Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Mumps
Efek samping vaksin mumps relatif jarang ditemukan. Efek samping yang paling sering ditemukan adalah reaksi lokal dan demam. Vaksin mumps memiliki interaksi dengan obat imunosupresif, imunoglobulin, dan produk darah yang mengandung antibodi.[13,14]
Efek Samping
Efek samping setelah pemberian vaksin mumps, baik dalam bentuk monovalen maupun vaksin kombinasi, relatif jarang terjadi. Efek samping yang dapat timbul adalah efek samping lokal seperti kemerahan, nyeri, pembengkakan, sensasi terbakar, atau ruam di daerah injeksi. Efek samping lain yang sering ditemukan adalah demam.[13,14]
Reaksi alergi dapat ditemukan pada kurang dari 0,1% kasus. Reaksi hipersensitivitas yang timbul dapat bermanifestasi sebagai reaksi anafilaksis, ruam, urtikaria, angioedema, eritema multiformis, spasme bronkial, dan sindroma Stevens-Johnson. Efek samping lain adalah:
- Neurologi: nyeri kepala, pusing, kejang demam, ensefalitis, cerebellitis, sindrom Guillain-Barre, mielitis transversa, neuritis perifer, panensefalitis sklerosa subakut, kejang, ensefalopati, parestesia, polineuropati, neuritis optik, neuritis retrobulbar, sinkop
- Respiratori: infeksi saluran pernapasan atas, faringitis, bronkitis, batuk, rhinitis, nasofaringitis, rhinorrhea, laringitis, stridor, epistaksis, sinusitis, pneumonia, spasme bronkial, dan nyeri tenggorokan
- Dermatologi: ruam, urtikaria, dermatitis, eksema, pruritus, herpes simpleks, herpes zoster, eksfoliasi kulit, gangguan pada kuku, panikulitis, eritema multiform, purpura, indurasi, sindrom Stevens-Johnson
- Psikiatri: iritabilitas, insomnia
- Gastrointestinal: diare, pembesaran kelenjar parotis, muntah, nyeri pada gigi, enteritis, gastroenteritis, stomatitis, stomatitis aftosa, nyeri perut, mual, pankreatitis
- Hematologi: limfadenopati, anemia, trombositopenia, purpura trombositopenik, leukositosis
- Oftalmologi: konjungtivitis, palsi okular, retinitis
- Telinga: otitis media, tuli sensorineural
- Metabolik: anoreksia, diabetes mellitus
- Kardiovaskular: vaskulitis
- Genitourinaria: epididimitis, orkitis
- Muskuloskeletal : athralgia, arthritis, myalgia[13,14]
Interaksi Obat
Vaksin MMR (mumps, measles, rubella) dan MMRV (mumps, measles, rubella, varicella) dapat diberikan bersamaan dengan vaksin dari virus hidup yang dilemahkan lainnya, seperti vaksin rotavirus oral, vaksin tifoid oral, dan vaksin polio oral.[5]
Pemberian vaksin MMR dan vaksin varicella dapat dilakukan secara bersamaan di lokasi injeksi yang berbeda. Pemberian vaksin MMR dan varicella secara terpisah memiliki risiko efek samping berupa demam dan kejang demam yang lebih rendah pada anak usia 12–23 bulan jika dibandingkan dengan pemberian vaksin MMRV.[15]
Interaksi dengan Vaksin Virus Hidup
Jika pemberian tidak dilakukan secara bersamaan, pemberian antar vaksin dari virus hidup dapat diberi jarak 28 hari untuk meminimalisir risiko intervensi antar vaksin. Pemberian vaksin mumps dengan vaksin inaktif lainnya dapat dilakukan dengan spuit pada lokasi injeksi yang berbeda.[5]
Interaksi dengan Produk Darah
Pemberian vaksin tidak disarankan bersamaan dengan produk darah yang mengandung antibodi. Antibodi di dalam produk darah tersebut diduga dapat mengganggu respon imun tubuh terhadap vaksin.[5]
Pemberian vaksin dapat ditunda selama minimal 3 bulan pasca pemberian produk sel darah merah, 6 bulan pasca pemberian packed red blood cell atau darah segar, dan 7 bulan pasca pemberian produk plasma atau platelet. Pasien dapat diberikan produk darah 2 minggu pasca pemberian vaksin.[5]
Interaksi dengan Agen Imunoglobulin dan Imunosupresif
Pemberian vaksin juga tidak dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian imunoglobulin dan agen imunosupresif. Pemberian kortikosteroid sistemik dengan dosis ≥2 mg/kg/hari atau ≥20 mg/hari selama ≥2 minggu sudah dikategorikan sebagai agen imunosupresi.[5]
Kedua hal ini dapat mengganggu respon imun tubuh terhadap vaksin. Selain itu, pemberian agen imunosupresif juga dapat meningkatkan risiko ruam akibat vaksin dan penyakit diseminata.[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini