Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kandidiasis Vulvovaginal general_alomedika 2023-08-30T14:01:44+07:00 2023-08-30T14:01:44+07:00
Kandidiasis Vulvovaginal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Kandidiasis Vulvovaginal

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Diagnosis kandidiasis vulvovaginal ditegakkan jika ditemukan Candida sp. pada sediaan basah, pewarnaan Gram, atau kultur duh vagina. Temuan klinis yang khas adalah pruritus vulvovaginal, rasa terbakar, plak eritema dengan lesi satelit, edema, dan duh vagina yang menempel pada dinding samping vagina.[4-6]

Anamnesis

Anamnesis kandidiasis vulvovaginal akut biasanya memiliki keluhan utama keputihan, pruritus, dan rasa terbakar di vulvavaginal. Keluhan dapat disertai dispareunia atau disuria. Anamnesis harus meliputi faktor risiko kandidiasis, seperti diabetes mellitus dan kondisi imunokompromais seperti HIV, dan higiene.[3–5]

Sedangkan, pada kasus kronis dapat ditemukan keluhan pruritus berat, rasa terbakar, iritasi, dan nyeri di vulvovaginal. Umumnya, penderita berusia lebih tua, serta memiliki faktor risiko obesitas atau diabetes mellitus.[2,3,5]

Selain itu, perlu diketahui faktor risiko lain untuk kandidiasis vulvovaginal, seperti kehamilan, imunosupresi, penggunaan kontrasepsi oral, terapi pengganti hormon, terapi antibiotik, perilaku aktivitas seksual, kontak kimiawi, serta penggunaan alat kontrasepsi.[1,3,5,6]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kandidiasis vulvovaginal akut dapat ditemukan plak eritema dengan lesi satelit atau eritema pada mukosa vagina, edema, atau ekskoriasi terutama di labia mayora dan minora. Ruam dapat meluas sampai ke paha dan perineum. Umumnya, ditemukan duh vagina berwarna putih dan kental (cottage cheese-like). Iritasi derajat berat ditemukan pada kandidiasis vulvovaginal akut.[1,2,5]

Sumber: Wikimedia Commons, 2014.. Sumber: Wikimedia Commons, 2014..

Gambar 2. Pemeriksaan Spekulum pada Kandidiasis Vulvovaginal.

Sedangkan, pada kandidiasis vulvovaginal kronis dan persisten dapat ditemukan gambaran klinis tambahan berupa edema dan likenifikasi vulva dengan batas yang tidak jelas. Seringkali terdapat grayish sheen yang terdiri dari sel epitel dan mikroorganisme menutupi area tersebut.[5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kandidiasis vulvovaginal adalah beberapa kondisi dengan manifestasi klinis serupa, dengan nilai pH vagina normal, antara lain vaginitis alergi/iritasi, erosive lichen planus, dan leukore fisiologis.

Vaginitis Alergi/Iritasi

Pada vaginitis alergi/iritasi ditemukan gejala pruritus yang dapat disebabkan oleh penggunaan produk intravagina, seperti obat topikal, spermisida, douching, kondom atau diafragma. Selain itu, dapat juga akibat reaksi terhadap sperma, celana dalam berbahan lateks, sabun, tampon, atau pembalut.[1,11]

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan eritema pada vulva dan duh vagina nonspesifik. Diagnosis ditegakkan secara klinis, tidak diperlukan pemeriksaan penunjang.[1,11]

Erosive Lichen Planus

Erosive lichen planus terjadi secara kronis, umumnya terdapat pada area fleksor, mukosa, dan kulit vulva, dengan keluhan pruritus dan nyeri. Pada pemeriksaan fisik, seringkali ditemukan lesi papul pada vulva, terutama bagian labia minora dan vestibulum.[1,11]

Diagnosis umumnya dapat dilakukan secara klinis, tetapi konfirmasi diagnosis memerlukan punch biopsy pada vulva dan vagina. Hasil pemeriksaan sitologi akan ditemui hiperkeratosis, degenerasi lapisan sel basal, infiltrasi sel inflamasi, dan Rete pegs. [11,18]

Leukorea Fisiologis

Leukorea fisiologis ditandai dengan keluarnya duh vagina sekitar 1−4 mL/hari. Duh bersifat transparan, berlendir, warna putih sampai kekuningan, serta umumnya tidak gatal dan tidak berbau walau kadang dapat sedikit berbau busuk.[1,11]

Keputihan normal ini sering terjadi saat kadar hormon estrogen tinggi, misalnya pada kehamilan, masa ovulasi, atau penggunaan kontrasepsi estrogen-progestogen. Pada pemeriksaan duh vagina, secara mikroskopis hanya ditemukan sel epitel vagina.[1,11]

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosis, meliputi cotton-tipped swabs (hasil positif Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae mengindikasikan positif kontak seksual), pemeriksaan sediaan basah duh tubuh vagina menggunakan mikroskop (hasil positif Trichomonas vaginalis mengindikasikan positif kontak seksual), kultur virus pada lesi ulserasi (kemungkinan infeksi virus herpes simpleks), atau pemeriksaan serologi sifilis dan HIV.[11]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan termasuk pemeriksaan pH vagina, wet-mount/vaginal smear, dan kultur. Pemeriksaan kultur diindikasikan untuk kasus persisten atau berulang, serta untuk infeksi Candida sp. yang tidak terdeteksi pada pemeriksaan mikroskop.[5,6]

Pemeriksaan pH vagina

Pengukuran pH vagina dengan kertas Nitrazine pada kandidiasis vulvovaginal, biasanya menunjukkan pH vagina normal, yaitu 4−4,5. Jika pH vagina berubah menjadi lebih asam atau lebih basa, maka perlu dipikirkan penyebab lain.

Spesimen untuk pemeriksaan pH harus diambil pada dinding samping bagian tengah vagina, bukan pada forniks posterior karena area tersebut sudah terkontaminasi lendir serviks yang bersifat basa.[1,3,5,6]

Pemeriksaan Wet-Mount/Vaginal Smear

Pemeriksaan wet-mount/vaginal smear mencakup pemeriksaan mikroskopis dari duh vagina atau kerokan lesi vulva yang dicampur dengan garam fisiologis,  menggunakan pembesaran daya rendah dan tinggi. Di bawah mikroskopis akan tampak spora dan konidia. Blastospora atau pseudohifa dapat terdeteksi pada 30−50% penderita kandidiasis vulvovaginal dengan gejala.[1,5,6]

Sedangkan preparasi KOH dibuat dengan meletakkan 1 tetes duh vagina pada kaca objek ditambah 1 tetes KOH 10−20%, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Di bawah mikroskop akan ditemukan filamen tunas, miselia, atau pseudohifa.[5,6]

Penambahan KOH dapat melisiskan elemen seluler, seperti leukosit, eritrosit, dan sel epitel vagina, sehingga hifa Candida bercabang yang tahan terhadap alkali lebih mudah terlihat. Metode ini dapat meningkatkan sensitivitas pemeriksaan. Namun, temuan negatif dapat terjadi pada ⅓ pasien dengan kandidiasis vulvovaginal simptomatik.[5,6]

Hasil positif yang dikombinasikan dengan pH vagina normal akan sangat membantu menegakkan diagnosis kandidiasis vulvovaginal.[5,6]

Pemeriksaan Kultur

Kebanyakan isolat yang teridentifikasi pada kandidiasis vulvovaginal adalah spesies Candida albicans (85−90%). Maka dari itu, pemeriksaan kultur bukan tidak perlu menjadi bagian dari evaluasi awal.[5]

Pemeriksaan kultur diindikasikan pada kasus dengan gambaran klinis kandidiasis vulvovaginal dengan pH vagina normal, tetapi tidak terlihat mikroorganisme patogen pada pemeriksaan mikroskopis duh vagina. Pemeriksaan kultur bertujuan untuk memberikan diagnosis pasti sehingga menghindari pemberian terapi empiris.[5,6]

Selain itu, kultur juga dilakukan pada kasus persisten atau berulang. Hal ini untuk menentukan infeksi non-albicans yang resisten terhadap terapi antifungal golongan azole. Identifikasi spesies sangat penting pada kasus yang sulit disembuhkan dan berulang.[5,6]

Pada pemeriksaan kultur, sampel diambil dari dinding lateral vagina menggunakan cotton tipped swab, kemudian diinokulasi ke agar Sabouraud, medium Nickerson, atau medium Microstix-Candida. Kultur untuk Candida tidak memerlukan penghitungan jumlah koloni in vitro.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Jeanmonod R, Jeanmonod D. Vaginal Candidiasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459317/
2. Willems HME, Ahmed SS, Liu J, Xu Z, Peters BM. Vulvovaginal Candidiasis: A Current Understanding and Burning Questions. J Fungi (Basel). 2020; 6(1): 27.
3. Brocklebank A, Maraj H. Vulvovaginal Candidiasis. InnovAiT: Education and inspiration for general practice. 2013; 6(10): 643-651.
4. R AN, Rafiq NB. Candidiasis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560624/
5. Sheppard C. Treatment of vulvovaginitis. Aust Prescr. 2020 Dec;43(6):195-199. doi: 10.18773/austprescr.2020.055. Epub 2020 Dec 1. PMID: 33363301; PMCID: PMC7738700.
6. Sobel JD, Mitchell C. Candida vulvovaginitis: Clinical manifestations and diagnosis. 2021. https://www.uptodate.com/contents/candida-vulvovaginitis-clinical-manifestations-and-diagnosis?search=candida-vulvovaginitis-&source=search_result&selectedTitle=2~71&usage_type =default&display_rank=2
11. BMJ. Assessment of vaginal discharge. BMJ, May 2023. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/510
18. BMJ. Vaginitis. BMJ, 2021. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/75

Epidemiologi Kandidiasis Vulvova...
Penatalaksanaan Kandidiasis Vulv...

Artikel Terkait

  • Bahaya Penggunaan Douche Vagina
    Bahaya Penggunaan Douche Vagina
  • Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
    Perbandingan Efikasi Antifungal Peroral dan Intravaginal pada Kandidiasis Vulvovaginal Nonkomplikata
  • Dampak Kemudahan Mengakses Antijamur untuk Kandidiasis Vulvovaginal
    Dampak Kemudahan Mengakses Antijamur untuk Kandidiasis Vulvovaginal
  • Tata Laksana Kandidiasis pada Populasi Geriatri
    Tata Laksana Kandidiasis pada Populasi Geriatri
  • Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva
    Pendekatan Diagnosis pada Kasus Pruritus Vulva

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2025, 11:11
Efektivitas tatalaksana candidiasis oral pasien HIV
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter mau tanya. Pasien hiv dgn candidiasis oral lebih efektif mana pake obat nistatin tab atau nistatin suspensi yaa ts ? Mohon pencerahannya
Andini Innayah
Dibalas 30 Mei 2024, 14:25
Perbedaan dermatitis intertriginosa dengan kandidiasis intertriginosa
Oleh: Andini Innayah
2 Balasan
Selamat malam Dokter-Dokter, Kakak abang dan teman-teman. Izin bertanya, boleh dijelaskan apa yang membedakan Dermatitis Intertriginosa dengan...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2024, 20:03
Bakterial vaginosis dd candidiasis pada ibu hamil trimester 2
Oleh: Anonymous
1 Balasan
malam alo dokter, izin diskusi dok.. ibu hamil trimester 2 mengeluhkan adanya keputihan disertai gatal, dx Bakterial Vaginosis dd candidiasis, diberi vagizol...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.