Alo Dokter,Untuk pasien hipertensi yang menggunakan 1 macam obat (misalnya golongan ARB), kapankah kita menentukan bahwa obat tersebut perlu diganti atau...
Kapan obat antihipertensi perlu diganti? - Jantung Ask the Expert - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Kapan obat antihipertensi perlu diganti? - Jantung Ask the Expert
Alo Dokter,
Untuk pasien hipertensi yang menggunakan 1 macam obat (misalnya golongan ARB), kapankah kita menentukan bahwa obat tersebut perlu diganti atau perlu dikombinasikan dengan obat golongan lain? Terima kasih dok.
Alo, dokter.
Obat anti hipertensi dapat diganti apabila pasien mengalami intoleransi terhadap obat yang dikonsumsi (misalkan batuk pada konsumsi ACE-inhibitor, atau edema tungkai pada konsumsi Amlodipin, atau pertimbangan subjektif lainnya, seperti pasien merasa tidak nyaman pada konsumsi obat tertentu).
Kapan perlu dikombinasikan dengan kelas anti hipertensi yang lain? Apabila target TD belum tercapai, yaitu TD sistolik >140 mmHg dan/atau diastolik >90 mmHg. Pastikan dosis obat anti hipertensi yang saat ini dikonsumsi sudah dosis maksimal/optimal, misalkan utk Amlodipin sudah 1x10 mg, Ramipril sudah 1x10 mg, Candesartan sudah 1x16 mg (dosis maksimal Candesartan sebenarnya dapat mencapai 1x32 mg, namun terkadang BPJS tidak mengcover full), Captopril sudah mencapai 3x25 mg. Apabila dosis masih dapat di uptitrasi, sebaiknya uptitrasi terlebih dahulu, karena compliance akan lebih baik pada pasien dengan single anti hipertensi. Namun apabila target TD belum tercapai, kombinasi dengan kelas anti hipertensi lain dianjurkan.
Semoga membantu ya, dok
http://faber.inash.or.id/upload/pdf/article_Update_konsensus_201939.pdf
Diharapkan dalam 3 bulan pengobatan dengan anti hipertensi TD sudah mencapai target, dengan catatan sudah diperhatikan bahwa cara pengukuran TD setiap kunjungan tepat, pasien sudah mengkonsumsi obat dengan kepatuhan yang baik, dan perubahan gaya hidup (lifestyle modification) sudah dilakukan.
Terlampir Pedoman Penatalaksanaan Hipertensi 2019 dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dapat dipelajari lebih lanjut dari diagnosis, tatalaksana, hingga monitoring.
Semoga membantu ya, dok.