilihan anestesi memerlukan diskusi yang matang antara dokter dan pasien, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat kecemasan, kompleksitas prosedur, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.