Pengawasan Klinis Lincomycin
Pengawasan klinis penggunaan lincomycin adalah monitoring efek samping, terutama pada pasien dengan pengobatan lincomycin jangka waktu lama. Pengawasan klinis termasuk pemeriksaan laboratorium darah rutin, seperti fungsi ginjal dan hati, untuk memantau adanya gangguan fungsi yang dapat berpengaruh pada perpanjangan waktu paruh lincomycin di serum.[2,8,18,19]
Selain itu, pemeriksaan hematologi rutin sebaiknya dilakukan untuk memantau gangguan hematopoesis seperti trombositopenia, agranulositosis, leukopenia, neutropenia dan eosinofilia.[2,8,18,19]
Pengawasan juga dilakukan untuk memantau efek samping kolitis dan Clostridium difficile associated diarrhea (CDAD). Gejala diare akibat efek samping tersebut umumnya muncul dalam 3−5 hari setelah terapi antibiotik, tetapi dapat pula terjadi hingga 10 minggu setelah penghentian terapi antibiotik. Gejala lain di antaranya demam, nyeri perut, anoreksia, dan fatigue.[2,8,18,19]
Efek samping kolitis yang terjadi dapat bervariasi dari ringan, berat hingga kondisi mengancam jiwa. Pasien geriatri memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kolitis dan CDAD karena antibiotik, sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih. Jika dicurigai atau terkonfirmasi kolitis dan CDAD, penggunaan antibiotik perlu segera dihentikan.[2,8,18,19]