Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Copper T general_alomedika 2023-02-14T09:19:04+07:00 2023-02-14T09:19:04+07:00
Copper T
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Copper T

Oleh :
dr. Tanessa Audrey Wihardji
Share To Social Media:

Indikasi copper-T utamanya untuk menjarangkan kehamilan, mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang lama, serta sebagai kontrasepsi darurat.

Indikasi

WHO telah membuat panduan indikasi dan dosis penggunaan alat kontrasepsi, termasuk alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) seperti copper-T, dalam berbagai keadaan klinis yang banyak ditemui.[10]

Indikasi copper-T berdasarkan tujuan pemakaiannya:

  • Pada fase menunda kehamilan (nulipara), copper-T menempati urutan prioritas nomor 2 setelah pil KB
  • Pada fase menjarangkan kehamilan (anak <2), copper-T merupakan prioritas nomor 1
  • Pada fase tidak hamil lagi (anak >3), copper-T merupakan prioritas nomor 2, setelah pilihan utamanya adalah kontrasepsi mantap/steril
  • Pilihan kontrasepsi darurat dalam waktu 5 hari pasca senggama[3]

Kontrasepsi Darurat

Hingga kini Copper-T telah digunakan secara off-label sebagai alat kontrasepsi darurat, yang diindikasikan pada kondisi-kondisi berikut:

  • Perkosaan
  • Senggama tanpa menggunakan kontrasepsi
  • Penggunaan kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten: kondom bocor, lepas, atau salah digunakan; diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat; senggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau genitalia eksterna
  • Salah hitung masa subur
  • AKDR ekspulsi atau terlepas
  • Lupa minum pil KB lebih dari 2 hari berturut-turut
  • Terlambat minum pil kontrasepsi progesterone lebih dari 3 jam dari jam seharusnya
  • Terlambat suntik kontrasepsi norethisterone enanthate lebih dari 2 minggu
  • Terlambat suntik kontrasepsi depot-medroxyprogesterone acetate lebih dari 4 minggu
  • Terlambat suntik kontrasepsi kombinasi lebih dari 7 hari
  • Penggunaan spermisida yang tidak mencair sebelum berhubungan
  • IUD yang terlepas[3]

Rekomendasi Penggunaan pada Kondisi Khusus

Rekomendasi penggunaan copper-T dibedakan berdasarkan kondisi medis/klinis wanita seperti faktor kehamilan, usia, paritas, postpartum, postabortus, dan riwayat kehamilan ektopik

Hamil

Penggunaan copper-T tidak diperbolehkan digunakan saat sedang hamil karena dapat menyebabkan infeksi radang panggul serius dan septik abortus spontan.

Usia

Wanita berusia <20 tahun tidak disarankan menggunakan alat kontrasepsi copper-T karena rentan terjadi ekspulsi dan perdarahan.

Paritas:

Riwayat paritas tidak mempengaruhi indikasi copper-T, di mana nulipara dan multipara diperbolehkan menggunakan copper-T.

Postpartum

Penggunaan copper-T perlu mempertimbangkan waktu yang telah berlangsung sejak proses persalinan dan kondisi pasien postpartum. Berikut merupakan rekomendasi penggunaan copper-T pada kondisi postpartum:

  • <48 jam laktasi dan nonlaktasi: copper-T direkomendasikan di mana dapat dimasukkan 10 menit pasca-persalinan
  • ≥48 jam sampai <4 minggu: tingkat kemungkinan terjadinya ekspulsi lebih tinggi pada masa ini dibandingkan dengan pemasangan copper-T segera
  • Sepsis puerperalis: tidak direkomendasikan untuk pemasangan copper-T

Postabortus

Berikut merupakan rekomendasi penggunaan copper-T dalam kondisi postabortus:

  • Trimester pertama dan kedua: copper-T dapat langsung dipasang segera setelah abortus pada trimester pertama dan kedua. Hanya risiko terjadi ekspulsi AKDR lebih besar terjadi pada abortus trimester kedua.
  • Segera setelah abortus septik: tidak direkomendasikan

Kondisi Lainnya

Pada pasien dengan riwayat kehamilan ektopik, copper-T dapat direkomendasikan untuk mencegah rekurensi. Copper-T boleh juga boleh digunakan pada wanita merokok dan obesitas.

Alat kontrasepsi ini direkomendasikan pada wanita dengan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, hipertensi gestasional, penyakit jantung koroner, stroke, dislipidemia, kelainan valvular, dan penyakit vaskular seperti deep vein thrombosis (DVT), supraventricular tachycardia (SVT), pulmonary embolism (PE), serta pada penggunaan obat antikoagulan

Copper-T direkomendasikan pada penyakit reumatik seperti lupus eritematosus sistemik dengan pertimbangan melihat kondisi masing-masing pasien. Pasien lupus memiliki faktor resiko untuk terjadi gangguan kardiovaskular, maka pertimbangan pemasangan copper-T dilihat dari masing-masing komponen faktor resiko tersebut.

AKDR juga direkomendasikan pada kondisi psiko-neurologis meliputi sakit kepala migran dan nonmigran, epilepsi, dan gangguan depresi.

AKDR dapat diberikan untuk wanita dengan penyakit endokrin seperti diabetes dan tiroid. AKDR juga dapat diberikan untuk wanita dengan penyakit gastrointestinal seperti gangguan kantung empedu dan salurannya, hepatitis, sirosis, dan tumor liver.

AKDR direkomendasikan untuk wanita dengan gangguan anemia seperti talasemia, sickle cell disease, dan anemia defisiensi besi dengan mempertimbangkan keuntungan dibanding resikonya serperti efek samping terjadinya perdarahan akibat AKDR.[3,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

3. World Health Organization. Emergency contraception 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/emergency-contraception.
10. World Health Organization. apps.who.int.; 2015. http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/181468/1/9789241549158_eng.pdf.

Formulasi Copper T
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
    Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
  • Metode Kontrasepsi Darurat
    Metode Kontrasepsi Darurat
  • Peresepan Morning After Pill Secara Aman
    Peresepan Morning After Pill Secara Aman
  • Kontrasepsi Oral – Panduan e-Prescription Alomedika
    Kontrasepsi Oral – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Kontrasepsi Darurat – Panduan e-Prescription Alomedika
    Kontrasepsi Darurat – Panduan e-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas 1 jam yang lalu
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 3 jam yang lalu
Bruxism pada pasien demensia
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
1 Balasan
Alo sejawat drg. Izin konsultasi.Saya ada pasien perempuan usia 87 tahun dgn demensia dan parkinson berat. Problemnya adalah bruxism. Dan pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.