Pedoman penanganan distress pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS) dipublikasikan oleh American Thoracic Society (ATS) pada tahun 2024. Pedoman ini merupakan pembaruan dari pedoman terdahulu yang dipublikasikan tujuh tahun sebelumnya. Pedoman ini membahas mengenai penggunaan kortikosteroid, agen blokade neuromuskular, dan penggunaan extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) pada ARDS.
Tingkat positive end-expiratory pressure (PEEP) yang lebih tinggi juga dibahas penggunaannya pada pedoman ini untuk pasien dengan ARDS derajat sedang hingga berat. Selain itu, penggunaan posisi pronasi dianjurkan pada pasien dengan ARDS. Di lain pihak, penggunaan high-frequency oscillatory ventilation (HFOV) tidak dianjurkan.[1]
Tabel 1. Tentang Pedoman Klinis Ini
Penyakit | Distres Pernapasan Akut |
Tipe | Penatalaksanaan |
Yang Merumuskan | American Thoracic Society (ATS) |
Tahun | 2024 |
Negara Asal | Amerika Serikat |
Dokter Sasaran | Spesialis Rawat Intensif, Spesialis Paru. |
Penentuan Tingkat Bukti
Penentuan tingkat bukti dalam pedoman klinis ini dilakukan melalui penerapan metodologi GRADE (Grading of Recommendations, Assessment, Development, and Evaluation), yang bertujuan untuk menilai kepastian atau kualitas bukti. Setiap hasil dinilai dalam kategori tingkat kepastian tinggi, sedang, rendah, atau sangat rendah. Data dikumpulkan melalui tinjauan sistematik dari uji klinis acak yang dilakukan oleh panelis.
Setelah merangkum bukti untuk setiap pertanyaan klinis, panel menggunakan kerangka kerja "Evidence to Decision" dalam metodologi GRADE untuk mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kepastian bukti, keseimbangan manfaat dan risiko, nilai dan preferensi pasien, penggunaan sumber daya, dampak pada kesetaraan kesehatan, penerimaan di antara pemangku kepentingan, dan kelayakan klinis. Panel kemudian menentukan arah dan kekuatan rekomendasi (kuat atau kondisional) berdasarkan hasil diskusi dan konsensus panel.[1]
Rekomendasi Utama untuk Diterapkan dalam Praktik Klinis Anda
Beberapa rekomendasi untuk penanganan ARDS dalam pedoman ini adalah:
- Kortikosteroid dapat diberikan pada pasien ARDS. Meski demikian, penggunaan pada >14 hari setelah onset ARDS berpotensi menimbulkan harm yang lebih besar dari manfaatnya.
- Strategi ventilasi mekanis yang membatasi volume tidal (4–8 mL/kg) dan tekanan inspirasi (plateau pressure < 30 cm H2O) sebaiknya digunakan.
- Posisi pronasi selama >12 jam/hari sebaiknya dilakukan pada pasien ARDS.
- Agen blokade neuromuskular, seperti cisatracurium, dianjurkan penggunaannya pada pasien dengan ARDS derajat berat dini (≤48 jam ventilasi mekanis).
- Penggunaan venovenous ECMO dapat dipertimbangkan pada pasien ARDS tertentu. Penggunaan ECMO dapat dipertimbangkan setelah terapi lain yang lebih tidak invasif telah dicoba terlebih dulu.
- Penggunaan rutin HFOV tidak dianjurkan.
- Tingkat PEEP lebih tinggi tanpa lung recruitment maneuver (LRM) lebih dianjurkan pada pasien ARDS derajat sedang-tinggi. Sementara itu, penggunaan LRM berkepanjangan tidak dianjurkan.[1]
Perbandingan dengan Pedoman Klinis di Indonesia
Saat ini belum ada pedoman klinis untuk penanganan ARDS di Indonesia. Meski begitu, pedoman ATS memiliki banyak kesamaan dengan pedoman dari European Society of Intensive Care Medicine (ESICM).
Serupa dengan ATS, pedoman ESICM juga merekomendasikan pembatasan volume tidal 4-8 mL/kg. Pedoman ESICM juga menganjurkan posisi pronasi berkepanjangan, yakni sekitar 16 jam berturut-turut.
Meski begitu, ESICM tidak menganjurkan penggunaan agen blokade neuromuskular seperti ATS. ESICM juga tidak memberikan rekomendasi terkait tingkat PEEP karena menganggap bahwa bukti yang tersedia masih belum cukup.[2]
Kesimpulan
American Thoracic Society (ATS) mempublikasikan pedoman manajemen distress pernapasan akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS) pada tahun 2024. Beberapa rekomendasi utama dalam pedoman klinis ini adalah:
- Penggunaan kortikosteroid dapat dipertimbangkan pada pasien ARDS, tetapi tidak dianjurkan jika onset ARDS sudah melebihi 14 hari karena potensi harm lebih tinggi.
- Ventilasi mekanis dianjurkan untuk menggunakan pembatasan volume tidal (4–8 mL/kg) dan tekanan inspirasi (plateau pressure < 30 cm H2O).
- Lakukan posisi pronasi berkepanjangan (>12 jam/ hari).
- Penggunaan agen blokade neuromuskular, seperti cisatracurium, dianjurkan pada kasus ARDS derajat berat dini.
Venovenous ECMO dapat dipertimbangkan penggunaannya setelah modalitas terapi yang lebih tidak invasif telah dilakukan terlebih dulu.
High-frequency oscillatory ventilation (HFOV) dan lung recruitment maneuver (LRM) berkepanjangan tidak dianjurkan.