Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Naloxone general_alomedika 2022-12-22T14:31:05+07:00 2022-12-22T14:31:05+07:00
Naloxone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Naloxone

Oleh :
dr.Meliyana
Share To Social Media:

Indikasi naloxone atau nalokson pada keadaan emergensi adalah depresi pernapasan akibat overdosis nalokson. Selain itu, nalokson dapat diberikan untuk reversal pernapasan pasca pemberian obat opioid terapeutik dan pasca operasi maupun mengurangi efek samping dari pemberian opioid secara epidural.

Dosis nalokson dapat diberikan dengan dosis awal 0,4 mg dan dosis dapat dinaikkan sesuai kebutuhan. Naloxone juga dapat digunakan pada pasien withdrawal (gejala putus obat) opioid, depresi pernafasan akibat opioid dan pada neonatus dari ibu pecandu opioid.[2,3]

Overdosis Opioid

Nalokson diberikan kepada pasien dengan kecurigaan overdosis opioid. Kecurigaan overdosis opioid ditandai dengan depresi pernapasan, hipotensi dan penurunan kesadaran.

Dewasa:

Dosis naloxone dipengaruhi oleh status kecanduan opioid, dosis tersebut adalah:

  • Pasien yang tidak memiliki kecanduan opioid atau riwayat pecandu opioid, mendapatkan dosis 0,4–2 mg secara intravena, intramuskular, dan subkutan

  • Pasien dengan status kecanduan opioid mendapatkan dosis 0,04–0,1 mg diberikan secara intravena. Dosis kecil digunakan untuk menghindari withdrawal symptoms[2,3,10]

Pemberian dapat diulang dengan interval 2–3 menit sampai dosis maksimal yaitu 10 mg. Bila pada pemberian dosis maksimal tidak disertai dengan perbaikan keadaan, curiga sebab lain dari depresi pernapasan.[2,3,10]

Dosis rumatan diberikan secara infus kontinu dengan dosis dua pertiga dari dosis awal perjam atau 0,25–6,25 mg/jam. Berikan juga setengah dosis awal, 15 menit setelah memulai infus kontinyu untuk mempertahankan kadar naloxone dalam darah.[2]

Anak–Anak

Nalokson dapat diberikan kepada anak–anak dengan dugaan overdosis opioid. Pemberian dapat diberikan secara injeksi intravena, intramuskular maupun auto–injeksi.[2,3]

Pemberian secara intravena, intramuskular, subkutan dan intraoseus:

  • Anak dengan berat badan ≤20 kg atau <5 tahun mendapat dosis 0,1 mg/kgBB secara IV/IM/SC/IO. Dosis dapat diulang dengan jangka 2–3 menit, tidak melebihi 2 mg/dosis
  • Anak dengan berat badan >20 kg atau usia ≥5 tahun mendapat dosis 2 mg IV/IM/SC/ET; jika perlu ulangi dengan interval 2–3 menit.[2,3]

Perlu diperhatikan bahwa, FDA tidak memperbolehkan pemberian naloxone secara endotracheal tube.[16]

Pemberian secara Auto–Injeksi:

Pemberian secara auto–injeksi bisa dilakukan oleh orang awam sambil menunggu petugas medis datang.

Dosis yang direkomendasikan adalah 0,4 mg atau 2 mg disuntikkan secara IM atau SC, dan dapat diulang dengan jangka waktu 2–3 menit sampai pertolongan medis datang.[3]

Reversal Depresi Pernapasan dengan Dosis Terapi Opioid

Pemberian obat opioid secara terapetik di indikasikan untuk tujuan manajemen nyeri, tetapi penggunaan jangka panjang untuk nyeri kronis berisiko adiksi dan dependensi. Penelitian di Kanada, pada studi kohort menemukan bahwa opioid diberikan pada pasien dengan nyeri gigi, pasca pembedahan, nyeri muskuloskeletal, nyeri akibat trauma, nyeri kanker dan pada perawatan paliatif. Contoh obat opioid yang biasa diberikan adalah tramadol.[2]

Dewasa

Dosis pemberian naloxone untuk keadaan ini adalah 0,04–0,4 mg IV/IM/SC. Dosis dapat diulang sampai timbul respons yang diinginkan. Jika respons yang diinginkan tidak muncul setelah pemberian 0,8 mg, pertimbangkan penyebab lain depresi pernapasan.[2,8]

Depresi Pernapasan Pasca Pembedahan

Naloxone untuk nyeri pasca pembedahan dapat diindikasikan pada pemberian opioid dosis tinggi seperti fentanyl 100 μg/kgBB untuk mengembalikan fungsi pernapasan.

Dewasa

Pada pasien dewasa, naloxone bolus awal diberikan dengan dosis 1,5 μg/kgBB, kemudian lanjut infus kontinyu dengan dosis 4–5 μg/kgBB.[12]

Takahasi et al., memberikan dosis awal naloxone 50 μg bolus IV yang diulang pada interval 2 menit sampai pasien memenuhi kriteria ekstubasi, infus naloxone dimulai pada kecepatan per jam yang sama dengan jumlah dosis bolus.[12]

Anak-anak:

Berikan 10–20 μg/kg dengan interval 2–3 menit hingga respon adekuat. Pada depresi pernafasan reversibel awal, dosis yang diberikan adalah 0,005 mg sampai 0,01 mg secara intravena dengan interval 2–3 menit sampai mencapai keadaan yang diinginkan.[2,8,10]

Depresi yang Diinduksi oleh Opioid pada Neonatus

Pada neonatus yang mengalami depresi napas yang diinduksi oleh opioid, dosis awal yang lazim 0,01 mg/kgBB diberikan secara intravena, intramuskular, atau subkutan. Selain itu, dapat pula diberikan melalui vena umbilikal. Akan tetapi, penggunaannya pada neonatus harus hati–hati karena berisiko withdrawal opioid.[2,8]

Mencegah Efek Samping Opioid Epidural

Kontrol nyeri yang dilakukan secara epidural pasca operatif menjadi manajemen nyeri akut, selain itu teknik ini bermanfaat pada pemeliharaan fungsi paru, refleks batuk, fungsi motorik dan penghambatan respons stress terhadap nyeri. Penggunaan morfin epidural memiliki efek samping seperti depresi pernapasan, gatal dan mual.

Penggunaan morfin dengan butorphanol secara epidural dapat mengurangi efek samping tersebut. Naloxone dosis kecil, yaitu 0,04 mg secara IV, dapat mempertahankan kerja analgetik dan mengurangi efek samping morfin epidural.[13,17]

Terapi Ketergantungan Obat

Naloxone juga digunakan kombinasi dengan buprenorphine sebagai terapi maintenance. Induksi buprenorphine/nalokson (Suboxone) hanya untuk pasien yang ketergantungan opioid atau opioid use disorder, untuk opioid kerja pendek (seperti  heroin) dan tidak untuk mereka yang ketergantungan pada opioid kerja panjang (seperti metadon).

Monoterapi buprenorphine direkomendasikan untuk induksi untuk opioid jangka panjang. Beberapa upaya dapat dilakukan dokter layanan primer untuk terapi pasien dengan opioid use disorder.[18]

Dosis Dewasa

Dosis kombinasi buprenorphine/naloxone adalah sebagai berikut:

Hari Pertama:

Hari 1 dapat diberikan dosis 2 mg/0,5 mg atau 4 mg/1 mg SL di awal, kemudian dosis dititrasi ke atas dalam peningkatan 2–4 mg dengan interval 2 jam di bawah pengawasan. Dosis pemberian tidak melebihi 8 mg/2 mg.[18]

Hari Kedua:

Hari 2 dapat diberikan sebagai terapi maintenance dengan target dosis 12–16 mg/4 mg buprenorphine/naloxone SL sebagai dosis tunggal harian.[18]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

2. Medscape. Naloxone. Medscape, 2020. https://reference.medscape.com/drug/narcan-naloxone-evzio-343741
3. Jordan MR, Morrisonponce D. Naloxone. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441910/
8. BPOM RI. Naloxone. 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/naloxone-hidroklorida
10. U.S. Food and Drug Administration (FDA). Information about Naloxone. FDA, 2022.https://www.fda.gov/drugs/postmarket-drug-safety-information-patients-and-providers/information-about-naloxone
12. Lynn RR, Galinkin JL. Naloxone dosage for opioid reversal: current evidence and clinical implications. 2018. 9(1): 63–88. doi: 10.1177/2042098617744161
13. Schumacher MA, Basbaum AI, Naidu RK. Bertram G Katsung, editors. Opioid Agonist and Antagonist in Basic and Clinical Pharmacology. edition 14th. United States of America: McGraw-Hill Education. 2018. 553-74 p.
16. Medline Plus. Opioid Intoxication. 2019. https://medlineplus.gov/ency/article/000948.htm
17. Choi JH, Lee J, Choi, Bishop MJ. Epidural naloxone reduces pruritus and nausea without affecting analgesia by epidural morphine in bupivacaine. Canadian Journal of Anesthesia. 2000. 47(1), 33–7. doi:10.1007/bf03020728
18. Medscape. Buprenorphine/Naloxone. Medscape, Feb 2020. https://reference.medscape.com/drug/suboxone-zubsolv-buprenorphine-naloxone-343334

Formulasi Naloxone
Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 3 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 3 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 3 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.