Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Hernia Diafragma general_alomedika 2023-01-19T14:17:33+07:00 2023-01-19T14:17:33+07:00
Hernia Diafragma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Hernia Diafragma

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Patofisiologi hernia diafragma tergantung penyebab yang mendasari, yaitu kongenital atau akuisata. Patofisiologi hernia diafragma kongenital berhubungan dengan kegagalan proses pembentukan lipatan dari pleuroperitoneal dan migrasi otot-otot diafragma. Sedangkan, patofisiologi hernia diafragma akuisata berhubungan dengan mekanisme trauma dan iatrogenik.[2,6]

Patofisiologi Hernia Diafragma Kongenital

Patofisiologi hernia diafragma kongenital secara embriologi masih menjadi perdebatan. Embriogenesis diafragma dimulai sejak minggu ke-3 masa gestasi, dan terbentuk secara sempurna di minggu ke-8 hingga ke-12. Apabila terjadi kegagalan dalam proses pembentukan lipatan pleuroperitoneal dan migrasi otot-otot diafragma, maka akan menyebabkan defek kongenital diafragma.

Ukuran defek pada diafragma cukup beragam, mulai dari ukuran kecil pada posterior muscle rim hingga total atau tidak ada diafragma. Defek yang muncul lebih sering ditemukan pada sisi kiri (90%) dibandingkan sisi kanan (10%). Berdasarkan lokasinya, hernia diafragma kongenital bisa dibagi menjadi 3, yakni Bochdalek (regio posterolateral), Morgagni (regio anterior), dan sentral.

Paru-paru akan tertekan pada saat organ-organ abdomen mengalami herniasi melalui defek ke dalam rongga dada. Herniasi terjadi bertepatan dengan masa perkembangan dari paru (sekaligus perkembangan dari cabang-cabang bronkus dan arteri pulmonal). Akibatnya, terjadi reduksi bronkiolus terminal, penebalan septa alveolus, penurunan volume alveolus, dan penebalan dinding arteri medial. Kondisi tersebut akan menyebabkan peningkatan resistensi vaskular dan penurunan surface area untuk proses pertukaran gas, yang kemudian berakhir menjadi hipoplasia paru dan hipertensi pulmonal. Selain itu, akan terjadi defisiensi surfaktan dan enzim pernapasan lain.[2,6-10]

Patofisiologi Hernia Diafragma Akuisata

Penyebab tersering hernia diafragma akuisata adalah trauma, yang bisa muncul dengan atau tanpa didahului riwayat operasi atau tindakan yang meningkatkan risiko terjadinya ruptur pada diafragma. Trauma baik tumpul atau penetrasi bisa menyebabkan membran diafragma meregang hingga robek, avulsi diafragma, dan peningkatan tekanan pleuroperitoneal.

Dalam keadaan normal dan istirahat, perbedaan tekanan antara pleura dan peritoneal berkisar antara -5 sampai -10 cmH2O dan +2 sampai +10 cmH2O. Saat terjadi suatu trauma, kekuatan yang dihasilkan dari benturan bisa meningkatkan gradien tekanan pada pleuroperitoneal hingga 1.000 cmH2O. Tekanan sebesar itu bisa menyebabkan ruptur diafragma.

Pada saat terjadi ruptur, organ-organ abdomen bisa masuk ke dalam rongga dada, sehingga mengganggu fungsi sirkulasi dan respirasi. Organ abdomen yang masuk ke dalam rongga dada, akan menekan paru-paru dan mediastinum, hingga terjadi shifting mediastinum. Pada ukuran defek yang kecil, bisa tidak timbul gejala atau gangguan hingga bertahun-tahun. Namun, jika terjadi strangulasi pada organ yang herniasi, gejala akan muncul.[1,11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Spellar K, et al. Diaphragmatic Hernia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536952/
2. Marlow J, Thomas J. A review of congenital diaphragmatic hernia. Australas J Ultrasound Med. 2013 Feb;16(1):16-21. doi: 10.1002/j.2205-0140.2013.tb00092.x. Epub 2015 Dec 31. PMID: 28191167; PMCID: PMC5029975.
6. Schwartz DS. Congenital Diaphragmatic Hernia. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/426142-overview#a1
7. Lewis N. Diaphragmatic Hernia. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/934824-overview#a1
8. Keijzer R, Puri P. Congenital diaphragmatic hernia. Semin Pediatr Surg. 2010 Aug;19(3):180-5. doi: 10.1053/j.sempedsurg.2010.03.001. PMID: 20610190.
9. Deprest JA, et al. Fetal surgery for congenital diaphragmatic hernia is back from never gone. Fetal Diagn Ther. 2011;29(1):6-17. doi: 10.1159/000322844. Epub 2011 Feb 3. PMID: 21325858.
10. Grisaru‐Granovsky S, Rabinowitz R, et al. Congenital diaphragmatic hernia: a review of literature and reflection of unresolved dilemmas. Acta Paediatr. 2009; 98: 1874–81.
11. Saladyga AT. Acquired Diaphragmatic Hernia. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/428055-overview#a4

Pendahuluan Hernia Diafragma
Etiologi Hernia Diafragma
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 17 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.