Pedoman Penanganan Berat Badan Berlebih dan Obesitas – Ulasan Guideline Terkini

Oleh :
dr. Gilang Pradipta Permana

NICE atau National Institute for Health and Care Excellence mempublikasikan pedoman klinis untuk penanganan berat badan berlebih dan obesitas di tahun 2025. Pedoman ini membahas strategi penanganan secara komprehensif, mulai dari kesehatan dan sosial pasien (termasuk masalah stigma dan etnis), dari populasi anak hingga dewasa. Pedoman ini memberikan rekomendasi berdasarkan bukti ilmiah terbaru dan menyederhanakan rekomendasi terdahulu.

Pembaruan utama yang tampak dalam pedoman klinis ini adalah penekanan terhadap pendekatan tata laksana yang personal dan disesuaikan menurut keadaan masing-masing pasien. Pedoman ini juga membahas cara membahasakan permasalahan berat badan pada pasien untuk menghindari kesan stigma atau menambah harm psikologis pada pasien.[1]

Pedoman Penanganan Obesitas

Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini

Penyakit Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.
Tipe Pencegahan, diagnosis, tata laksana.
Yang Merumuskan NICE (National Institute for Health and Care Excellence)
Tahun 2025
Negara Asal Inggris
Dokter Sasaran Dokter umum, dokter anak, dokter penyakit dalam endokrinologi

Penentuan Tingkat Bukti

Pedoman klinis ini disusun dengan melibatkan tim multidisiplin, yang terdiri dari dokter klinisi, ahli kesehatan masyarakat, peneliti, praktisi pelayanan kesehatan dan sosial, serta perwakilan pasien. Tim tersebut melakukan pencarian dan pengkajian sistematis serta mengevaluasi kualitas studi.

Studi-studi yang ditelaah dilakukan penilaian terhadap tingkat bukti dengan sistem GRADE (Grading of Recommendations Assessment, Development and Evaluation). Setelahnya, rekomendasi dibuat dan dicantumkan tingkat rekomendasinya. Rekomendasi dibuat berdasarkan hasil telaah kritis terhadap studi, pertimbangan biaya, dampak etis, preferensi pasien, dan konteks layanan kesehatan lokal.[2]

Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda

Pedoman klinis NICE menekankan pendekatan penatalaksanaan obesitas mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan perilaku pada semua kelompok usia. Pedoman ini juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang empatik dan bebas stigma dalam diskusi terkait berat badan, guna meningkatkan efikasi intervensi klinis.[1]

Rekomendasi Terkait Cara Komunikasi Dokter

Berikut rekomendasi terkait cara komunikasi dokter dalam penanganan obesitas:

  • Minta persetujuan terlebih dahulu sebelum memulai diskusi mengenai kelebihan berat badan, obesitas, atau adipositas sentral. Jika pasien atau keluarga menolak, hormati keputusan tersebut dan tanggapi secara sensitif atau tunda hingga waktu yang lebih tepat.
  • Gunakan pendekatan yang positif, tidak menstigmatisasi, dan berpusat pada pasien, dengan fokus pada perbaikan kesehatan, bukan menghakimi.
  • Dukung perilaku pemantauan berat badan secara sehat, namun tetap waspada terhadap potensi timbulnya gangguan perilaku makan.
  • Sampaikan bahwa manfaat aktivitas fisik dan pola makan sehat mencakup peningkatan kesehatan fisik dan mental, tidak semata-mata untuk penurunan berat badan.[1]

Rekomendasi Terkait Diagnosis

Beberapa rekomendasi terkait diagnosis dalam pedoman klinis ini adalah:

  • Hitung indeks massa tubuh (IMT) dan rasio lingkar pinggang terhadap tinggi badan (waist-to-height ratio) sebagai estimasi praktis untuk menilai risiko penyakit kardiometabolik terkait obesitas.
  • Edukasi pasien untuk memantau berat badan dan lingkar pinggang secara mandiri, dengan sebelumnya menjelaskan mengenai teknik pengukuran yang benar
  • Pedoman ini menyampaikan bahwa pengukuran lingkar pinggang pada pasien dengan IMT di atas 35 kg/m² memiliki akurasi yang kurang baik, sehingga kurang disarankan.
  • Ras berkulit hitam, asia mempunyai risiko lebih tinggi terjadinya penumpukan lemak sentral dan penyakit kardiometabolik sehingga disarankan memakai patokan indeks masa tubuh yang lebih rendah.[1]

Pada populasi anak, ada beberapa rekomendasi yang lebih spesifik, yaitu:

  • Diperlukan pemeriksaan komorbid pada pasien dengan IMT >98 persentil.
  • Pemeriksaan komorbid yang dapat dilakukan pada anak adalah pemeriksaan tekanan darah, profil lipid, kadar insulin, gula darah, fungsi hepar, dan fungsi endokrin.[1]

Rekomendasi Terkait Pendekatan Diet dan Aktivitas Fisik Untuk Penurunan Berat Badan

Rekomendasi terkait diet bagi pasien overweight dan obesitas menurut NICE adalah:

  • Pendekatan diet harus fleksibel dan bersifat individual, dengan tujuan utama menciptakan defisit energi sambil menjaga keseimbangan nutrisi.
  • Pertimbangkan diet rendah lemak atau rendah karbohidrat. Intermittent fasting tidak direkomendasikan secara khusus. Sesuaikan rencana diet dengan preferensi makanan, budaya, kondisi pribadi, dan komorbiditas pasien.
  • Diet rendah energi dan sangat rendah energi hanya boleh diberikan dalam pengawasan layanan manajemen berat badan spesialis dan dalam kondisi tertentu, misalnya untuk persiapan operasi. Diet rendah atau sangat rendah energi juga tidak digunakan untuk jangka pendek (maksimal 12 minggu).
  • Edukasi pasien bahwa perbaikan pola makan akan sangat bermanfaat meskipun tidak terjadi penurunan berat badan, misalnya untuk memperbaiki profil lipid atau risiko diabetes.
  • Waspadai gangguan makan, yang bisa terjadi pada semua tingkat berat badan dan memengaruhi kesesuaian jenis diet tertentu.

Rekomendasi terkait aktivitas fisik bagi pasien overweight dan obesitas menurut NICE adalah:

  • Aktivitas fisik tetap dianjurkan meskipun tidak menghasilkan penurunan berat badan, karena memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental.
  • Bagi orang dewasa, untuk pencegahan obesitas akan diperlukan aktivitas fisik intensitas menengah 45-60 menit/hari. Bagi pasien yang sudah mengalami obesitas, aktivitas fisik akan perlu dilakukan 60-90 menit/hari.
  • Pada anak, aktivitas fisik yang bisa digunakan mencakup bersepeda, berjalan kaki, permainan anak yang aktif, dan juga olahraga yang lebih terstruktur seperti sepak bola dan berenang.[1]

Rekomendasi Terkait Penatalaksanaan

Rekomendasi farmakoterapi pada dewasa:

  • Farmakoterapi diberikan setelah intervensi diet, aktivitas fisik, dan modifikasi perilaku telah dimulai dan dievaluasi, bukan sebagai terapi lini pertama.
  • Obat-obatan untuk manajemen berat badan harus digunakan bersama diet rendah kalori dan peningkatan aktivitas fisik, bukan sebagai pengganti perubahan gaya hidup.
  • Diskusikan pilihan farmakoterapi secara individual, termasuk dampaknya terhadap motivasi pasien, dan sertakan dukungan tambahan seperti konseling perilaku, informasi nutrisi, serta akses ke program dukungan pasien.
  • Semaglutide dan liraglutide direkomendasikan dalam layanan manajemen berat badan spesialis, umumnya untuk durasi maksimal 2 tahun.

  • Pantau efek obat secara berkala, serta perkuat kepatuhan terhadap perubahan perilaku selama terapi berlangsung.
  • Sediakan dukungan untuk mempertahankan penurunan berat badan saat penghentian obat dilakukan.
  • Pertimbangkan suplementasi mikronutrien, terutama pada lansia dan remaja, jika ada risiko asupan nutrisi tidak mencukupi.[1]

Rekomendasi farmakoterapi pada anak:

  • Obat penurun berat badan umumnya tidak direkomendasikan untuk anak usia <12 tahun, kecuali dalam kondisi luar biasa dengan komorbiditas berat, dan harus dimulai serta dimonitor di fasilitas spesialis anak.
  • Pada anak usia ≥12 tahun, orlistat dapat dipertimbangkan hanya jika terdapat komorbiditas fisik, seperti gangguan tulang atau sleep apnea, atau masalah psikologis berat.
  • Tim pemberi terapi harus memiliki keahlian dalam farmakoterapi anak, pemantauan efek obat, intervensi perilaku, dukungan psikologis, peningkatan aktivitas fisik, dan perbaikan pola makan.
  • Jika orlistat digunakan, diperlukan uji coba selama 6–12 bulan dengan evaluasi berkala terhadap efektivitas, efek samping, dan kepatuhan pasien.[1]

Rekomendasi terkait operasi bariatrik:

  • Operasi bariatrik secara umum tidak dianjurkan pada anak.
  • Pada dewasa, operasi bariatrik dapat dipertimbangkan jika IMT ≥40 kg/m², atau IMT 35–39,9 kg/m² disertai kondisi kesehatan terkait berat badan yang signifikan.
  • Evaluasi pra-operatif harus dilakukan oleh layanan manajemen obesitas spesialis yang menyediakan perawatan multidisipliner secara komprehensif.
  • Kandidat operasi bariatrik harus mau melakukan pemantauan jangka panjang, termasuk evaluasi tahunan pasca-pembedahan untuk memantau hasil dan mencegah komplikasi.[1]

Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia

Di Indonesia, terdapat pedoman pengelolaan obesitas yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan. Pada pedoman klinis ini, terdapat spesifikasi yang lebih detail mengenai aktivitas fisik, seperti membagi peresepan aktivitas fisik menjadi latihan aerobik, latihan beban, dan latihan kelenturan. Frekuensi latihan fisik ditetapkan per minggu, dan durasi didasarkan pada tercapainya denyut nadi maksimal, bukan menit.

Pedoman Kemkes ini dipublikasikan di tahun 2021, dan sama seperti pedoman NICE, pedoman ini juga membagi rekomendasi berdasarkan populasi dewasa, anak, dan lansia. Meski begitu, pedoman Kemkes ditujukan bagi pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta tidak menyertakan rekomendasi terkait farmakoterapi maupun pembedahan.[3]

Kesimpulan

Pedoman penanganan obesitas dan berat badan berlebih (overweight) dipublikasikan oleh National Institute for Health and Care Excellence pada tahun 2025. Rekomendasi utama yang perlu diingat dari pedoman klinis ini adalah:

  • Penting untuk mengomunikasikan mengenai permasalahan berat badan dengan penuh empati dan tanpa stigma.
  • Diagnosis ditegakkan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar pinggang, utamanya untuk pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 35 kg/m². Pengukuran lingkar pinggang pada pasien dengan IMT melebihi 35 kg/m² sering kurang akurat, sehingga tidak disarankan.
  • Diet dan aktivitas fisik merupakan terapi lini pertama, dengan pendekatan yang harus bersifat individual, menyesuaikan dengan faktor seperti komorbiditas dan konteks budaya masing-masing orang.
  • Farmakoterapi digunakan sebagai lini kedua, dengan rekomendasi medikamentosa seperti semaglutide dan liraglutide.
  • Operasi bariatrik hanya dianjurkan pada pasien dengan IMT ≥40 kg/m², atau IMT 35–39,9 kg/m² disertai kondisi kesehatan terkait berat badan yang signifikan.

Referensi