Manfaat Lari dalam Menurunkan Risiko Kardiovaskular

Oleh :
dr. Hendra Gunawan SpPD

Penelitian telah banyak menunjukkan kaitan antara aktivitas fisik teratur, termasuk lari atau joging, dengan penurunan risiko kardiovaskular seperti kejadian stroke dan penyakit hipertensi. Lari atau joging tidak hanya bermanfaat dalam mencegah awitan maupun perkembangan dari penyakit kardiovaskular, tetapi juga berkaitan dengan perbaikan luaran klinis pada pasien yang sudah terkena penyakit kardiovaskular.[1,2]

Peran Lari dalam Fisiologi Kardiovaskular

Lari telah diteliti memiliki efek fisiologis yang menguntungkan dalam fisiologi kardiovaskular. Lari telah dilaporkan dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan fungsi endotel, dan memperkuat ketahanan terhadap iskemia miokard. Jika diteliti dari sistem organ, lari dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit arteri koroner karena dapat menurunkan kolesterol-LDL dan meningkatkan kolesterol-HDL.[3]

Lari Menurunkan Risiko Kardiovaskular

Selain itu, lari dapat memengaruhi sistem saraf otonom, sehingga dapat menurunkan laju nadi basal dan tekanan darah basal. Pada fungsi jantung, lari dapat meningkatkan stroke volume.  Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa jika lari dilakukan secara intens dan jarak jauh dalam waktu lama, maka jantung dapat mengalami remodeling yang disebut athlete’s heart, dengan karakteristik berupa peningkatan volume ventrikel, LV wall thickness, dan massa otot jantung.[3]

Remodeling jantung tersebut dapat menyebabkan fungsi diastolik yang lebih efisien untuk meningkatkan cardiac output saat olah raga. Walaupun demikian, efek protektif dari lari ini tidak dapat menegasikan komplikasi akibat faktor gaya hidup kurang baik lainnya.[3,4]

Basis Bukti Ilmiah Peran Lari pada Kesehatan Kardiovasular

Pada pasien hipertensi, olah raga aerobik, seperti lari dan joging, dilaporkan dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4,9-12 mmHg, dan tekanan darah diastolik 3,4-5,8 mmHg. Pada pasien normotensi, dilaporkan penurunan tekanan darah sistolik 0,8-4,1 mmHg dan diastolik 1,1-2,9 mmHg. Secara spesifik, lari sebagai salah satu bentuk olah raga aerobik, merupakan aktivitas yang direkomendasikan untuk memperbaiki tekanan darah dalam pedoman klinis hipertensi.[5,6]

Dalam sebuah studi observasional yang melibatkan kuesioner terhadap 55.137 orang dewasa usia 18-100 tahun, lari dilaporkan berkaitan dengan penurunan tingkat mortalitas kardiovaskular dan mortalitas segala sebab. Lari yang dilaporkan dalam studi ini mencakup lari yang dilakukan secara santai, dengan kecepatan sekitar 10 km/jam, dan walaupun hanya 5-10 menit/hari.

Dalam pemantauan selama kurang lebih 15 tahun, subjek yang rajin lari memiliki risiko kematian kardiovaskular lebih rendah 45%, dan risiko kematian sebab lain lebih rendah 30% dibandingkan dengan subjek yang tidak rajin. Faktor ini merupakan faktor independen dan dilaporkan tidak terkait dengan faktor lain seperti jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, status kesehatan, kebiasaan merokok, maupun penyakit metabolik lain.[7]

Hasil serupa juga dilaporkan dalam meta analisis terhadap 14 studi prospektif dengan total 232.149 partisipan. Meta analisis ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas lari berhubungan dengan penurunan risiko mortalitas kardiovaskular sebesar 30% dibandingkan dengan individu yang tidak berlari. Efek protektif ini tampak konsisten meski tanpa adanya hubungan dosis-respon signifikan terhadap frekuensi mingguan, durasi, maupun kecepatan.[8]

Kesimpulan

Penelitian telah secara konsisten menunjukkan bahwa aktivitas fisik, termasuk lari atau joging, memiliki efek menguntungkan terhadap kesehatan sistem kardiovaskular. Pada pasien hipertensi dan juga individu yang normotensi, lari atau joging akan menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, yang lebih lanjut diharapkan akan menurunkan risiko tercetusnya penyakit kardiovaskular.

Selain itu, kegiatan lari atau joging, terlepas dari frekuensi, durasi, dan kecepatannya, telah dikaitkan dengan penurunan tingkat mortalitas segala sebab dan mortalitas kardiovaskular. Pastikan dokter merespkan olahraga, seperti lari atau joging, untuk pasien dokter, dan tidak sekedar meresepkan obat.

Referensi