Effectiveness And Cost-Effectiveness Of An Individualised, Progressive Walking And Education Intervention For The Prevention Of Low Back Pain Recurrence In Australia (Walkback): A Randomised Controlled Trial
Pocovi NC, Lin CWC, French SD, et al. Lancet, 2024. 404:134-44. doi: 10.1016/S0140-6736(24)00755-4
Abstrak
Latar Belakang: Kekambuhan nyeri punggung bawah merupakan hal yang umum dan merupakan kontributor besar terhadap penyakit dan beban ekonomi akibat nyeri punggung bawah. Olahraga dianjurkan untuk mencegah kekambuhan, tetapi efikasi dan efisiensi biaya intervensi yang mudah diakses, seperti berjalan kaki, belum diketahui.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efikasi klinis dan efisiensi biaya dari intervensi edukasi pasien dan berjalan kaki yang dipersonalisasi dan progresif untuk mencegah kekambuhan nyeri punggung bawah.
Metode: Penelitian WalkBack adalah uji klinis acak terkontrol dua arah, dengan subjek orang dewasa (usia 18 tahun atau lebih) berasal dari seluruh Australia yang baru saja pulih dari episode nyeri punggung bawah yang tidak spesifik dan tidak berhubungan dengan diagnosis tertentu, serta terjadi setidaknya lebih dari 24 jam.
Subjek secara acak dibagi ke dalam kelompok perlakuan edukasi dan berjalan progresif secara individual yang diberikan sebanyak 6 sesi oleh fisioterapis selama 6 bulan atau ke kelompok kontrol tanpa perlakuan (1:1). Subjek diikuti selama minimal 12 bulan dan maksimal 36 bulan. Luaran primer penelitian ini adalah hari kekambuhan pertama yang membatasi aktivitas dari episode nyeri punggung bawah melalui self-report bulanan. Efisiensi biaya dievaluasi dari sudut pandang societal dan dinyatakan sebagai peningkatan jumlah biaya terhadap Quality-adjusted life-year (QALY).
Hasil: Antara 23 September 2019 hingga 10 Juni 2022, 3206 subjek potensial telah diskrining untuk eligibilitas. Sebanyak 2505 (78%) dieksklusikan, dan 701 secara acak dibagi ke dalam dua kelompok (351 ke kelompok perlakuan dan 350 ke kelompok tanpa perlakuan). Kebanyakan subjek adalah wanita dan rerata usia subjek adalah 54 tahun.
Perlakuan efektif dalam mencegah episode nyeri punggung bawah yang membatasi aktivitas. Rerata jumlah hari hingga terjadi kekambuhan adalah 208 hari pada kelompok perlakuan dan 112 hari pada kelompok kontrol. Biaya tambahan per QALY yang didapat adalah AU$7802, memberikan 94% probabilitas bahwa perlakuan meningkatkan efisiensi biaya terhadap ambang batas willingness-to-pay (WTP) sebesar $28000.
Meskipun dari keseluruhan jumlah subjek yang mengalami setidaknya satu efek samping di atas 12 bulan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol hampir sama, namun lebih banyak efek samping berkaitan dengan ekstremitas bawah yang terjadi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Perlakuan berupa edukasi pasien dan program berjalan progresif secara individual dapat mengurangi tingkat kekambuhan nyeri punggung bawah secara signifikan. Perlakuan yang terjangkau, terukur, dan aman ini dapat mempengaruhi bagaimana nyeri punggung bawah dikelola.
Ulasan Alomedika
Jurnal ini mengevaluasi efikasi dan efisiensi biaya dari perlakuan berupa edukasi pasien serta olahraga berjalan kaki progresif, terhadap tingkat kekambuhan nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah menyebabkan disabilitas dan biaya medis yang tinggi. Kekambuhannya juga akan menurunkan kualitas hidup dan menambah beban finansial pasien.
Edukasi pasien dan intervensi olahraga sederhana, seperti berjalan, merupakan pendekatan tata laksana yang mudah dan murah. Meski demikian, efikasi klinis dan kaitannya dengan efisiensi biaya masih belum diketahui pasti.
Ulasan Metode Penelitian
Dalam uji klinis acak terkontrol dua kelompok ini, peneliti menyelidiki apakah berjalan kaki yang dikombinasikan dengan edukasi pasien dapat mencegah kekambuhan nyeri punggung bawah secara efisien dan hemat biaya. Peneliti merekrut individu yang baru pulih dari episode nyeri punggung bawah non-spesifik yang berlangsung lebih dari 24 jam melalui iklan komunitas dan rujukan dokter di Australia.
Nyeri punggung bawah non-spesifik didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung ≥24 jam antara tulang rusuk ke-12 dan lipatan bokong dengan intensitas nyeri melebihi 2,0 pada skala penilaian numerik 0 hingga 10, dan menyebabkan gangguan aktivitas. Peserta secara acak dibagi dalam rasio 1:1 ke dalam kelompok intervensi yang menerima program berjalan kaki dan edukasi selama 6 bulan oleh fisioterapis, atau kelompok kontrol yang tidak menerima perawatan.
Peserta diikuti selama 1-3 tahun, tergantung pada tanggal pendaftaran mereka. Luaran primer yang diukur adalah jumlah hari sebelum kekambuhan pertama nyeri punggung bawah yang membatasi aktivitas, dilaporkan setiap bulan oleh peserta. Efisiensi biaya dinilai dari sudut pandang kesehatan masyarakat, dihitung sebagai biaya tambahan per QALY.
Individu yang memiliki komorbiditas yang mencegah partisipasi dalam program berjalan kaki, berjalan untuk aktivitas fisik ≥3 kali seminggu (≥30 menit per hari), berpartisipasi rutin dalam program olahraga lain untuk mencegah kekambuhan, melakukan operasi tulang belakang dalam 6 bulan terakhir, atau sedang hamil, dieksklusikan. Luaran sekunder yang dinilai setiap 3 bulan meliputi disabilitas, kualitas hidup, aktivitas fisik dan perilaku sedenter, keperluan intervensi tambahan, dan efek samping.
Ulasan Hasil Penelitian
Selama masa studi, para peneliti menyaring 3206 individu untuk kelayakan. Pada akhirnya, 2505 orang (78%) dieksklusi. Total partisipan yang diikutkan dalam pengacakan adalah 701 orang. Sebagian besar peserta (81%) adalah perempuan dengan usia rata-rata 54 tahun.
Intervensi berjalan kaki dan edukasi pasien berhasil mengurangi episode nyeri punggung bawah yang membatasi aktivitas, dengan durasi median kekambuhan nyeri sebesar 208 hari untuk penerima intervensi dan 112 hari untuk kelompok kontrol. Biaya tambahan untuk setiap penambahan QALY diperkirakan sebesar AU$7802, menunjukkan kemungkinan 94% bahwa program ini ekonomis pada batas kemauan membayar sebesar $28.000.
Jumlah efek samping yang dilaporkan hampir sama antara kelompok intervensi (183 dari 351, 52%) dan kelompok kontrol (190 dari 350, 54%), namun efek samping terkait ekstremitas bawah lebih banyak terjadi pada kelompok intervensi (100 vs 54). Pasien di kelompok intervensi menunjukkan perbaikan signifikan dalam hal disabilitas dan kualitas hidup dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kelebihan Penelitian
Peneliti menggunakan analisis terhadap Quality-Adjusted Life Years (QALY) dan Incremental Cost-Effectiveness Ratio (ICER) untuk menilai seberapa efektif dan efisien program edukasi dan berjalan progresif yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing subjek dalam mengurangi risiko kekambuhan nyeri punggung bawah.
QALY adalah ukuran beban penyakit di mana 1 QALY setara dengan 1 tahun seseorang dianggap sehat total. ICER adalah instrumen untuk mengevaluasi efisiensi suatu perlakuan. Analisis ekonomi terhadap program edukasi dan berjalan progresif ini belum pernah dilakukan dalam penelitian sebelumnya, sehingga memberikan kontribusi baru yang penting secara klinis.
Selain itu, penelitian ini dilakukan dengan cermat untuk memastikan akurasi data. Subjek dihubungi secara berkala untuk meminimalkan recall bias dalam pengumpulan data dan memastikan keakuratan perkiraan waktu hingga munculnya kekambuhan nyeri (time-to-event data). Durasi penelitian juga cukup panjang, yaitu antara 12 hingga 36 bulan, sehingga memungkinkan peneliti untuk mengamati efek jangka panjang dari intervensi.
Limitasi Penelitian
Meskipun penelitian ini memiliki durasi pemantauan yang cukup panjang, hasilnya mungkin tidak sepenuhnya menggambarkan efek di luar periode 36 bulan yang diobservasi. Selain itu, penelitian ini sebagian besar melibatkan peserta perempuan dengan usia rata-rata 54 tahun, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi yang lebih muda, laki-laki, atau kelompok usia yang lebih tua.
Selanjutnya, meskipun analisis ekonomi dilakukan, variasi dalam biaya kesehatan antar negara mungkin mempengaruhi penerapan temuan ini di luar Australia. Sebagai contoh, analisis dan standar efisiensi pembiayaan kesehatan di Indonesia tentu akan berbeda.
Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program berjalan kaki progresif dan edukasi pasien efektif untuk mencegah kekambuhan nyeri punggung bawah. Mengingat banyaknya kasus nyeri punggung bawah di Indonesia, hasil penelitian ini tentu relevan diterapkan pada praktik klinis negara kita.
Perlakuan berupa program berjalan kaki dan edukasi pasien adalah intervensi yang tidak memerlukan biaya tambahan, sehingga mudah diterapkan dan murah. Dokter harus mendorong pasien dengan nyeri punggung bawah non-spesifik untuk melakukan olahraga berjalan kaki secara teratur, yang disertai dengan pemantauan berkala.