Alo, dr. Doni Damora,

Terima kasih atas pertanyaannya, dok.

Dipenhidramin adalah antihistamin generasi pertama untuk mengatasi reaksi alergi.

Kewaspadaan khusus perlu dilakukan untuk pemberian dipenhidramin pada pasien dengan miastenia gravis, kejang/epilepsi, bronkitis, PPOK, gangguan serebrovaskuler, disfungsi tiroid, gangguan hati dan ginjal derajat sedang atau berat, serta ibu hamil.

Terdapat referensi yang menuliskan bahwa pengawasan khusus juga harus dilakukan bila pasien menderita hipertensi.

Oleh karena itu, perlu ditanyakan lebih lanjut apakah pasien juga mengonsumsi obat antihipertensi, karena obat antihistamin dapat menimbulkan hipotensi bila dikonsumsi bersama dengan obat antihipertensi.

 

Ada baiknya untuk memilih antihistamin oral saja pada kasus urtikaria tanpa gejala lain. Obat yang dapat dipilih yaitu cetirizine, loratadine, atau fexofenadine. Bila gejala tidak membaik, dapat diberikan obat kortikosteroid oral sebagai tambahannya.

Semoga jawaban ini berkenan dan bermanfaat, dok. Salam sehat!

 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526010/

 

https://link.springer.com/article/10.1186/s12877-018-0926-9

Boleh.
Apa yg dikhawatirkan?
Nanti ketika rawat jalan atau pulang, berikan obat antihipertensi nya.

Alo Dokter,
hipertensi menjadi kontraindikasi relatif untuk injeksi intravena dok. apakah sampai terjadi angioedema dok? kalau hanya urtikaria ringan mungkin bisa diberikan per oral dok.
Referensi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556121/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538188/