Penggunaan kontrasepsi hormonal sering kali dihindari pada wanita obesitas ataupun overweight karena efek samping dan efektifitasnya yang dipertanyakan. Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang sangat sering digunakan. Sekitar 15-20% kontrasepsi dilakukan dengan cara hormonal di seluruh dunia pada tahun 2015.[1,2]
Kontrasepsi hormonal juga memiliki tingkat keberhasilan yang sangat memuaskan untuk menunda kehamilan ataupun sebagai kontrasepsi darurat. Meskipun demikian, penggunaan kontrasepsi hormonal pada wanita-wanita obesitas sering kali diragukan. Hal ini dikarenakan efektifitasnya yang dinilai dapat menurun dan juga efek sampingnya. Bukti klinis terbaru menunjukkan bahwa kontrasepsi hormonal tetap dapat digunakan pada wanita obesitas.[3-5]
Jenis dan Efek Samping Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal terdiri dari hormon progestron atau kombinasi estrogen dan progesteron. Kontrasepsi hormonal tersedia dalam bentuk pil, implan, injeksi, ataupun alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Kontrasepsi hormonal dengan pil merupakan metode yang paling banyak digunakan.[1]
Kontrasepsi hormonal memiliki beberapa efek samping, yaitu perubahan mood, nyeri kepala, penurunan libido, mastalgia, acne, menorrhagia, mual, dan peningkatan berat badan. Kontrasepsi estrogen juga dapat meningkatkan risiko terjadinya tromboemboli vena.[6,7]
Dampak Kontrasepsi Hormonal terhadap Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan salah satu efek samping kontrasepsi hormonal yang paling sering dilaporkan. Peningkatan berat badan ini kerap kali menyebabkan penggunaan kontrasepsi hormonal dihindari, terutama bagi wanita dengan obesitas untuk mencegah peningkatan berat badan lebih lanjut.
Kontrasepsi hormonal dinilai meningkatkan berat badan dengan cara meningkatkan kadar lemak tubuh dan retensi cairan. Namun demikian, studi menunjukkan bahwa perubahan berat badan karena penggunaan kontrasepsi belum dapat dipastikan. Penelitian yang ada masih menunjukkan banyak faktor pemicu lainnya (confounder). Hubungan antara dosis hormon dengan peningkatan berat badan juga tidak ditemukan.[8-10]
Studi literatur sistematik dari Cochrane pada 49 uji klinis juga menyimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal tidak menyebabkan efek yang cukup signifikan terhadap peningkatan berat badan.[11]
Dampak Obesitas Terhadap Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan kontrasepsi hormonal pada wanita obesitas (yaitu indeks massa tubuh > 23 kg/m2) juga sering kali diragukan karena efektifitasnya dinilai menurun. Obesitas merupakan suatu kondisi yang dapat mempengaruhi proses metabolisme tubuh. Proses metabolisme ini dapat mempengaruhi farmakokinetik dari kontrasepsi hormonal.
Obesitas dapat meningkatkan laju metabolisme, sehingga waktu paruh dan juga clearance obat menjadi lebih pendek, termasuk kontrasepsi hormonal. Obesitas juga dapat menyebabkan supresi aksis hipotalamus-pituitari-ovarium (HPO) tidak adekuat. Hal-hal ini dinilai menyebabkan penurunan efektifitas kontrasepsi hormonal pada wanita-wanita dengan obesitas. [10,12]
Obesitas juga merupakan faktor risiko tromboemboli vena, kandungan estrogen dalam kontarsepsi hormonal juga dapat meningkatkan risiko tromboemboli vena. Risiko terjadinya tromboemboli vena lebih tinggi pada wanita obesitas yang menggunakan kontrasepsi hormonal. Namun demikian, studi menunjukkan bahwa manfaat yang didapatkan masih lebih besar dibandingkan dengan risiko yang dapat ditimbulkan.[7,10,12]
Efektifitas dan Keamanan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
Hubungan antara obesitas dan kontrasepsi hormonal merupakan salah satu kendala tersendiri dalam keberhasilan kontrasepsi. Beberapa studi menemukan bahwa kegagalan kontrasepsi hormonal pada wanita obesitas lebih tinggi. Namun demikian, tidak dapat dilupakan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kehamilan. Wanita dengan obesitas umumnya memiliki angka kehamilan lebih tinggi, baik dengan kontrasepsi hormonal ataupun tidak.[3,5]
Studi literatur sistematik Cochrane juga menunjukkan bahwa tidak terdapat adanya asosiasi antara indeks masa tubuh (IMT) yang lebih tinggi dan efektifitas kontrasepsi hormonal. Wanita dengan IMT lebih besar memiliki risiko kehamilan yang lebih tinggi.
Risiko kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal, terutama pil oral kombinasi, juga ditemukan lebih tinggi pada wanita obesitas dibandingkan wanita berat badan normal. Efektifitas pil kontrasepsi darurat juga ditemukan menurun pada wanita obesitas. Namun demikian, penggunaan kontrasepsi hormonal ini tetap lebih baik bila dibandingkan dengan kondom ataupun tanpa kontrasepsi.[3-5]
Kehamilan yang tidak direncanakan ditemukan lebih tinggi pada wanita obesitas yang melakukan kontrasepsi dengan pil oral kombinasi, namun demikian studi lebih lanjut masih diperlukan.[3] Saat ini, kontrasepsi reversibel kerja panjang atau long-acting reversible contraception (LARC), seperti injeksi, implant, ataupun AKDR merupakan metode kontrasepsi hormonal yang terbaik dan aman pada wanita obesitas.[10,12]
Penggunaan kontrasepsi hormonal juga dinilai aman dan tidak mempengaruhi kepatuhan dalam menjalankan program kontrasepsi pada wanita obesitas. Tidak ditemukan adanya risiko peningkatan berat badan lebih lanjut karena penggunaan kontrasepsi hormonal pada wanita obesitas. Peningkatan berat badan karena kontrasepsi hormonal hanya sebanyak 4 kg dalam 10 tahun setelah pemakaian dan dapat disebabkan faktor lainnya.
Peningkatan risiko terjadinya tromboemboli juga dinilai tidak signifikan. Penggunaan kontrasepsi hormonal tetap aman pada wanita obesitas. Namun demikian, penggunaan kontrasepsi hormonal pada wanita obesitas harus dievalusi kembali bila terdapat risiko tromboemboli tambahan, seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, merokok, dislipidemia, dan diabetes mellitus.[10]
Kesimpulan
Pemilihan metode kontrasepsi pada wanita obesitas merupakan tantangan tersendiri. Kontrasepsi hormonal sering kali diragukan karena efektifitasnya yang dapat menurun dan risiko peningkatan berat badan lebih lanjut. Namun demikian, studi menunjukkan bahwa tidak terdapat efek perubahan berat badan yang signifikan akibat penggunaan kontrasepsi hormonal.
Perubahan berat badan yang terjadi juga dapat disebabkan karena faktor selain penggunaan kontrasepsi hormonal. Risiko terjadinya tromboemboli vena pada wanita obesitas yang menggunakan kontrasepsi hormonal juga sangat minimal. Meskipun demikian, bila terdapat faktor risiko tambahan, penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen sebaiknya tidak dilakukan.
Kontrasepsi hormonal juga tetap efektif dalam mencegah kehamilan pada wanita dengan obesitas. Efektifitas pil oral kombinasi ditemukan menurun dan kehamilan yang tidak direncanakan ditemukan lebih tinggi, namun demikian efektifitasnya tetap lebih baik dibandingkan dengan metode kondom ataupun tanpa kontrasepsi. Perlu diingat bahwa obesitas sendiri merupakan faktor risiko untuk terjadinya kehamilan. Implan, injeksi, dan juga AKDR merupakan metode kontrasepsi hormonal yang dinilai paling baik untuk wanita dengan obesitas.