Farmakologi Levodopa
Farmakologi levodopa adalah sebagai prodrug dopamin yang digunakan sebagai obat antiparkinson. Levodopa dapat dimetabolisme menjadi dopamin di perifer, sehingga biasanya diberikan dengan inhibitor dopa decarboxylase, seperti carbidopa, untuk mencegah metabolisme sampai telah melewati sawar darah otak. Setelah melewati sawar darah-otak, levodopa dimetabolisme menjadi dopamin dan meningkatkan kadar dopamin endogen yang rendah untuk mengobati gejala Parkinson.[1-4]
Farmakodinamik
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif kronis progresif yang terjadi karena penurunan dari neuron dopaminergik di substansia nigra yang kemudian menyebar pada struktur lain, misalnya ganglia basalis, amigdala, dan lobus temporalis. Penurunan dari aktivitas dopaminergik ini akan menyebabkan tanda dan gejala dari Parkinson.[6,7]
Levodopa merupakan prekursor dari dopamin yang bekerja terutama pada sistem saraf pusat. Setelah pemberian oral, levodopa banyak mengalami dekarboksilasi di perifer, terutama pada sistem gastrointestinal menjadi dopamine sehingga jumlah levodopa yang berhasil mencapai sistem saraf pusat berkurang.[2,3]
Tambahan zat inhibitor dopa decarboxylase, seperti benserazide dan carbidopa, mencegah konversi levodopa menjadi dopamine di perifer sehingga lebih banyak dopamine dapat menembus sawar darah otak. Levodopa di otak kemudian akan dikonversikan menjadi dopamine oleh aromatic-L-amino-acid decarboxylase pada terminal presinaptik dan mengatasi defisiensi dari dopamin yang dialami pasien Parkinson.[2,4]
Farmakokinetik
Levodopa secara oral diabsorpsi secara cepat dalam saluran cerna, namun hanya 5-10% yang akan masuk ke dalam otak karena terjadi dekarboksilasi secara luas dalam tubuh. Levodopa terikat dengan protein plasma sebesar 10-30%. Jalur ekskresi utama levodopa adalah melalui urine dan sebagian kecil melalui feses. [1-4]
Absorpsi
Pada pemberian oral, levodopa diserap dengan cepat melalui saluran cerna dengan bioavailabilitas 70% untuk sediaan lepas cepat. Waktu menuju konsentrasi plasma puncak adalah 0,17-2 jam.[5]
Setelah administrasi oral, levodopa dalam saluran cerna akan diabsorpsi hampir seluruhnya, namun hanya 30% yang masuk ke dalam peredaran darah. Peningkatan dosis levodopa sendiri tidak menambah konsentrasi levodopa dalam darah. Tambahan inhibitor dopa decarboxylase akan meningkatkan bioavailabilitas levodopa hingga 2-3 kali lipat dan waktu paruh meningkat menjadi 15 jam.[3,4]
Pemberian levodopa bersama dengan protein tinggi akan menyebabkan penurunan dari absorpsi dan mengganggu efek terapeutik dari obat. Protein yang disarankan adalah 0,8 gram/kg/hari agar tidak mengganggu kerja dari levodopa.[1-4]
Distribusi
Volume distribusi levodopa diperkirakan 168 L dengan ikatan protein plasma 10-30%. Levodopa menembus plasenta dan sawar darah otak dengan mediasi stereospesifik sistem transpor large neutral amino acid (LNAA). Levodopa juga dapat diekskresikan pada air susu ibu.[4,5]
Metabolisme
Dalam administrasi oral, 95% levodopa dimetabolisme secara ekstensif oleh L-aromatic amino acid decarboxylase di seluruh tubuh menjadi dihydrophenylacetic acid (DOPAC) dan homovanillic acid (HVA), serta secara O-methylation dengan catechol-O methyltransferase (COMT) menjadi 3-O-methyldopa (3-OMD) yang tidak dapat diubah lagi menjadi dopamine sentral. Karena dekarboksilasi secara luas di perifer, hanya 5-10% levodopa yang dapat masuk ke dalam otak.[3,5]
Eliminasi
Eliminasi dari levodopa terjadi lewat urine sebanyak 80% dalam bentuk dihydroxyphenylacetic acid dan homovanillic acid serta sebagian kecil melalui feses dalam bentuk yang tidak berubah. Waktu paruh eliminasi adalah 2,3 jam.[4,5]
Resistensi Obat
Pseudoresistensi levodopa adalah munculnya tanda dan gejala yang sebenarnya merupakan perbaikan parsial dari Parkinson setelah pemberian obat namun diinterpretasikan sebagai resistensi dari levodopa. Pseudoresistensi umumnya disebabkan karena penggunaan bersamaan dengan antagonis reseptor dopamine, diet tinggi protein, gangguan penyerapan obat pada saluran cerna, efek samping obat, atau dosis yang tidak adekuat.
Pemberian levodopa dalam fase akut dapat menyebabkan resolusi gejala Parkinson hampir seluruhnya. Hal ini mungkin disebabkan karena pada penyakit Parkinson fase awal, neuron dopaminergik masih memiliki cadangan dopamine sehingga membantu perbaikan dari gejala tremor, rigiditas dan bradikinesia secara cepat.
Dalam pemakaian lebih lama, cadangan dopamine tersebut akan habis dan kemampuan motorik pasien akan menurun kembali. Tanda yang umum terjadi adalah pemberian levodopa meningkatkan secara sementara kemampuan motorik, namun secara cepat rigiditas dan bradikinesia kembali lagi. Pada saat ini mungkin klinisi bisa meningkatkan dosis levodopa, namun pemberian levodopa dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan efek samping diskinesia.[15,16]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji