Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Priapismus general_alomedika 2023-01-27T08:46:13+07:00 2023-01-27T08:46:13+07:00
Priapismus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Priapismus

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Patofisiologi priapismus dapat berupa proses low-flow (iskemik) atau proses high-flow (noniskemik). Pada proses low-flow, ereksi terjadi karena gangguan aliran darah vena yang hendak meninggalkan penis, sedangkan pada proses high-flow, ereksi terjadi karena ada aliran masuk darah yang tidak terkendali pada arteri.

Pada kondisi normal, endotel korpus kavernosus akan mensekresikan nitrit oksida (NO) ketika seorang pria menerima stimulasi seksual. NO akan menyebabkan relaksasi otot polos dan dilatasi pembuluh darah. Dilatasi tersebut menyebabkan peningkatan aliran darah ke korpus kavernosus dan menyebabkan ereksi. Pembesaran korpus kavernosus juga menekan aliran darah vena yang keluar dari tunika albuginea dan menahan darah agar tetap berada di dalam korpus.

Setelah stimulasi seksual berakhir, phosphodiesterase type 5 (PDE5) menghidrolisis dan menginaktivasi cyclic guanosine monophosphate (cGMP), yang kemudian akan menimbulkan vasokonstriksi dan mengembalikan penis ke kondisi semula. Gangguan mekanisme inflow maupun outflow darah penis dapat menyebabkan priapismus.[2,4,5]

Priapismus Iskemik atau Low-Flow

Priapismus iskemik terjadi akibat kegagalan atau oklusi aliran darah vena yang hendak meninggalkan penis, sehingga terjadi akumulasi darah di dalam korpus kavernosus secara terus menerus. Penekanan oleh korpus yang semakin membesar kemudian menyebabkan iskemia pada jaringan di sekitarnya, menyebabkan fibrosis otot polos, serta menyebabkan trombosis arteri kavernosus.

Sebagian besar kasus priapismus iskemik bersifat idiopatik, tetapi beberapa etiologi sekunder juga diketahui dapat menyebabkan priapismus iskemik, seperti keganasan, sickle cell anemia, thalassemia, penggunaan obat tertentu, dan cedera spinal.[2,4,5]

Priapismus Noniskemik atau High-Flow

Priapismus noniskemik terjadi akibat aliran darah ke dalam arteri penis yang tidak terkontrol, sehingga terjadi pembesaran korpus kavernosus yang abnormal. Umumnya priapismus noniskemik disebabkan oleh trauma atau komplikasi tindakan priapismus iskemik. Cedera pembuluh darah dapat menciptakan fistula antara arteri dan korpus kavernosus yang menyebabkan inflow tidak terkendali. Priapismus ini tidak disertai rasa nyeri karena tidak melibatkan proses iskemik.[4]

Priapismus Stuttering

Priapismus stuttering merupakan bentuk priapismus iskemik yang rekuren. Sebagian besar priapismus stuttering disebabkan oleh penyakit sickle cell, konsumsi obat tertentu, atau bersifat idiopatik. Episode penyakit sering kali dimulai saat tidur atau saat menerima stimulasi seksual dan biasanya sembuh dengan sendirinya.

Faktor yang diduga berperan pada patofisiologi stuttering priapismus adalah oklusi mikrovaskular akibat hemolisis, stasis, dan agregasi sel darah merah. Hemolisis yang terjadi kemudian melepaskan hemoglobin bebas atau reactive oxygen species (ROS) yang selanjutnya mengurangi NO, menurunkan aktivitas endothelial nitric oxide synthase (eNOS), dan menyebabkan kerusakan pada endotel. Rangkaian peristiwa ini menurunkan kadar cGMP dan menimbulkan gangguan pada produksi PDE5.[3,4]

Referensi

2. Muneer A, Alnajjar HM, Ralph D. Recent advances in the management of priapism. F1000Res. 2018;7:37. doi:10.12688/f1000research.12828.1
3. Shigehara K, Namiki M. Clinical Management of Priapism: A Review. World J Mens Health. 2016;34(1):1-8. doi:10.5534/wjmh.2016.34.1.1
4. Hudnall M, Reed-Maldonado AB, Lue TF. Advances in the understanding of priapism. Transl Androl Urol. 2017;6(2):199-206. doi:10.21037/tau.2017.01.18
5. Silberman M, Stormont G, Hu EW. Priapism. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459178/

Pendahuluan Priapismus
Etiologi Priapismus
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 08 Juni 2021, 12:27
Priapismus bagaimana cara membedakan High Flow dan Low Flow - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo Dr. dr. Besut Daryanto, Sp. B, Sp. U(K), izin bertanya dokter.Bagaimana cara membedakan antara priapismus yang high flow dan low flow?Terimakasih...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.