Penggunaan ortokeratologi pada malam hari diharapkan dapat memperlambat progresivitas myopia pada anak. Ortokeratologi pada malam hari atau dikenal sebagai overnight orthokeratology (OOK) adalah salah satu jenis lensa kontak rigid gas permeable (RGP) dengan desain khusus. Saat ini, berbagai metode telah diciptakan untuk mengontrol progresivitas myopia tetapi belum ada satu metode yang benar-benar efektif.[1-4]
OOK dapat digunakan pada pasien dengan myopia ringan-sedang, yaitu myopia sampai -6.00 D dan astigmatisme sampai 1.75 D. Progresivitas myopia diukur berdasarkan penambahan panjang bola mata melalui alat biometri dan penambahan refraksi yang diukur dengan refraksi sikloplegik. [2,5]
Sekilas Mengenai Overnight Orthokeratology
OOK memiliki desain reverse geometry yang memiliki 4 zona, yaitu central optic zone, reverse zone, alignment zone, dan peripheral zone. Adanya pembagian empat zona ini membantu memaksimalkan pengurangan myopia (myopia reduction), optimalisasi sentrasi lensa, dan meningkatkan pertukaran air mata.
OOK disebut memiliki reverse geometry karena geometri kornea pada umumnya berbentuk prolate, yaitu cembung di sentral dan datar di bagian perifer, sedangkan lensa OOK memiliki bentuk sebaliknya.
Selain itu, OOK modern juga menggunakan bahan lensa yang memiliki transmisi oksigen yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi edema kornea akibat hipoksia kornea yang sering terjadi pada bahan lensa terdahulu. [2-4]
Pengurangan Myopia dengan Overnight Orthokeratology
OOK mengurangi myopia dengan cara mendatarkan permukaan kornea sentral sehingga terbentuk bayangan yang jelas tepat di tengah retina. Pendataran kornea sentral ini terjadi karena penipisan epitel kornea sentral yang disertai dengan penebalan kornea mid-perifer sehingga bentuk kornea yang tadinya prolate berubah menjadi oblate atau lebih datar di sentral (Lihat Gambar 1).
Gambar 1. Sferoid Oblate (Kiri) dan Sferoid Prolate (Kanan).
Penambahan ketebalan kornea di perifer ini menginduksi myopic defocus di daerah retina perifer, serta mengurangi hyperopic defocus. Seperti diketahui sebelumnya, hyperopic defocus dapat memicu perpanjangan bola mata yang merupakan tanda-tanda progresivitas myopia. Sebaliknya, myopic defocus diperkirakan dapat menghambat progresivitas myopia.[2-4]
Proses pendataran kornea sentral terjadi beberapa hari setelah pemakaian OOK. Dengan kata lain, diperlukan pemakaian OOK secara rutin sebelum terjadi perubahan refraksi; dalam hal ini pengurangan myopia.
Biasanya kestabilan refraksi tercapai dalam 1 minggu hingga 1 bulan pemakaian, tergantung besarnya derajat myopia. Perubahan refraksi yang terjadi dapat berlangsung hingga 8 jam pada keesokan harinya setelah menggunakan OOK.
Gambar 2. Mekanisme Overnight Orthokeratology.
Sebaliknya, bila pemakaian OOK dihentikan, maka bentuk kornea berubah kembali menjadi seperti sebelumnya dan myopia pun muncul kembali. Bila tidak menggunakan OOK dalam 24 jam, penurunan derajat myopia hanya 50%, sementara bila tidak menggunakan OOK dalam 72 jam, penurunan derajat myopia hanya 10%. Oleh karena itu, OOK harus terus menerus dipakai untuk mencapai hasil yang optimal.[3-4]
Efikasi Overnight Orthokeratology dalam Kontrol Progresivitas Myopia
Berdasarkan tinjauan sistematis oleh American Academy of Ophthalmology (AAO) pada tahun 2018, penggunaan OOK efektif menurunkan pemanjangan bola mata sekitar 50% setelah 2 tahun follow up. Pada penggunaan OOK, ditemukan penurunan panjang bola mata aksial sebesar 0,3 mm.
Perlu diketahui, penambahan 0,1 mm bola mata setara dengan penambahan 0.25 D. Oleh karena itu, penggunaan OOK diperkirakan dapat memperlambat penambahan myopia progresi sebesar 0.5-0.75 D. Efek ini lebih terlihat pada anak dengan usia lebih muda (kurang dari 9 tahun) dan lebih terlihat pada 2 tahun pertama setelah pemakaian OOK. Namun, dapat terjadi efek rebound yang masih perlu diteliti lebih lanjut.[3]
Berdasarkan studi kasus oleh Gispets et al. tahun 2022 pada 300 pasien yang menggunakan OOK, penggunaan minimal 1 tahun memiliki indeks efikasi 0,98 pada anak-anak. Adapun indeks efikasi yang dimaksud adalah rasio refraksi tajam penglihatan kasar/uncorrected visual activity (UCVA) pasca pemakaian OOK terhadap refraksi tajam penglihatan terbaik/best corrected visual acuity (BCVA) sebelum pemakaian OOK. Selain itu, sekitar 88,7% anak memiliki sisa myopia ±0.50 D dari target emmetropia.[6]
Efek Samping Penggunaan Overnight Orthokeratology
Corneal staining merupakan efek samping terbanyak penggunaan OOK. Hal ini terjadi karena adhesi lensa dengan permukaan kornea. Penambahan celah pada lensa dan penggunaan artificial tears sebelum lensa dilepaskan dapat mengurangi adhesi yang terjadi.[2,4,6]
Komplikasi yang paling serius dari penggunaan OOK adalah infeksi bakteri pada kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Meski menggunakan bahan dengan permeabilitas oksigen yang tinggi, cara pemakaian yang digunakan “semalaman” membuat OOK rentan terhadap infeksi bakteri.
AAO menyebutkan bahwa mayoritas keratitis bakteri yang terjadi berakhir dengan skar kornea yang berlokasi di sentral dan biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sembuh, bahkan sekitar 10 kasus memerlukan tindakan pembedahan.[3]
Risiko infeksi kornea akan meningkat bila terdapat faktor risiko seperti prosedur fitting lensa yang kurang tepat, dokter yang tidak mempunyai sertifikasi, compliance yang buruk, lens hygiene yang buruk, atau poor follow up. Banyaknya kasus keratitis akibat Acanthamoeba sp di Cina ternyata disebabkan oleh penggunaan air keran untuk mencuci lensa.[3,7]
Pertimbangan Penggunaan Overnight Orthokeratology pada Anak
Sebelum memberikan OOK khususnya kepada anak-anak, perlu dipertimbangkan apakah manfaat yang diberikan lebih besar daripada risikonya?
Besaran Pengurangan Myopia
Dari semua metode yang dilaporkan, maksimal pengurangan myopia yang terjadi hanya berkisar 1-1.25 D selama 5 tahun; OOK pun hanya menahan penambahan myopia sebesar 0.5 D-0.75 D. Hingga saat ini, belum ada metode yang dapat mengurangi myopia yang sudah terjadi, melainkan hanya dapat menahan laju progresivitas myopia.[3,4]
Pemanjangan Bola Mata pada Anak
Secara teori, anak dengan usia lebih muda (<9 tahun) memiliki kecenderungan bola mata memanjang lebih cepat. Hal ini membuat progresi myopia lebih cepat pada anak. Oleh karena itu, pemakaian OOK dinilai lebih bermanfaat pada anak yang lebih muda.
Durasi Pemakaian
Durasi pemakaian OOK sendiri pun bervariasi dan belum ada rekomendasi terkait durasi yang diperlukan untuk pemakaian OOK. Hal ini dikarenakan terdapat hasil yang berbeda untuk setiap individu. Namun, jika melihat dari berbagai studi yang ada, OOK rata-rata digunakan selama 2 tahun.[3,4]
Risiko Infeksi
Infeksi pada kornea dapat menyebabkan kebutaan permanen sehingga edukasi mengenai hand hygiene, kepatuhan dalam menggunakan dan membersihkan lensa, pentingnya follow up tepat waktu, harus ditekankan sebelum fitting dan peresepan OOK.[2-4]
Metode Alternatif
Jika pemakaian OOK tidak memungkinkan karena menimbang hal tersebut, terdapat berbagai alternatif lain untuk mengurangi progresivitas myopia seperti atropine dosis rendah yang tentunya juga memiliki efek samping tetapi reversible.
Setiap metode terapi bervariasi hasilnya pada masing-masing anak, dengan keuntungan dan kerugian tersendiri. Terapi mana yang cocok untuk anak perlu ditentukan oleh dokter yang berpengalaman di bidangnya berdasarkan usia, riwayat keluarga, tingkat progresivitas myopia, kondisi kornea, dan gaya hidup anak. [2,3,4]
Kesimpulan
Terapi overnight orthokeratology (OOK) cukup efektif dalam memperlambat progresivitas myopia pada anak, tetapi memiliki efek samping yang cukup fatal bila terjadi infeksi kornea. Oleh karena itu, pemberian OOK pada anak harus mempertimbangkan manfaat dan risikonya.