Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Eritema Multiforme general_alomedika 2023-01-25T08:44:17+07:00 2023-01-25T08:44:17+07:00
Eritema Multiforme
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Eritema Multiforme

Oleh :
dr. Katharina Listyaningrum Prastiwi
Share To Social Media:

Diagnosis eritema multiforme cukup mudah ditegakkan secara klinis di mana pasien biasanya mengeluhkan munculnya lesi makula kemerahan berbatas tegas yang kemudian berubah menjadi lesi papular. Penyakit ini adalah erupsi yang bersifat self-limited dan umumnya memiliki manifestasi ringan tanpa gejala prodromal.[7]

Anamnesis

Keluhan pasien umumnya berupa lesi akut yang muncul berupa makula kemerahan dengan batas tegas yang kemudian berubah menjadi lesi papular. Papul ini dapat membesar secara perlahan menjadi plak. Bagian tengah plak akan perlahan berubah warna menjadi merah gelap, kecoklatan, atau purpurik. Krusta atau lepuh juga bisa muncul di tengah lesi.

Keluhan lesi kulit umumnya bersifat simetris pada ekstremitas distal dan akan berkembang ke arah proksimal. Telapak tangan dan kaki juga bisa mengalami lesi. Selain itu, pasien juga bisa mengeluhkan lesi pada mukosa, tetapi umumnya hanya terbatas pada area oral. Eritema multiforme akan menghilang sendiri dalam 3-5 minggu tanpa sekuele, tetapi dapat mengalami rekurensi. Rerata rekurensi terjadi sebanyak 6 kali per tahun.[7]

Selain gejala yang muncul pada pasien, perlu diketahui pula riwayat penyakit yang dialami dalam 1-2 bulan terakhir seperti riwayat penyakit yang sama sebelumnya, infeksi virus herpes simpleks (HSV), penggunaan obat-obatan, radiasi dan kemoterapi, gangguan hormon, gangguan imunologis, dan komorbiditas lain yang dimiliki.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik eritema multiforme dapat ditemukan kelainan kulit di dua tempat yaitu di area kulit dan membran mukosa, tergantung derajat keparahannya. Bentuk lesi di dua tempat ini adalah sebagai berikut

Kulit

Lesi eritema multiforme berupa erupsi polimorfik yang terdiri dari makula, papula, dan lesi target. Lesi umumnya terdistribusi secara simetris  dengan penyebaran bersifat sentripetal.

Awalnya lesi akan berbentuk makula atau papula bulat dengan dasar eritema selama 1-2 hari. Nantinya, lesi ini akan membentuk lesi target. Lesi target memiliki 3 zona. Zona pertama adalah zona tengah yang ditandai dengan adanya erosi, berwarna pucat, dan dapat berbentuk bula.

Zona kedua adalah zona inflamasi berwarna merah tua dengan edema di bagian bawahnya. Zona ketiga adalah zona perifer berbentuk halo dengan dasar eritema. Lesi target ini berukuran kurang dari diameter 3 cm. Selain itu, juga terdapat lesi target yang atipikal, yaitu lesi yang hanya terdiri dari dua zona yang berbentuk plak dengan dasar eritema dan batas yang tidak tegas.[4,5]

Lesi pada kulit seringkali muncul secara simetris pada permukaan ekstensor dari ekstremitas dan menyebar secara sentripetal. Lesi juga dapat ditemukan pada area wajah, leher, telapak tangan dan kaki, daerah kuku, ekstremitas, dan punggung atau area depan tubuh. Eritema multiforme juga dapat muncul di lokasi kulit yang pernah mengalami trauma, terkena paparan sinar matahari, dan membentuk fenomena Koebner.[3,6]

Membran Mukosa

Keterlibatan mukosa dapat terjadi pada eritema multiforme walaupun jarang dan umumnya hanya terbatas pada regio oral. [16] Lesi mukosa juga bisa ditemukan di mata dan daerah genital. Lesi dapat berupa bula atau tanpa bula, dengan dasar eritema yang tersebar difus dan nyeri.[2,9]

Diagnosis Banding

Eritema multiforme dapat didiagnosis banding dengan sindrom Stevens Johnson atau Toxic Epidermal Necrolysis, urtikaria, dan pemfigus.

Sindroms Stevens-Johnson/Toxic Epidermal Necrolysis (SJS/TEN)

Eritema multiforme bisa memiliki ujud kelainan kulit yang serupa dengan Sindroma Stevens Johnson/Toxic Epidermal Necrolysis (SJS/TEN) erosi membran mukosa dan lesi target atipikal. Namun, ujud kelainan kulit pada SJS/TEN biasanya berupa makula, sementara eritema multiforme lebih berupa papul eritema. Penyebaran SJS/TEN bersifat sentrifugal, berkebalikan dengan penyebaran eritema multiforme yang bersifat sentripetal.

Urtikaria

Gambaran urtikaria dan eritema multiforme memang mirip, namun pada urtikaria, ujud kelainan kulit hanya terjadi selama 24 jam dan setelah itu akan hilang. Pada urtikaria, luka yang sembuh tidak akan menimbulkan bekas. Pemeriksaan histopatologi juga dapat dilakukan untuk membedakan keduanya. Pada urtikaria akan ditemukan infiltrasi daerah interstisial oleh sel eosinofil, limfosit, sel mast, dan neutrofil.

Pemfigus Bulosa

Pemfigus bulosa merupakan penyakit kulit yang bersifat autoimun. Gambaran ujud kelainan kulitnya berupa bula dengan dasar eritema pada daerah kulit dengan atau tanpa keterlibatan membran mukosa. Lesi target biasanya tidak muncul pada pemfigus bulosa. Pemeriksaan biopsi dapat dilakukan untuk membedakan pemfigus bulosa dan eritema multiforme.

Sindrom Rowell

Sindrom Rowell merupakan ujud kelainan kulit yang terdapat pada pasien lupus eritematosus sistemik (SLE). Ujud kelainan kulit ini mirip seperti eritema multiforme. Pemeriksaan antinuclear antibody dan histopatologi dapat dilakukan untuk membedakan sindrom Rowell dengan eritema multiforme.[5,6,8]

Pemeriksaan Penunjang

Pada beberapa kasus, terutama kasus yang berat, pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan mengetahui penyebab yang mendasari eritema multiforme.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan sesuai indikasi. Pemeriksaan yang mungkin perlu dilakukan antara lain darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati, kadar elektrolit, serologi HSV, serologi M. pneumoniae, dan apusan tenggorokan.

Pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan hasil leukositosis, anemia ringan, trombositopenia, limfopenia, dan neutropenia. Pada pasien dengan asupan kurang, dapat ditemukan ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan fungsi hati, dan gangguan ginjal.

Sementara pemeriksaan lain dilakukan untuk mengetahui penyebab utama munculnya eritema multiforme yang berkaitan dengan infeksi HSV dan M. pneumonia Pemeriksaan imunofluoresensi indirek dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan kulit akibat penyakit autoimun.

Radiologi

Pemeriksaan rontgen thorax biasanya dilakukan apabila ada kecurigaan eritema multiforme akibat M. pneumonia. Gambaran rontgen yang didapatkan berupa gambaran pneumonia.

Biopsi Kulit

Biopsi kulit dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Hasil biopsi dapat berbeda antara lesi yang berada di pinggir dengan di tengah lesi. Bila lesi diambil di bagian tengah maka didapatkan gambaran berupa edema dermis, nekrosis keratinosit, dan perubahan epidermis. Bila lesi diambil di bagian pinggir, maka didapatkan gambaran edema papil dermis, dilatasi vaskuler, dan infiltrasi sel mononuklear perivaskular.

Pemeriksaan Lain

Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada kasus yang berulang. Pemeriksaan dipilih sesuai indikasi klinis, misalnya berupa polymerase chain reaction (PCR) dan serologi khusus untuk penyakit yang berkaitan dengan autoimun dan keganasan.[2,5,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Issrani R, Prabhu N. Etiopathogenesis of Erythema Multiforme - A Concise Review. Adv Dent & Oral Health. 2017;5(4):1-5. https://juniperpublishers.com/adoh/pdf/ADOH.MS.ID.555669.pdf
2. Plaza JA, Prieto VG, James WD. Erythema Multiforme. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1122915-overview
3. Bajaj P, Sabharwal R, PK Mohammed R, Garg D, Kapoor C. Erythema Multiforme: Classification and Immunopathogenesis. J Adv Med Dent Scie. 2013;1(2):40-47 http://jamdsr.com/pdf/6.ErythemaMultiformeClassificationandImmunopathogenesis.pdf
4. Bashir T, Arti S, Jyoti G, Monu Y, Vijay K, Naeem A. Erythema Multiforme: A Case Report. Int J Sci Stud. 2014;2(7):249-251. https://www.ijss-sn.com/uploads/2/0/1/5/20153321/ijss_oct_cr15.pdf
5. Sokumbi O, Wetter DA. Clinical Features, Diagnosis, and Treatment of Erythema Multiforme: A Review for the Practicing Dermatologist. Int J Dermatol. 2012 Aug;51(8):889-902. doi: 10.1111/j.1365-4632.2011.05348.x
6. Wetter DA. Erythema Multiforme: Pathogenesis, Clinical Features, and Diagnosis. Uptodate, 2023:1-41. https://www.uptodate.com/contents/erythema-multiforme-pathogenesis-clinical-features-and-diagnosis
7. Lamoreux MR, Sternbach MR, Hsu T. Erythema Multiforme. Am Fam Physician. 2006 Dec 1;74(11):1883-8
8. Chawki D, Lamireau T, Léauté-Labrèze C, Maleville J, Taïeb A. Diagnosis, Classification, and Management of Erythema Multiforme and Stevens–Johnson Syndrome. Arch Dis Child. 2000 Oct;83(4):347-52
9. Hasan S, Jangra J, Choudhary P, Mishra S. Erythema Multiforme: A Recent Update. Biomed Pharmacol J 2018;11(1). http://biomedpharmajournal.org/?p=19198

Epidemiologi Eritema Multiforme
Penatalaksanaan Eritema Multiforme
Diskusi Terkait
dr. Rian Rahman
Dibalas 07 Oktober 2023, 09:26
Lesi yang nyeri, gatal, dan perih pada anogenital
Oleh: dr. Rian Rahman
6 Balasan
Alo dokter, izin diskusi kasusLaki2 18 tahun dengan nyeri, gatal, dan perih pada daerah anogenital, sebelumnya sudah berobat di ts lainnya diberi as.mef...
dr.Malisa Fitri Umar
Dibalas 21 Oktober 2023, 18:57
Muncul bintik-bintik merah di tangan dengan riwayat gondokan
Oleh: dr.Malisa Fitri Umar
4 Balasan
pasien datang ke igd dengan keluhanmulai muncul bintik2 merah di tangan -> meluas kedua tangan sebatas lengan atas -> malamnya makin banya mulai timbul di...
Anonymous
Dibalas 09 September 2023, 22:24
Lesi kehitaman di lengan kanan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo TS sekalian, mohon advisnya njih terkait lesi pada pasien:Laki-laki, usia 23 tahun, lesi kehitaman kurang lebih 1 tahun terakhir, tidak gatal, tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.