Diperkirakan sebanyak 25-40% orang dewasa mengalami dispepsia fungsional setiap tahunnya. Menurut kriteria Rome IV gejala dispepsia fungsional terdiri dari...
Penanganan seperti apa yang tepat untuk pasien dengan dispepsia pada konsultasi online - Diskusi Dokter
general_alomedikaDiskusi Dokter
- Kembali ke komunitas
Penanganan seperti apa yang tepat untuk pasien dengan dispepsia pada konsultasi online
Diperkirakan sebanyak 25-40% orang dewasa mengalami dispepsia fungsional setiap tahunnya. Menurut kriteria Rome IV gejala dispepsia fungsional terdiri dari kembung setelah makan, cepat merasa kenyang, nyeri ulu hati yang menggangu, rasa terbakar di ulu hati yang menggangu serta tidak ada bukti kelainan secara endoskopi. Gejala tersebut dialami selama 3 bulan terakhir. Tatalaksana yang biasa diberikan adalah antasida, Histamine H2 receptor antagonists (H2RA), Proton pump inhibitors (PPI), dan prokinetic agents. Mengenai PPI, beberapa penelitian didapatkan tatalaksana PPI tidak efektif untuk perbaikan gejala dalam kasus dispepsia dan terdapat banyaknya efek samping dari penggunaan PPI. Menurut pendapat dokter sekalian bagaimana tatalaksana yang bijak untuk pemberian terapi pada dispepsia dalam konsultasi online, mengingat tidak dilakukannya pemeriksaan fisik dan penunjang, dan terkadang riwayat gejala yang diberikan mungkin kurang jelas. Kapan hanya diperlukan antasida, kapan diperlukan H2 blocker, PPI ataupun prokinetic agent?
Alo dr. Retma,
Memang ada keterbatasan pemberian obat bila tidak melakuka pemeriksaan langsung.
Untuk anamnesis lebih baik ditajamkan dok, antara dispesia fungsional dengan gastroparesis. Dari jurnal yang saya baca, keluhan pada gastroparesis dengan dispesia fungsional saling tumpang tindih.
Untuk terapi dispepsia tatalaksana utama adalah agen prokinetik dengan obat penyekat asam lambung seperti H2 blocker dan PPI
Sedangkan gastroparesis harus dinilai lebih.
Dokter bisa membaca dari sumber artikel ini:
http://www.jnmjournal.org/journal/view.html?uid=1447&vmd=Full&
Benar sekali di konsultasi online karena keterbatasan dari pemeriksaan penunjang kita harus mempertajam di anamnesis.
Aku juga menemukan di jurnal bahwa dispepsia fungsional banyak tumpang tindih dengan penyakit lain sehingga tampak seperti resisten saat diberikan obat PPI ataupun H2-blocker
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6182037/
Dan disalah satu jurnal aku juga menemukan ada banyaknya terjadi efek samping dari penggunaan PPI jangka panjang pada dispepsia fungsional sehingga tidak disarankan untuk digunakan untuk jangka panjang
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5885718/