Yth, dr. Spesialis Paru atau dr. Spesialis Penyakit Dalam, Mohon konsulnya dok.Saya batuk2 sudah - 2mgg, 1 mgg brjln, sempat hilang 3 hari, kembali lg. Badan...
Batuk hilang timbul 2 minggu berulang, Sputum BTA (-), Pembesaran Kelenjar (+) - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Batuk hilang timbul 2 minggu berulang, Sputum BTA (-), Pembesaran Kelenjar (+)
Yth, dr. Spesialis Paru atau dr. Spesialis Penyakit Dalam, Mohon konsulnya dok.
Saya batuk2 sudah - 2mgg, 1 mgg brjln, sempat hilang 3 hari, kembali lg. Badan hangat2 saja tapi suhu gak pernha lebih dari 37,5.
Tidak turun BB
Tidak keringat malam
Tidak ada riwayat kontak bta ( ) 2 bulan terakhir. (Sy selesai kontrak dari pkm 2 bln yg lalu), jadi sudah 2 bulan tidak praktik.
Tidak ada sesak, tidak ada wheezing
Nyeri dada tidak ada. Nafsu makan baik.
*Secara psikis sy sehat dok, tidak mau parno dengan covid-19
2 bln lalu juga sempat kek gini, sy khawatir mumpung mash dinas di PKM maka sy periksa sputum bta san hasilnya negatif.
Sebelum2x sudah pernha alami keluahn yg sama. Tapi baru kali ini, Kelenjar limfe membesar.
Saya punya riwayat atopi sudah 29 tahun ini, alergi terhadap ikan, ayam, telur ayam, daging sapi, tempe tahu. Sensitif dengan debu, kipas angin, suhu terlalu dingin, asap bakar apa saja termasuk rokok, dan rempah menyengat.
Bukan hanya kulit saya yg akan gatal dan berair, tapi produksi lendir di tenggorokan juga meningkat.
Muncul lah rhinitis alergi sudah 5 tahun terkahir, Asma Intermitten derajat sedang 1 tahun terkakhir.
Riwayat Bronkhitis kronis sejak 7 tahun lalu.
Saya konsumsi cetirizine untuk meredakan keluhan kulit dan tenggorokan ditambah ambroxol. Jarang2 hanya jika sudah mengganggu. Jika sudha terasa berat sy minum metilprednisolon.
Suhu kisaran 37. Paling tinggi 37,5. Belum pernah lebih dari itu.
Baru hari ini, 10-04-2020 batuknya agak keras dan gatal ditenggorokan. Tidak sengaja teraba kelenjar limfe aksila hanya 1 saja ukuran 1cm, kenyal, agak nyeri tekan, kulit sama dengan sekitar.
Tiba2, napas sy terdengar tanpa auskultasi disisi paru kanan bawah sperti rhonki. Karena khawatir, saya minum Metilprednisolon 4mg. Sudah hilang.
Saya di kampung dok, ga ada teman sejawat yg bisa bantu untuk pemeriksaan fisik, nnti kalo ke kota mau periksa lengkap.
Terapi yg sy ambil,
Cefixime 200mg/24 jam
Azitromisin 500mg/24jam
Ambroxol 30mg 3x1
Cetirizine 10mg 2x1 (kp)
Aktif minum Vitamin C 100mg/hri
Vit E 100-200mg/hri
Sangobion 1x1 - 2x1
Mohon dibantu dok, lagi pandemic takutnya jadi port de entry covid-19. Krna minggu depan sy sudah mulai tugas lagi di puskesmas. Terima kasih banyak dokter.
Saya coba bantu jawab dulu ya.
Kalo dari sumber berikut (https://emedicine.medscape.com/article/302460-differential)
Batuk kurang dari 2 minggu bisa disebut sebagai batuk akut, penyebabnya macam2 bisa ISPA, flu, dll.
Apakah mengarah ke COVID-19, saya rasa harus dilihat dari banyak faktor ya, tapi masa sekarang ini, ada batuk pilek apalagi ada demam dan sesak, masih memungkinkan disebabkan COVID-19 sampai terbukti sebaliknya.
Untuk sementara bisa coba isolasi mandiri dulu ya Dok, pakai masker, terapkan etika batuk yang benar sembari menerapkan pola hidup sehat untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Semoga bermanfaat
Tidk ada riwayat kontak dg odp atau pdp. Sudah 2 bln beliau istirahat praktik krn lg promil katanya. Dan baru akan praktik minggu depan di Puskesmas, dan takutnya beliau sakitnya skrg jd port de entry covid, mengingat di t4x akan praktik terdapat odp >100 dan pdp 1 orang.
Gejala batuk 2 minggu, subfebris, ronkhi pada dokter bisa disebabkan oleh beberapa hal:
1. TB paru/pleuritis TB
2. Pneumonia, bisa bakterial atau viral
3. Bronkhitis kronis dengan secondary infection
Saran saya sebaiknya dilakukan pemeriksaan sputum gene X-pert, CXR PA Lateral kanan, Lab DL, LED, Diff count.
Pleuritis TB tdk dpt ditegakkan dari dahak, tapi dari klinis, CXR, dan bila ada efusi pleura ditambahkan analisa cairan pleura.
Limfadenitis masih blm khas, bila tdk ditemukan penyebab lain, sebaiknya dibiopsi.
Mengingat sedang wabah sebaiknya juga harus waspada covid. Bila mengarah ke covid lanjutkan dgn pemeriksaan PCR. Sementara self isolation dan terapi simptomatis dulu dok.
Semoga dapat membantu.