Kombinasi obat metformin dan glimepirid pada pasien dengan gula darah puasa masih 394 mg/dl - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter.. Saya punya pasien dengan diabetes melitus yang rutin berobat dok. 6 bulan terakhir ini , pasien ini sudah dapat obat diabetes metformin 2x500 mg...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Kombinasi obat metformin dan glimepirid pada pasien dengan gula darah puasa masih 394 mg/dl

    Dibalas 07 September 2024, 16:42
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter..

    Saya punya pasien dengan diabetes melitus yang rutin berobat dok. 6 bulan terakhir ini , pasien ini sudah dapat obat diabetes metformin 2x500 mg dan glimepirid 1x2 mg. Namun pemeriksaan gula darah puasa bulan ini hasilnya 394 mg/dl. Pengakuan pasien, tidak ada putus minum obatnya Jika dinaikkan dosis glimepirid nya menjadi 1x4mg apakah boleh dok? Mohon masukannya.

07 September 2024, 14:57
dr.Tri Haryati Paramita, Sp.PD
dr.Tri Haryati Paramita, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Ijin ikut berdiskusi Dok.. beberapa hal yang dapat dievaluasi :
- usia dan BMI pasien
- pola makan: adakah konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi selama 6 bulan terakhir ? Bagaimana pola makan pasien ?
- apakah ada gejala hipoglikemia malam sehingga pasien intake di tengah malam  ? --> untuk evaluasi adakah Somogyi effect
- adakah latihan fisik ?
- adakah konsumsi obat2an selain obat DM, yg dapat meningkatkan GD pasien ?
.
Saran pada pasien ini :
- monitor GDP, GD  2 jam PP. Bila pasien memiliki alat glucometer, dapat diedukasi cara Pemantauan Glukosa Darah Mandiri di rumah
- cek hba1c --> bila HbA1c > 9%, edukasi terapi insulin
- pastikan latihan fisik dan diet DM pasien terjaga --> modifikasi life style sesuai panduan DM (Perkeni, 2019)
- optimalisasi dosis metformin (maksimal sampai 3x 1000 mg, kecuali terdapat efek samping atau kontraindikasi)
- bila Somogyi effect (+) -> tunda obat DM yang berpotensi hipoglikemia seperti sulfonilurea (misal glimepirid), dan diganti dgn obat lain seperti DPP-4 inhibitor, SGLT-2 inhibitor. Bila Somogyi effect (-) -> dosis glimepirid boleh dinaikkan (maksimal 1x 8 mg)
- monitor ada tidaknya komplikasi makro/ mikro vaskular
.
Bila dengan kombinasi obat antidiabetes oral dosis optimal selama pemantauan kadar Hba1c masih > 7.5% --> pertimbangkan terapi insulin
.
Semoga dapat membantu Dok 🙏
07 September 2024, 15:44
Terima kasih Dokter. Sangat bermanfaat penjelasannya.
05 September 2024, 13:30

Alo dokter,

Target perngobatan DM tipe 2 lebih baik berdasarkan HbA1c <7%. Menurunkan angka dan mempertahankan HbA1c <7% menurunkan risiko komplikasi seperti serangan jantung, stroke, CKD yang membutuhkan hemodialisa, amputasi dan retinopati DM. Jika angka GDP ditemukan tinggi, kemungkinan HbA1c juga tinggi, umumnya pasien akan memiliki gejala hiperglikemia seperti polidipsi dan poliuri. HbA1c sebaiknya diperiksa tiap 3 bulan dan pengobatan harus dititrasi sehingga angka yang stabil (<7%). Pada pasien dokter, sepertinya pasien tidak rutin kontrol dalam waktu 6 bulan ini karena dosis pengobatannya belum tertitrasi. 

Pilihan pengobatan berdasarkan angka HbA1c dan gejala pada pasien:

  • Jika pasien tidak memiliki banyak gejala, maksimalkan obat oral - seperti metformin 2x1000mg (pastikan fungsi ginjal dalam batas normal), glimepiride sampai dosis maksimum yaitu 1x8mg dan tambahkan obat oral ke-3 seperti DPP-4 inhibitor (contoh sitagliptin, saxagliptin, linagliptin) atau SGLT2 inhibitor (canagliflozin, dapagliflozin, empagliflozin)
  • Pada pasien bergejala hiperglikemia, HbA1c sangat tinggi, terdapat penyakit komorbid yaitu disfungsi ginjal, gangguan kardiovaskuler, neuropati perifer - lanjutkan obat oral dan tambahkan insulin. Berikan contoh glargine insulin 10 unit sekali sehari malam hari, titrasi berdasarkan GDP

Dan sebaiknya periksa dan mengobati jika pasien memiliki penyakit komorbid, dengan melihat parameter tekanan darah, fungsi ginjal dan kolesterol.

Selengkapnya dapat dokter baca di artikel berikut

https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-tipe-2/panduan-e-prescription

Semoga dapat membantu dok

07 September 2024, 16:42
dr. Anak Agung Ifan Distyajaya, Sp.PD
dr. Anak Agung Ifan Distyajaya, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Selamat sore dok...bila dokter mendapati pasien dengan gula darah puasa yg masih tinggi....kita pertama harus menilai dari anamnesa yg tepat dok supaya tidak langsung menaikkan dosis terapi....apakah pemeriksaan gula darah pasien sudah tepat puasa 8 jam dan apakah ada periode makan di luar jam makan malam atau jam makan yg biasanya atau adanya periode pasien mengalami gejala hipoglikemi sehingga pasien makan  untuk menghilangkan gejala itu (Somoygi effect). Bila itu terjadi malah dokter harus menurunkan dosis terapi dokter.
Sebaliknya bila dari anamnesa dokter sudah cukup baik dari pola makan pasien....dokter jg harus menganamnesa faktor-faktor lain yang mempengaruhi gula darah...seperti faktor stress, infeksi, kehamilan. Karena salah satu penyebab tersering  gula darah tidak terkontrol adalah infeksi....bila semuanya baik... Sebaiknya dokter lakukan pemeriksaan penunjang untuk menguatkan diagnosis dokter...untuk menyingkirkan bahwa saat ini bukan merupakan komplikasi akut dari DM yaitu KAD atau HHS dan hanya DM murni.. Bila semua normal hasilnya dan anamnesa sudah baik....berarti dokter dapat menyimpulkan bahwa pemberian dosis obat dapat ditingkatkan atau kombinasi dengan obat lain (tapi dari yg saya baca dosis obat belum maksimal) atau di switch dengan OAD yg lain atau pertimbangkan insulin bila HbA1C masih diatas dari 9...Terima kasih dok