Hilangnya Nyeri Dada Setelah Nitrogliserin Tidak Berkorelasi Dengan Coronary Artery Disease

Oleh :
dr. Hendra Gunawan SpPD

Pemahaman bahwa nyeri dada setelah pemberian nitrogliserin merupakan tanda pasien menderita coronary artery disease (CAD) harus diubah. Hal ini karena patokan untuk menentukan etiologi nyeri dada dengan menilai rasa nyeri yang hilang setelah nitrogliserin tidak patognomonik CAD.

Hingga saat ini, nyeri dada dan rasa tidak nyaman di dada atau sering disebut angina merupakan salah satu gejala yang sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner. Dalam suatu penelitian epidemiologis yang dilakukan Fruergaard et al., penyakit arteri koroner memiliki prevalensi 31%. Selain itu, penyakit refluks gastrointestinal atau refluks gastroesofageal (GERD) ternyata memiliki prevalensi 30%, disusul oleh sebab lain seperti musculoskeletal dengan prevalensi 28%.[1]

Nitrogliserin, suatu agen vasodilator sering digunakan pada gejala nyeri dada dan rasa tidak nyaman di dada yang diduga disebabkan oleh penyakit arteri. Hal ini sering dilakukan, terutama pada fasilitas instalasi gawat darurat untuk mengarahkan kecurigaan diagnosis etiologi dari nyeri dada akut yang dialami oleh pasien, sesuai dengan definisi angina oleh Coronary Artery Surgery Study (CASS). Namun, bukti ilmiah mengenai hal ini, masih terbatas. Artikel ini akan membahas apakah peran nitrogliserin dapat digunakan sebatas untuk mengurangi rasa nyeri dada akibat penyakit arteri koroner atau dapat etiologi nyeri dada yang lain.[2,3]

Referensi