Delirium adalah gangguan kesadaran dan fungsi kognitif yang berkembang secara cepat dan sering disebabkan oleh berbagai faktor medis atau lingkungan. Pada...
Delirium pada pasien dengan gangguan ginjal kronik - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Delirium pada pasien dengan gangguan ginjal kronik
Delirium adalah gangguan kesadaran dan fungsi kognitif yang berkembang secara cepat dan sering disebabkan oleh berbagai faktor medis atau lingkungan. Pada pasien dengan gangguan ginjal kronik (GGK), kejadian delirium sering kali lebih tinggi dan dapat memperburuk hasil klinis (Kellum et al., 2012).
Faktor Risiko
Kadar urea dan kreatinin yang tinggi akibat gangguan ginjal dapat mempengaruhi fungsi otak dan berkontribusi pada delirium (Bellomo et al., 2004).
Ketidakseimbangan Elektrolit: Gangguan ginjal kronik sering menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit, seperti hiponatremia dan hiperkalemia, yang dapat memperburuk delirium (Zhao et al., 2015).
Asidosis Metabolik: Peningkatan asam dalam darah akibat gangguan ginjal dapat mempengaruhi fungsi kognitif (Bellomo et al., 2004).
Gangguan Tidur: Gangguan tidur yang sering terjadi pada pasien dengan GGK dapat berkontribusi pada munculnya delirium (Miller et al., 2010).
Infeksi dan Peradangan: Risiko infeksi dan peradangan yang meningkat pada pasien dengan GGK dapat menyebabkan delirium (Zhao et al., 2015).
Diagnosis Diagnosis delirium pada pasien dengan GGK memerlukan evaluasi menyeluruh, termasuk penilaian riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Penting untuk membedakan delirium dari kondisi lain yang mungkin mempengaruhi kesadaran dan fungsi kognitif, seperti demensia atau gangguan mental lainnya (Kellum et al., 2012).
Manajemen
Penanganan Penyebab Dasar: Mengelola gangguan ginjal dan kondisi medis yang mendasari adalah kunci untuk mengatasi delirium (Bellomo et al., 2004).
Stabilitas Elektrolit dan Asidosis: Koreksi ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis melalui terapi yang sesuai (Miller et al., 2010).
Dukungan Non-Pharmakologis: Lingkungan yang tenang dan interaksi yang mendukung dapat membantu meminimalkan delirium (Zhao et al., 2015).
Pengobatan: Dalam beberapa kasus, terapi farmakologis mungkin diperlukan untuk mengelola gejala delirium, namun penggunaan obat harus hati-hati untuk menghindari efek samping yang dapat memperburuk kondisi ginjal (Kellum et al., 2012).
Referensi :
Kellum, J.A., Lameire, N., Aspelin, P., et al., 2012. Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury. Kidney International Supplements.
Bellomo, R., Ronco, C., Kellum, J.A., et al., 2004. Acute Dialysis Quality Initiative (ADQI) consensus on acute renal failure: definition, outcome measures, animal models, fluid therapy, and information technology needs. Critical Care.
Zhao, H., Liu, H., Yang, Y., et al., 2015. Delirium in elderly patients with chronic kidney disease: a review. Nephrology (Carlton).
Miller, R., Kollef, M.H., Smithline, H.A., et al., 2010. Delirium in the intensive care unit: a review of the literature. Journal of Intensive Care Medicine.