Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Priapismus general_alomedika 2023-01-27T08:46:28+07:00 2023-01-27T08:46:28+07:00
Priapismus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Priapismus

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Menurut data epidemiologi, insiden priapismus secara internasional adalah sekitar 1,5 kasus per 100.000 orang. Angka ini dilaporkan meningkat pada laki-laki berusia lebih dari 40 tahun, yakni menjadi 2,9 kasus per 100.000 orang. Sebagian besar priapismus terjadi akibat penyakit sickle cell dan penggunaan obat disfungsi ereksi.[5,6]

Global

Di Amerika Serikat, insiden priapismus adalah sekitar 5,34 per 100.000 laki-laki. Kasus priapismus di negara barat seperti Amerika Serikat dilaporkan sering terjadi karena penggunaan obat untuk mengatasi disfungsi ereksi. Sekitar 0,05–6% orang yang menggunakan obat disfungsi ereksi mengalami priapismus.

Pada populasi yang lain, penyakit sickle cell dilaporkan paling banyak menyebabkan priapismus. Ada studi yang melaporkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan 11–42% kasus priapismus, sedangkan ada literatur lain yang melaporkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan 40–80% kasus priapismus orang dewasa. Sekitar ⅔ pasien pediatrik yang mengalami priapismus juga mengalami penyakit sickle cell.

Priapismus tidak memiliki predileksi khusus terhadap ras tertentu, tetapi penyakit sickle cell lebih sering terjadi pada laki-laki ras Afrika-Amerika. Puncak usia terjadinya priapismus adalah 7–10 tahun dan 20–50 tahun. Populasi yang lebih muda cenderung mengalami priapismus akibat penyakit sickle cell, sedangkan populasi yang lebih tua cenderung mengalami priapismus akibat obat. Priapismus juga dapat terjadi pada wanita (pada organ klitoris), tetapi sangat jarang.[1,5-7]

Indonesia

Data epidemiologi priapismus di Indonesia hingga kini belum tersedia. Studi lebih lanjut untuk menentukan epidemiologi priapismus di Indonesia masih diperlukan.

Mortalitas

Data mortalitas priapismus hingga saat ini belum sufisien. Beberapa pasien yang mengalami priapismus akibat penyakit sickle cell dilaporkan mengalami kematian, tetapi kematian tersebut lebih berkaitan dengan penyakit sickle cell yang diderita dan tidak berkaitan dengan priapismus.[6]

Referensi

1. Sui W, Onyeji IC, James MB, et al. Risk Factors for Priapism Readmission. J Sex Med. 2016;13(10):1555-61. doi:10.1016/j.jsxm.2016.07.009
5. Silberman M, Stormont G, Hu EW. Priapism. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459178/
6. Al-Omar O. Priapism. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/437237-overview#a3
7. Muneer A, Zacharakis E, Ralph DJ. Diagnosis and management of priapism. Trends Urology & Men Health. 2016;7:19-22. doi:10.1002/tre.521

Etiologi Priapismus
Diagnosis Priapismus
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 08 Juni 2021, 12:27
Priapismus bagaimana cara membedakan High Flow dan Low Flow - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo Dr. dr. Besut Daryanto, Sp. B, Sp. U(K), izin bertanya dokter.Bagaimana cara membedakan antara priapismus yang high flow dan low flow?Terimakasih...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.