Penggunaan Pada Kehamilan Dan Ibu Menyusui Ciprofloxacin
Penggunaan ciprofloxacin pada kehamilan perlu dihindari karena ada potensi efek buruk terhadap muskuloskeletal. Penggunaan pada ibu menyusui juga sebaiknya dihindari karena obat ini diekskresikan ke ASI.[3,9]
Penggunaan pada Kehamilan
Menurut FDA, ciprofloxacin masuk ke dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[4]
TGA mengkategorikan ciprofloxacin ke dalam kategori B3. Obat ini telah dikonsumsi oleh sejumlah kecil wanita hamil atau wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi cacat lahir atau efek membahayakan baik langsung maupun tidak langsung pada janin. Penelitian pada hewan menunjukkan bukti peningkatan angka kejadian gangguan janin hewan coba. Pada manusia, gangguan janin akibat obat kategori ini masih belum dapat ditentukan.[6]
Pada wanita hamil sangat rentan mengalami infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, hingga infeksi saluran pernapasan. Ciprofloxacin adalah jenis antibiotik yang cukup sering digunakan untuk mengobati infeksi tersebut. Namun sayangnya, data mengenai keamanan ciprofloxacin pada wanita hamil masih sangat terbatas, sehingga penggunaan ciprofloxacin tidak disarankan. Ciprofloxacin dapat melewati plasenta dalam jumlah yang konstan dengan perlahan, sehingga akan ada paparan pada fetus.[12]
Studi pada hewan coba dan studi prospektif pada ibu hamil tidak menemukan adanya peningkatan risiko kehamilan atau malformasi pada janin. Meski demikian, dianggap bahwa studi lebih lanjut masih diperlukan.[4]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Ciprofloxacin diekskresikan di ASI dalam kadar rendah. Fluorokuinolon seperti ciprofloxacin umumnya tidak digunakan pada bayi karena kekhawatiran tentang efek buruk pada sendi bayi. Namun, penelitian menunjukkan risiko yang kecil. Kalsium dalam susu diduga dapat menurunkan penyerapan fluorokuinolon dalam ASI, namun masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan hal ini.
Jika ciprofloxacin digunakan pada ibu menyusui, lakukan pemantauan bayi terkait kemungkinan efek pada flora gastrointestinal, seperti diare atau kandidiasis. Menghindari menyusui selama 3-4 jam setelah dosis diharapkan dapat mengurangi paparan bayi terhadap ciprofloxacin.
Penggunaan obat tetes telinga atau tetes mata yang mengandung ciprofloxacin oleh ibu menyusui dianggap aman. Setelah menggunakan obat tetes mata, berikan tekanan pada saluran air mata di sudut mata selama 1 menit atau lebih, kemudian buang kelebihan larutan dengan tisu penyerap. Hal ini dilakukan untuk mengurangi absorpsi sistemik.[5]
Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana