Real-world use of once weekly semaglutide in patients with type 2 diabetes: pooled analysis of data from four SURE studies by baseline characteristic subgroups.
Yale JF, Bodholdt U, Catarig AM, et al. BMJ Open Diabetes Res Care, 2022. 10(2):e002619. doi: 10.1136/bmjdrc-2021-002619. PMID: 35383100.
Abstrak
Latar Belakang: Analisis gabungan post hoc dari empat studi kondisi nyata (SURE Kanada, Denmark/Swedia, Swis, dan Inggris Raya) bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik penggunaan semaglutide seminggu sekali (OW), sebuah agonis reseptor glucagon-like peptide-1 (GLP-1RA), pada pasien diabetes mellitus tipe 2 (T2D).
Desain Penelitian dan Metode: Studi semaglutide real world evidence (SURE) memiliki durasi penelitian 30 minggu. Perubahan pada HbA1c dan berat badan (BW) dianalisis untuk populasi secara keseluruhan dan menurut baseline subgroup: GLP-1RA-naif/GLP-1RA switchers, kategori indeks massa tubuh, usia, kadar HbA1c, dan durasi menderita diabetes mellitus tipe 2. Data pasien yang mencapai target terapi dianalisis menurut populasi secara keseluruhan dan baseline subgrup HbA1c ≥7%.
Hasil: Dari total 1212 pasien, 960 partisipan GLP-1RA naif, dan 252 switcher ke semaglutide dari GLP-1RA lainnya. Pada populasi secara keseluruhan, HbA1c baseline menurun -1,1% poin, dan berat badan berkurang sebesar -4,7 kg di akhir masa studi (end of study/EOS). Perubahan tersebut signifikan pada semua subgrup.
Ditemukan penurunan yang lebih signifikan untuk HbA1c dan berat badan pada GLP1-RA naif daripada GLP-1RA switcher. Penurunan HbA1c lebih besar lagi pada pasien dengan baseline HbA1c yang lebih tinggi. Pada EOS, sebanyak 52,6% pasien pada populasi secara keseluruhan mencapai HbA1c kurang dari 7%. Tidak ditemukan isu keamanan baru pada masing-masing studi SURE yang sudah selesai.
Kesimpulan: Hasil analisis gabungan menunjukkan bahwa pasien diabetes mellitus yang memulai semaglutide sekali seminggu mampu menghasilkan perbaikan signifikan (sejak baseline hingga akhir studi) baik untuk HbA1c maupun berat badan pada semua subgrup, termasuk pasien yang telah diterapi sebelumnya dengan agen GLP-1RA selain semaglutide. Hal ini menyokong penggunaan semaglutide sekali seminggu pada praktik klinis.
Ulasan Alomedika
Studi sudah menunjukkan bahwa dengan mencapai target HbA1c di bawah 7% sedini mungkin pada perjalanan terapi diabetes tipe 2 mampu mengurangi komplikasi mikrovaskuler. Namun, masih banyak pasien diabetes yang belum mampu mencapai hal tersebut. Penemuan GLP-1RA dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Pedoman klinis penanganan diabetes tipe 2 yang tersedia saat ini merekomendasikan penggunaan GLP-1RA atau sodium glucose cotransporter-2 inhibitor khususnya pada mereka yang memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskuler.
Studi telah menunjukkan bahwa penggunaan semaglutide, analog GLP-1RA kerja panjang injeksi, seminggu sekali mampu mengurangi HbA1c dan berat badan secara konsisten pada pasien diabetes tipe 2. Namun, data uji klinis acak terkontrol (RCT) dengan kriteria inklusi maupun eksklusi yang ketat mungkin belum dapat merefleksikan efek yang sebenarnya pada populasi dunia nyata ataupun pada praktik klinis. Studi ini bermaksud untuk mengevaluasi hal tersebut.
Ulasan Metode Penelitian
Studi ini merupakan pooled post hoc analysis terhadap data empat penelitian Semaglutide Real-world Evidence (SURE). Empat studi SURE mempunyai desain dan luaran akhir yang serupa. Lama durasi studi selama 30 minggu.
Luaran primer studi ini ialah perubahan HbA1c sejak baseline hingga EOS. Luaran sekunder mencakup perubahan pada berat badan, proporsi pasien yang mencapai HbA1c di bawah 7%, penurunan berat badan 5% atau lebih, luaran gabungan untuk reduksi HbA1c ≥1% dengan penurunan berat badan ≥3%, luaran kepuasan pasien berdasarkan Diabetes Treatment Satisfaction Questionnaire status (DTSQ), dan Short-form 36 Health Survey v.2.
Perubahan pada HbA1c dan berat badan dianalisis baik untuk populasi secara keseluruhan maupun menurut baseline subgrup. Dalam studi ini, subgrup dibagi menjadi:
- GLP-1RA-naif atau GLP-1RA switchers
- Indeks massa tubuh: kurang dari 25 kg/m²; ≥25 hingga < 30 kg/ m²; ≥30 hingga <35 kg/ m²; dan ≥35 kg/ m²
- Usia: kurang dari 65 tahun dan ≥65 tahun
- Kadar HbA1c: kurang dari 7%; ≥7% hingga ≤8%; >8% hingga ≤9%; dan >9%.
- Durasi menderita diabetes: kurang dari 5 tahun; 5 tahun atau lebih tapi kurang dari 10 tahun; dan 10 tahun atau lebih
Ulasan Hasil Penelitian
Dari basis data 4 studi SURE, sebanyak 1212 pasien diikutsertakan pada post hoc analysis, dengan rerata durasi terapi semaglutide 30,8 ± 9,6 minggu. Karakteristik baseline studi ini menyerupai praktik di kondisi nyata dengan rerata usia partisipan 60,1 tahun, durasi penyakit diabetes 12,2 tahun. Mayoritas populasi studi adalah kulit putih. Rerata kadar HbA1c partisipan adalah 8,1%.
Secara keseluruhan, 252 pasien masuk dalam grup switchers (berpindah) ke semaglutide, dan 960 pasien masuk dalam grup GLP-1RA naif (belum pernah mendapat semaglutide atau semacamnya).
Luaran primer menunjukan ada perubahan HbA1c sebanyak -1,1% poin saat EOS. Penurunan tersebut signifikan secara statistik untuk semua subgrup. Pada luaran sekunder, perubahan berat badan didapatkan sebanyak -4,7 kg saat EOS, dan signifikan pula secara statistik untuk semua subgrup.
Analisis gabungan menunjukkan penurunan signifikan HbA1c maupun berat badan yang lebih besar pada grup GLP1-RA naif daripada GLP-1RA switcher. Penurunan HbA1c tampak lebih besar lagi pada pasien dengan kadar baseline HbA1c yang lebih tinggi dibandingkan yang lebih rendah.
Pada EOS, sebanyak 52,6% pasien pada populasi secara keseluruhan dilaporkan mencapai target HbA1c kurang dari 7%. Dalam hal keamanan, studi ini tidak menemukan masalah baru keamanan pada masing-masing studi SURE yang sudah selesai. Rerata dosis semaglutide pada akhir masa studi sebesar 0,8 ± 0,30 mg.
Kelebihan Penelitian
Studi ini menyajikan dampak kondisi nyata penggunaan semaglutide injeksi pada pasien dengan karakteristik baseline yang bervariasi dan pada lokasi yang berbeda-beda. Studi ini turut menyajikan data perbandingan pada grup pasien yang belum mendapat GLP-1RA sama sekali (naif) dengan pasien yang beralih dari GLP-1RA lain ke semaglutide.
Limitasi Penelitian
Keterbatasan utama studi ini berkaitan dengan desain observasi one-armed dan kurangnya komparator aktif terhadap luaran studi yang dianalisis.
Selain itu, data dikumpulkan sebagai bagian dari praktik klinis rutin alih-alih pemeriksaan wajib pada titik observasi tertentu, sehingga dapat mempengaruhi kelengkapan data secara keseluruhan. Dengan mayoritas partisipan adalah populasi berkulit putih, maka hasil studi ini belum dapat memberi gambaran umum efikasi semaglutide terhadap populasi lainnya.
Aplikasi Hasil Penelitian Di Indonesia
Semaglutide sudah mendapat pengesahan ijin edar dan sudah tersedia di Indonesia. Namun, ketersediaannya masih terbatas di kota besar dan belum masuk dalam cakupan asuransi kesehatan nasional. Terlepas dari hal tersebut, studi ini memberikan informasi penting untuk terapi diabetes. Berdasarkan studi ini, GLP-1RA berpotensi menjadi solusi untuk pengontrolan HbA1c pada pasien diabetes tipe 2 yang disertai masalah berat badan.