Pendahuluan Vaksin Mumps
Vaksin mumps ditujukan untuk mencegah penyakit mumps atau gondongan. Vaksin mumps merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan dan mulai digunakan secara luas sejak tahun 1960-an.[3,4]
Vaksin mumps dinilai memiliki efikasi yang tinggi dan dapat menurunkan angka infeksi gondongan. Awalnya vaksin mumps diproduksi dalam bentuk vaksin monovalen, tetapi semenjak ada vaksin kombinasi dengan vaksin campak dan vaksin rubella (MMR atau measles, mumps, and rubella), penggunaan vaksin monovalen mulai ditinggalkan.[3,4]
Penyakit gondongan atau mumps merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus RNA paramyxovirus. Penyakit ini umumnya bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri. Namun pada beberapa kasus, dapat menimbulkan komplikasi seperti meningitis, pankreatitis, ooforitis atau orchitis yang bisa menyebabkan infertilitas, meningoensefalitis, dan tuli. [1,2]
Vaksin mumps dapat diberikan pada anak dengan usia minimal 12 bulan. Vaksin diberikan 2 dosis secara injeksi subkutan. Efek samping pasca pemberian vaksin relatif ringan dan lokal. Vaksin tidak dapat digunakan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas berat terhadap vaksin atau komponennya, ibu hamil, dan pasien dengan imunodefisiensi.[5]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Vaksin Mumps
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Vaksin, serum, dan immunoglobulin |
Subkelas | Vaksin |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: C Kategori TGA: B2 |
Wanita menyusui | Diekskresikan pada ASI |
Anak-anak | Dapat diberikan pada anak usia di atas 12 bulan |
Infant | Tidak dapat diberikan kepada bayi |
FDA | Approved (dalam bentuk vaksin kombinasi) |
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini