Terdapat bukti ilmiah yang melaporkan bahwa latihan fisik pada penderita stroke subakut memiliki efikasi dan keamanan yang tidak lebih baik dibandingkan terapi standar. Data epidemiologi menunjukkan setidaknya ⅓ dari 10.000.000 penderita stroke baru setiap tahun mengalami disabilitas dan keterbatasan dalam aktivitas harian. Intervensi rehabilitasi berupa latihan fisik telah lama dianjurkan pada penderita stroke, tetapi penerapannya pada fase subakut (5–45 hari setelah awitan stroke) masih menjadi perdebatan.[1-3]
Dasar Anjuran Latihan Fisik pada Penderita Stroke
Penderita stroke dengan gaya hidup yang tidak aktif mengalami peningkatan risiko stroke berulang dan kejadian kardiovaskular lain. Aktivitas fisik dan berolahraga pada penderita stroke dinilai memberi efek positif dengan meningkatkan kesehatan kardiovaskular, kemampuan bergerak, dan kekuatan otot. Selain itu, aktivitas fisik juga dinilai dapat memperbaiki gejala depresi, meningkatkan fungsi eksekutif, dan memperbaiki kualitas hidup.[1]
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)