Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Loratadine
Penggunaan loratadine pada kehamilan masuk dalam Kategori B. Obat ini ditemukan dalam air susu ibu dengan konsentrasi yang sama dengan pada plasma, sehingga tidak dianjurkan digunakan pada ibu menyusui.
Kehamilan
Penggunaan loratadine pada kehamilan masuk dalam Kategori B. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Pada percobaan menggunakan hewan, tidak ditemukan adanya bukti teratogenitas yang disebabkan oleh penggunaan loratadine hingga dosis yang sangat tinggi.[2] Meta Analisis dari 37 penelitian (kohort dan kasus-kontrol) menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan risiko kelainan kongenital mayor pada neonatus yang bermakna dengan penggunaan antihistamin H1 pada awal kehamilan.[19]
Sebuah penelitian di Swedia pernah melaporkan adanya peningkatan kejadian hipospadia pada bayi dengan ibu yang mengkonsumsi loratadine. Namun meta analisis lain dengan jumlah sampel yang besar menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian hipospadia dengan penggunaan loratadine pada kehamilan.[20]
Menyusui
Pada pemberian dosis tunggal loratadine 40 mg pada ibu menyusui, didapatkan konsentrasi loratadine dan desloratadine dalam ASI sebanyak 0.03% dari dosis semula dalam waktu 48 jam. Dosis ini tidak berbahaya kepada bayi. Walaupun demikian, penggunaan loratadine pada ibu menyusui perlu dipertimbangkan berdasarkan seberapa penting obat ini bagi ibu karena loratadine yang ada dalam ASI berisiko menyebabkan iritabilitas pada bayi.[1,20]