Pendahuluan Miconazole
Miconazole merupakan obat antifungal golongan azole yang dapat digunakan dalam penatalaksanaan infeksi berbagai jenis jamur seperti kandidiasis, tinea korporis, tinea pedis, dan pityriasis versicolor. Miconazole dapat digunakan secara topikal, oral, maupun intravaginal.[1-3]
Sama seperti golongan azole lainnya, miconazole bekerja sebagai fungistatik melalui inhibisi 14-α demethylase, enzim sitokrom p450 yang berfungsi mengubah lanosterol menjadi ergosterol. Inhibisi akan menghambat sintesis ergosterol yang merupakan komponen penting membran sel fungi.
Penghambatan sintesis ergosterol akan menurunkan permeabilitas sel, sehingga isi sel akan mengalami kebocoran. Cara kerja ini yang menyebabkan golongan azole, termasuk miconazole, merupakan antiinfeksi yang selektif terhadap fungi.[2,3]
Miconazole dapat digunakan sebagai terapi antifungal pada:
- Terapi kandidiasis kutan dan vulvovaginal
- Terapi dermatofitosis, seperti tinea corporis dan tinea pedis
- Profilaksis pada pasien risiko tinggi infeksi fungi.[2,3,5]
Beberapa merek dagang miconazole di Indonesia adalah Daktarin®, Kalpanax®, Harconazole®, Locoriz®, Mycorine®, Kanesol®, dan Funtas®.[4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Miconazole
| Perihal | Deskripsi |
| Kelas | Antiinfeksi.[1-3] |
| Subkelas | Antifungal, Azole.[6,7] |
| Akses | Resep.[7] |
| Wanita hamil | Kategori FDA: C.[3] Kategori TGA: A.[8] |
| Wanita menyusui | Tidak diketahui apakah miconazole disekresikan melalui ASI atau tidak.[3] |
| Anak-anak | Bisa digunakan sesuai indikasi dan usia.[3] |
| Infant | |
| FDA | Approved.[3] |
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha