Penggunaan Multivitamin dan Risiko Mortalitas – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr.Catharina Endah Wulandari, M.Si.Med

Multivitamin Use and Mortality Risk in 3 Prospective US Cohorts

Loftfield E, et al. JAMA Network Open. 2024. 7(6):e2418729. doi: 10.1001/jamanetworkopen.2024.18729.

studilayak

Abstrak

Latar Belakang: Satu dari tiga orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan multivitamin, dengan motivasi primer untuk pencegahan penyakit. Pada tahun 2022, US Preventive Services Task Force meninjau data pada suplementasi multivitamin dan mortalitas dari uji klinis dan tidak menemukan adanya bukti yang cukup untuk menentukan manfaat atau bahaya dari penggunaan multivitamin rutin, sebagian terkait dengan waktu pemantauan yang singkat dan validitas eksternal.

Tujuan: Untuk memperkirakan hubungan penggunaan multivitamin dengan risiko mortalitas, dengan mempertimbangkan faktor perancu, seperti gaya hidup sehat dan penyebab sebaliknya, dimana individu dengan kesehatan buruk memulai penggunaan multivitamin.

Metode: Penelitian ini menggunakan data dari 3 penelitian kohort prospektif di Amerika Serikat, masing-masing dengan penggunaan multivitamin dari awal (dinilai dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2001), dan follow-up penggunaan multivitamin (dinilai dari tahun 1998 sampai 2004). Durasi follow up diperpanjang hingga 27 tahun, dan perpanjangan karakterisasi untuk adanya potensi perancu.

Partisipan adalah orang dewasa, tanpa adanya riwayat kanker atau penyakit kronis lain, yang berpartisipasi pada Penelitian National Institutes of Health–AARP Diet and Health Study (327.732 partisipan); penelitian Prostat, Lung, Colorectal and Ovarian Cancer Screening (42.732 partisipan), dan penelitian Agricultural Health Study (19.660 partisipan). Data dianalisis dari bulan Juli 2022 sampai dengan April 2024.

Paparan adalah penggunaan multivitamin yang dilaporkan mandiri oleh partisipan. Luaran primer adalah mortalitas. Model Cox proportional hazard digunakan untuk memperkirakan rasio hazard (HR) dan interval kepercayaan  95%.

Hasil: Di antara 390.124 partisipan, sebanyak 164.762 kematian terjadi selama masa tindak lanjut; 159.692 peserta (40,9%) tidak pernah menjadi perokok, dan 157.319 peserta (40,3%) berpendidikan perguruan tinggi. Di antara pengguna multivitamin harian, 49,3% dan 42,0% adalah perempuan dan berpendidikan perguruan tinggi, dibandingkan dengan 39,3% dan 37,9% di antara non-pengguna. Sebaliknya, 11,0% pengguna harian, dibandingkan dengan 13,0% non-pengguna, adalah perokok aktif.

Penggunaan multivitamin tidak dikaitkan dengan risiko mortalitas segala sebab yang lebih rendah pada paruh pertama atau paruh kedua masa tindak lanjut. HR ditemukan setara untuk penyebab mayor kematian dan analisis yang bervariasi menurut waktu.

Kesimpulan: Dalam penelitian kohort pada orang dewasa di Amerika Serikat ini, penggunaan multivitamin tidak berkaitan dengan penurunan mortalitas. Meskipun demikian, banyak orang dewasa di Amerika Serikat melaporkan penggunaan multivitamin untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan.

Color,Dietary,Supplements,In,Spoon,,Vitamin,Capsules,Mix,,Mineral,Pills,

Ulasan Alomedika

Di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 3 orang dewasa melaporkan penggunaan multivitamin. Konsumsi multivitamin ini dianggap masyarakat awam bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit berat, seperti kanker, stroke, dan penyakit kronis lain. Walau begitu, belum ada basis bukti ilmiah yang mendukung kepercayaan tersebut.

Ulasan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan data dari 3 penelitian kohort besar, yaitu:

  1. Penelitian kohort National Institutes of Health–AARP Diet and Health Study (NIH-AARP). Penelitian ini dimulai tahun 1995 hingga 1996. Kuesioner dikirim ke anggota AARP yang saat ini berusia 50-71 tahun. Sebanyak total 566.398 partisipan telah melengkapi kuesioner dasar.
  2. Penelitian kohort PLCO Cancer Screening. Penelitian ini melibatkan 154.887 partisipan antara tahun 1993 sampai 2001. Usia partisipan saat ini 55-74 tahun.
  3. Penelitian Agricultural Health Study (AHS). Penelitian ini melibatkan 52.394 pengguna pestisida usia ≥18 tahun dari Iowa dan Carolina Utara tahun 1993-1997.

Dari ketiga penelitian ini, peneliti mengeksklusi partisipan yang tidak mengisi kuesioner secara lengkap. meninggal sebelum menerima kuesioner, terdiagnosis kanker, atau melaporkan adanya penyakit kronis seperti diabetes, infark miokard, stroke atau gagal ginjal. Sehingga dalam penelitian ini total sampel adalah 390.124 orang dengan analisis kasus lengkap dengan variasi waktu melibatkan 234.593 dari partisipan tersebut.

Partisipan diminta untuk melengkapi kuesioner dan dilakukan follow-up mengenai penggunaan suplemen sebelumnya. Partisipan yang memberikan respon “ya, sekali per bulan atau lebih” (NIH-AARP), “ya” (PLCO), atau “ya, cukup teratur” (AHS) ditanyakan secara spesifik mengenai frekuensi penggunaan multivitamin dengan kategori yang ditentukan (memiliki rentang antara tidak pernah hingga setiap hari), sehingga ditentukan kategori pengguna multivitamin berupa: non-pengguna, pengguna tidak rutin, atau pengguna rutin harian.

Potensi perancu diselaraskan di seluruh penelitian dan termasuk jenis kelamin, usia, ras dan etnis, tingkat pendidikan, status dan intensitas merokok, indeks massa tubuh, status perkawinan, tingkat aktivitas fisik, asupan alkohol, asupan kopi, Indeks Makan Sehat 2015 (HEI-2015), penggunaan suplemen individu lain, dan riwayat kanker pada keluarga.

Ulasan Hasil Penelitian

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 390.124 peserta, termasuk 327.732 dari NIH-AARP, 42.732 dari PLCO, dan 19.660 dari AHS. Sebanyak 164.762 peserta meninggal selama masa penelitian, dengan 49.836 kematian disebabkan oleh kanker, 35.060 kematian disebabkan oleh penyakit jantung, dan 9.275 kematian disebabkan oleh penyakit serebrovaskular.

Di antara pengguna multivitamin harian, 49,3% dan 42% adalah perempuan dan berpendidikan perguruan tinggi, dibandingkan dengan masing-masing 39,3% dan 37,9% pada bukan pengguna multivitamin. Sementara itu, sebanyak 11% pengguna harian, dibandingkan dengan 13,0% non-pengguna, adalah perokok aktif.

Temuan Luaran Primer:

Dalam analisis keseluruhan, pengguna multivitamin harian memiliki risiko kematian yang sedikit lebih tinggi dibandingkan non-pengguna, dengan HR 1,04 di periode tindak lanjut 1 (FP1). Risiko ini lebih menonjol pada kelompok usia di bawah 55 tahun dan bervariasi berdasarkan status merokok serta indeks massa tubuh. Namun, perbedaan risiko ini tidak konsisten di semua model analisis, dengan HR mendekati 1,0 untuk risiko mortalitas segala sebab, penyakit jantung, kanker, dan penyakit serebrovaskular.

Pada periode tindak lanjut 2 (FP2), hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan multivitamin harian tidak terkait dengan peningkatan risiko kematian. HR dalam analisis gabungan adalah 0,98 untuk mortalitas segala sebab.

Kelebihan Penelitian

Penelitian ini mengumpulkan data lengkap dari individu yang berpartisipasi dalam 1 dari 3 kelompok besar penelitian kohort, sehingga mampu mengevaluasi potensi perbedaan risiko relatif berdasarkan faktor demografi dan gaya hidup. Selain itu, dengan perpanjangan masa pemantauan selama 24 tahun di NIH-AARP, 27 tahun di PLCO, dan 26 tahun di AHS, serta penilaian berulang terhadap penggunaan multivitamin, peneliti lebih mampu mengevaluasi hubungan jangka panjang antara penggunaan multivitamin harian dengan risiko kematian.

Limitasi Penelitian

Penelitian ini adalah studi observasional dengan adanya perancu yang sulit dinilai atau yang tidak bisa dinilai, yang dapat membuat perkiraan risiko menjadi bias. Namun, peneliti berusaha mengeksklusikan sampel perancu seperti seseorang dengan kanker dan penyakit kronis lain pada awal penelitian, serta mereka dengan data yang hilang atau tidak lengkap. Selain itu, peneliti secara hati-hati menyesuaikan faktor risiko kematian mayor.

Dalam penelitian ini juga terdapat kemungkinan untuk kesalahan klasifikasi paparan akibat kesalahan memori penggunaan multivitamin sporadis. Untuk itu, peneliti fokus pada penggunaan multivitamin setiap hari vs tidak menggunakan.

Penelitian ini mencakup sebagian besar individu Kaukasia, sehingga belum tentu dapat diterapkan untuk ras lain. Terakhir, peneliti tidak dapat menilai latensi hubungan penggunaan multivitamin dan hubungan kumulatif selama rentang hidup.

Aplikasi Penelitian di Indonesia

Orang dewasa di Indonesia juga banyak yang memiliki kebiasaan mengonsumsi multivitamin dengan kepercayaan bahwa kebiasaan ini dapat mencegah timbulnya penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan multivitamin harian tidak memberi manfaat signifikan dalam menurunkan risiko. Intervensi gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, aktivitas fisik, dan pengelolaan faktor risiko penyakit seharusnya tetap menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan kesehatan.

Referensi