Efek Samping dan Interaksi Obat Levonorgestrel Implan
Efek samping levonorgestrel implan yang sering dikeluhkan adalah gangguan menstruasi dan nyeri pada insersi implan. Bila terjadi infeksi pada lokasi implan, maka implan perlu dilepas. Posisi implan dapat berubah, atau terjadi ekspulsi implan yang terjadi akibat peletakan selalu superfisial. Levonorgestrel berinteraksi terutama dengan jenis obat yang dapat menginduksi enzim di hati.
Efek Samping
Efek samping levonorgestrel adalah nyeri otot, dermatitis kontak, ruam, urtikaria, pruritus, thrombotic thrombocytopenia purpura (TTP). Efek samping levonorgestrel implan per sistem organ adalah sebagai berikut.[8,10-13]
Sistem Gastrointestinal
Nyeri perut, peningkatan nafsu makan dan berat badan, mual dan muntah, dan diare adalah efek samping pada sistem gastrointestinal yang dapat terjadi akibat levonorgestrel.
Sistem Reproduksi
Levonorgestrel dapat menyebabkan efek samping pada sistem reproduksi, terutama gangguan menstruasi yaitu menorrhagia, dismenore, menstruasi menjadi tidak teratur atau menstruasi, perdarahan di luar siklus mentruasi.
Selain itu, efek samping berupa nyeri pada payudara, nyeri pelvis, vulvovaginitis, dan/atau leukorrhea dapat terjadi. Efek samping yang pernah juga dilaporkan dapat terjadi adalah kehamilan ektopik dan penurunan libido.
Efek Samping Lainnya
Levonorgestrel juga dapat menyebabkan efek samping lainnya berupa sakit kepala, migrain, pusing, mudah lelah, dan depresi. Pasien juga dapat mengalahkan jerawat dan alopesia. Efek samping yang perlu perhatian cermat adalah hipertensi, angioedema, trombosis vena dalam, stroke, atau emboli paru.
Efek Samping Terkait Bentuk Sediaan
Levonorgestrel intrauterine device (IUD) juga memiliki efek samping spesifik, terdiri dari pelvic inflammatory disease (PID) hingga sepsis. Efek samping lain yang dapat terjadi adalah kista ovarium, perforasi uterus, ekspulsi[8,10-13]
Interaksi Obat
Interaksi obat levonorgestrel paling banyak diamati pada penggunaan dengan obat golongan antivirus dan antikonvulsan. Penggunaan dengan obat golongan tersebut dapat menurunkan efek levonorgestrel.
Penurunan Efek Kerja atau Konsentrasi Plasma Levonorgestrel
Efek kerja levonorgestrel menurun dengan bila pasien juga mengonsumsi obat-obatan seperti antimalaria artemether, obat antivirus darunavir, lopinavir, nelfinavir, ritonavir, saquinavir, boceprevir, obat golongan antiretroviral seperti efavirenz, nevirapine. Obat antifungal yaitu griseofulvin dan vorikonazol.
Antikonvulsan seperti phenobarbital, phenytoin, fosphenytoin, oxcarbazepine, carbamazepine, klobazam, lamotrigine, topiramat, felbamate, primidone. Obat imunosupresan seperti mikofenolat. Obat antibiotik seperti rifampicin, rifabutin, Obat derivat asam retinoat,
Peningkatan Efek Samping Levonorgestrel
Peningkatan efek samping levonorgestrel terjadi pada penggunaan bersama obat berikut atazanavir, bexarotene, dan tipranavir.
Penurunan Efek Kerja atau Konsentrasi Plasma Obat Lain
Efek obat-obat berikut ini akan menurun efek kerjanya pada penggunaan bersama levonorgestrel:
- Antikoagulan: apiksaban, dabigatran, rivaroxaban
- Antagonis vitamin K misalnya warfarin
- Fosamprenavir
Peningkatan Efek Samping atau Konsentrasi Plasma Obat Lain
Obat-obat berikut akan mengalami peningkatan efek samping pada penggunaan bersama levonorgestrel:
- Asam traneksamat
- Fibanserin
- Siklosporin
- Talidomid[4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja