Alo dokter, saya memiliki pasien skizo yg sudah mendapat terapi risperidone 2 x 2 mg dan trihexyphenidyl (THP) 2 x 3 mg (atau 1 1/2 tablet) selama paling...
Bagaimana tappering risperidone dan thp pada pasien skizofrenia? - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Bagaimana tappering risperidone dan thp pada pasien skizofrenia?
Alo dokter, saya memiliki pasien skizo yg sudah mendapat terapi risperidone 2 x 2 mg dan trihexyphenidyl (THP) 2 x 3 mg (atau 1 1/2 tablet) selama paling tidak 1 tahun. Kemudian keluhan halusinasi, waham, agitasi gaduh gelisah pasien sudah jauh berkurang. Saat ini keseharian pasien sudah dapat bekerja.
2 bulan yg lalu, pasien sempat kontrol ke rsjd untuk mendapat terapi kemudian mendapat advice dari seorang apoteker untuk mengurangi jumlah terapi risperidone karena efek samping ekstrapiramidalnya. Beliau menyarankan untuk minum risperidone 1/2 tablet saja 2 kali sehari, namun jika ada keluhan halusinasi kembali pasien tetap disarankan untuk minum 1 tablet.
Selama +-2 bulan ini pasien minum risperidone 2x1 mg dan THP 2x3 mg, untuk keluhan pasien kadang mendengar dengungan di telinga saat posisi pasien sendiri. Bagaimana penerapan dosis tappering risperidone dan thp ini apakah sudah tepat? Atau THP perlu diturunkan dosisnya menjadi 2 mg? Terima kasih dok
*note: pasien memiliki keinginan kuat untuk menurunkan dosis obat agar dapat cepat berhenti minum obat
ALO Dokter, umumnya, tapering off dosis risperidone untuk pasien skizofrenia adalah dikurangi 0,25 mg dari dosis sebelumnya. Tapering off dosis risperidone yang baik adalah pengurangan dalam waktu 1 bulan setiap 1 tahun pasien menggunakan obat antipsikotik. CMIIW.. referensi: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8266572/
Sedangkan trihexyphenidyl merupakan obat antiparkinson yang diberikan untuk menangani efek samping ekstrapiramidal dari risperidone. Sepertinya dapat dikurangi jika efek samping tremor tidak muncul.
Semoga ada SpKJ yang dapat menjawab lebih tepat, ya Dok.
1. Pertimbangan awal penggunaan antipsikotika jangka panjang (biasanya dinilai dari tingkat keberbahayaan gejala yang dialami, misalnya: terdapat perilaku menyakiti diri atau orang lain ataupun perusakan yang masive; ataupun tingkat rekurensi atau berulangnya gejala, atau tingkat ketidakpatuhan tinggi). Untuk kondisi dengan tingkat berbahaya yang tinggi atau rekurensi yang tinggi maka disarankan untuk tidak melakukan pemberhentian total penggunaan antipsikotika, bahkan beberapa kasus memerlukan penggunaan dosis terapi dalam masa yang lebih panjang. 2. Fase terapi dan fase rumatan dalam penanganan pasien dengan skizofrenia. Fase terapi akut ditandai dari penggunaan dosis antipsikotika dalam dosis terapi atau dosis penuh. Terdapat perbedatan kapan dapat masuk ke dosis rumatan, umumnya dilakukan setelah 2-3 tahun, namun ada yang menyarankan sekurangnya 5 tahun (dihitung dari mulai bebas gejala, bukan dihitung dari mulai menggunakan obat). Penentuan bebas gejala atau masa remisi, biasanya diukur oleh dokter yang sudah mendapatkan sertifikasi dalam menggunakan instrumen PANSS (hal ini untuk menilai secara objektif apakah pasien sudah masuk fase remisi total atau parsial sebagai pertimbangan penurunan dosis obat). pertimbangan penghentian antipsikotika Cara penurunan dosis biasanya mengikuti ketentuan seperti yang ditautkan oleh dr. Tini yaitu 10 persen dosis setiap bulannya atau 25 persen per 3 bulan. Selama penurunan perlu dipantau penuh (biasanya melibatkan orang terdekat untuk memantau gejala, selain dilakukan pengukuran gejala rutin oleh dokter yang menangani) apakah ada relapse, jika ada relapse segera kembalikan ke dosis terakhir sebelum diturunkan. Untuk dengungan telinga ini perlu dipantau lebih merupakan gangguan fisik (misalnya tinitus) atau memang sebenarnya merupakan bagian gejala relaps karena penurunan dosis yang terlalu cepat. Jika merupakan bentuk awal relaps maka saran terbaik adalah mengembalikan dosis antipsikotika ke semula. Namun jika gejala fisik maka perlu dilakukan pemeriksaan ke bagian terkait.Managemen untuk efek samping ekstrapiramidal sendiri memang idealnya berupa: penurunan dosis antipsikotika (namun dilakukan diawal pemberian antipsikotika, kecuali terdapat gejala berat yang memerlukan penurunan segera dan pengantian jenis antipsikotika secara segera), ataupun penggantian jenis antipsikotika dengan risiko efek samping terendah. Untuk hal ini saya lampirkan jurnal yang mendukung
managemen gejala ekstrapiramidal Saran lain untuk kasus ini adalah, mendiskusikan atau bahkan merujuk kembali pada psikiater di RSJ apakah memungkinkan bagi pasien ini untuk menurunkan dosisnya dan pertimbangan pemberian risperidon dengan EPS yg berat. Semoga membantu