Alo Dokter.. saya ingin bertanya. Baru saja dapat pasien laki laki 37 THN kebangsaan Afganistan. Datang kontrol luka basah (post op. Ekstraksi peluru) sejak...
Luka Tidak sembuh sejak 1 tahun lalu - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Luka Tidak sembuh sejak 1 tahun lalu
Alo Dokter.. saya ingin bertanya. Baru saja dapat pasien laki laki 37 THN kebangsaan Afganistan. Datang kontrol luka basah (post op. Ekstraksi peluru) sejak 1 tahun lalu. Sampai saat ini luka belum sembuh.
Maaf lukanya tidak sempat difoto. Deskripsi luka:
- bentuk bulat diameter sekitar 7cm
- tepi eritema
- tengah cenderung basah
- pus (-)
- perdarahan aktif (-)
Melihat rekam medik sebelumnya, telah diberikan
- cefixime 200mg selama 1 bulan (1 tahun lalu telah diberi gentamicin, amoxicillin, dll)
- Na. Diclofenac jika nyeri
- Rawat Luka dan GV rutin tiap 3 hari
Riwayat DM (-)
Pertanyaan saya dok,
1. Mengapa lukanya belum kering sampai 1 tahun lamanya?
2. Apakah pasien tsb resistensi antibotik?
3. Apakah butuh uji resistensi antibiotik?
4. Apakah ada tambahan terapi?
Terima kasih
Pemberian AB bukan menjadi pilihan utama pada luka kronis. Yg penting bagaimana perawatan lukanya. Kemudian dicari faktor risiko kenapa luka tidak sembuh2. Apakah albuminnya baik? Apakah ada gangguan vaskular?
Kalau kasus sy kemarin setelah di usg ternyata ada gangguan vaskular.
Menanggapi pertanyaan Anda:
1. Mengapa lukanya belum kering sampai 1 tahun lamanya?
Sebelumnya, penting bagi kita utk mengetahui faktor yg mempengaruhi penyembuhan luka dibagi menjadi lokal dan sistemik, yaitu:
# Faktor lokal:
- Oksigenasi
- Infeksi
- Benda asing
- Insufisiensi vena
#Faktor sistemik:
- Usia : geriatri lbh lambat dibanding usia muda
- Iskemia
- Penyakit yg mendasari: diabetes, uremia, kelainan genetik, keloid
- Obesitas
- Penggunaan obat obatan: kortikosteroid, kemoterapi
- Malnutrisi
- Penyakit imunosupresi: kanker, AIDS, Tuberculosis, radioterapi
- Merokok dan alkoholik
Kesemua faktor diatas perlu disingkirkan satu per satu guna mencari penyebabnya.
Namun, yg paling sering terjadi pd umumnya diakibatkan msh adanya benda asing, atau pun infeksi berulang serta perawatan luka kronik yg tdk adekuat.
2. Apakah pasien tsb resistensi antibotik?
Penggunaan antibiotik pd luka kronik tidak banyak membantu kecuali pd infeksi akut berulang pd kondisi luka kronis. Yg paling penting itu perawatan luka yg intensif dan memastikan tdk ada penyebab lainnya yg menghalangi penyembuhan.
3. Apakah butuh uji resistensi antibiotik?
Uji resistensi antibiotik dikerjakan bila ditemukan adanya gambaran tanda infeksi akut berulang ataupun kecurigaan thd infeksi kronis spt Tb.
4. Apakah ada tambahan terapi?
Anjuran terbaik saat ini yaitu mencari tahu faktor penyebab yg mengganggu penyembuhannya dulu, kemudian utk penutupan defek yg luas tsb bisa dengan cara penutupan sekunder ataupun tersier.
Semoga bermanfaat!
Alo Dokter..Selamat siang dr. Afdilah
Sebagai tambahan Dok, untuk pasien dengan luka lama ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai penyebab Dok, antara lain:
1. Kelainan vaskular (baik oleh karena DM atau nonDM). Tapi pada kasus Dokter pasien tanpa riwayat DM ya. Untuk penyebab kelainan vaskular akibat non DM, dokter bisa mempertimbangkan penyebabnya apakah akibat stasis, oklusi, atau justru disebabkan oleh suatu kondisi yang disebut dengan vaskulitis.
Evaluasi juga apakah ada kemungkinan kusta sehingga luka cenderung sulit untuk menyembuh
2. Keganasan, yaitu karsinoma sel skuamosa. Pada luka yang lama dan kronik berisiko terjadi keganasan karsinoma sel skuamosa. Secara umum luka cenderung rapuh dan mudah berdarah
3. Pada luka yang tidak menyembuh dengan perawatan standar/antibiotik (*pasien Dokter rutin perawatan luka ke klinik ya, jadi kita anggap tata laksana luka sudah sesuai prosedur), maka kita perlu mempertimbangkan adanya infeksi oleh M. Tb atau M. atipikal atau infeksi jamur dalam (deep mycosis) untuk pasien yang tidak responsif dengan antibiotik standar, apalagi pasien dengan riwayat trauma dalam sebelumnya.
4. Setelah disingkirkan penyebab lain seperti vaskular, keganasan, dan infeksi, maka pada luka yang tidak sembuh-sembuh dan cenderung meluas, kita dapat pertimbangkan sebagai kondisi yang disebut pyoderma gangrenosum Dok, dimana pada kondisi ini terapi yang diperlukan justru adalah imunosupresan. Tepi luka pada pyoderma gangrenosum biasanya eritema dan keunguan, dan juga disertai keluhan nyeri yang sangat mengganggu Dok.
5. Pertimbangkan juga komorbid atau koinsiden lain yang menyertai ya Dok, seperti anemia, hipoalbumin, atau osteomyelitis.
Vaskulitis, infeksi oleh M. Tb atau M. Atipikal atau jamur, karsinoma sel skuamosa, dan pyoderma gangrenosum dapat dievaluasi melalui pendekatan klinis dan pemeriksaan penunjang, dalam hal ini yang penting adalah biopsi Dok. Bila klinis lebih sesuai ke arah infeksi, maka saat biopsi jaringan dapat sekaligus dilakukan kultur jaringan untuk M. Tb, M. atipikal, atau jamur.
Semoga bermanfaat ya Dok..
Selamat siang Dokter, sudah cukup lama ya Dok lukanya, bagaimana dengan pola makan dari pasiennya sendiri Dokter? di bagian tubuh mana terjadi lukanya Dokter? kebersihan dan kelembapan dari pasiennya sendiri seperti apa Dokter? karena seperti kita ketahui ya Dokter prihal proses penyembuhan luka sendiri ada banyak faktor yang berperan didalamnya termasuk apakah memang ada kondisi medis tertentu yang mendasari? apakah memang terjadi infeksi pada lukanya, apakah pola makannya berpantang makanan tertentu, apakah selama ini lembab atau ditutup terus menerus Dokter, jika memang ada indikasi kearah infeksi tentu dapat diberikan antibiotik yang sesuai dengan hasil kulturnya (jika memang ingin mengetahui AB mana yang paling sesuai dengan luka pasiennya Dokter).
Coba pertimbangkan keadaan vaskularnya bagaimana. Ada kelainan atau tidak. Pertimbangkan juga keadaan sistemik dan metabolik. Dan modifikasi juga lifestyle yg tidak sehat, merokok diet dll
Menambahkan aja.
Jawaban dari teman2 di atas sy rasa sudah cukup jelas ya. Penyembuhan suatu luka tergantung dari faktor luka itu sendiri, dan kondisi sistemik pasien itu sendiri (apakah penderita DM, kelainan pada pembuluh darah, dan lain sebagainya). Pengalaman menghadapi kasus luka tembak yg tak kunjung sembuh, dipastikan sj bahwa tidak ada retensi sisa peluru yg tertinggal pada luka yg dalam, entah berbahan dari timah atau titanium. Pemeriksaan rontgen bisa dikerjakan. Bila ternyata masih ada sisa, mungkin itu penyebabnya, dan sebaiknya dibersihkan ulang oleh Dokter Bedah.
Semoga bermanfaat.
Kemungkinan untuk dilakukan rontgen untuk pembuktian juga penting utk memastikan. Namun dok sedikit melanjutkan diskusi selain pembuktian adanya sisa bahan peluru dengan rontgen x ray, apakah ada cara lain yang dpt memastikan? Ataukah bagaimana dengan kemungkinan bedah explorasi/eksperimental untuk pembuktiannya? Terimakasih
DM (-)
Pasien rutin datang GV tiap 3 hari
Juga bs karna faktor albumin
Juga bs karna faktor albumin
Juga bs karna faktor albumin