Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal

Oleh :
Audric Albertus

Penggunaan kadar laktat pada cairan serebrospinal sebagai alat diagnosis untuk membedakan meningitis viral dan bakterial telah dilaporkan pada beberapa studi. Namun, terdapat studi lain yang berpendapat bahwa peningkatan kadar laktat merupakan penemuan yang bersifat nonspesifik dan kurang tepat digunakan sebagai alat diagnostik.

Secara global, prevalensi meningitis bakterial diketahui sebanyak 1,2 juta per tahun. Pada tahun 2016, insidensi meningitis di Indonesia melebihi 78.000 kasus, dengan angka kematian lebih dari 4.000 kasus.[1,2]

Penyebab tersering dari meningitis bakterial, antara lain Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae. Tanpa pengobatan yang tepat, case fatality rate meningitis bakterial dapat mencapai hingga 70%. Sebanyak 1 dari 5 pasien meningitis akan mengalami sekuele, misalnya gangguan pendengaran, disabilitas saraf, atau kehilangan fungsi ekstremitas.[1]

Referensi