Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Milia annisa-meidina 2023-07-03T14:34:22+07:00 2023-07-03T14:34:22+07:00
Milia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Milia

Oleh :
dr.Sofie A. Mandasari
Share To Social Media:

Diagnosis milia bisa dengan mudah dikenali secara klinis, yakni dengan gambaran papul berbentuk kubah, diameter 1-2 mm berwarna putih mutiara. Lesi milia paling sering ditemukan di area wajah. Pada kebanyakan kasus, milia tidak menimbulkan gejala apapun selain bintil yang mungkin mengganggu secara kosmetik.[2,6]

Anamnesis

Milia jarang menimbulkan keluhan, misalnya nyeri. Pada kebanyakan kasus, gambaran milia adalah bintil kecil berbentuk kubah berwarna putih mutiara.[2-5]

Milia Primer

Pada bayi baru lahir, milia biasanya tidak menimbulkan gejala dan dapat hilang dengan sendirinya dalam 1 bulan pertama kehidupan. Pada bayi prematur, milia dapat baru muncul beberapa minggu setelah lahir.

Milia primer umumnya ditemukan di wajah, terutama hidung pada bayi. Pada beberapa kasus, juga dapat ditemukan pada mukosa (Epstein pearls) dan langit-langit (Bohn nodules). Milia primer juga telah diamati terjadi dalam distribusi linier di sepanjang hidung dan di sekitar areola.[2-5]

Milia Sekunder

Milia sekunder dapat terjadi pada segala usia, baik anak-anak hingga dewasa. Pada kasus milia sekunder, dokter perlu mengidentifikasi kemungkinan penyebab timbulnya milia.

Milia sekunder dapat berhubungan dengan penyakit kulit bulosa, seperti pemfigus bulosa, epidermolisis bullosa, liken planus, dan porfiria tarda. Obat yang bisa menyebabkan milia adalah steroid topikal kronis, seperti dexamethasone atau clobetasol topikal, hidrokuinon, obat antiinflamasi nonsteroid, dan inhibitor tirosin kinase. Milia terkait trauma misalnya akibat dermabrasi, radioterapi, luka bakar, ataupun setelah pembuatan tato.[2,3,5,6]

Milia Eruptif

Milia eruptif multipel muncul secara tiba-tiba dan tersebar luas pada area tubuh dalam beberapa minggu atau bulan. Beberapa milia erupsi terjadi secara sporadis, tetapi milia eruptif multipel juga dapat diwariskan secara dominan autosomal tanpa anomali jelas lainnya atau dikaitkan dengan genodermatosis tertentu, seperti sindrom Bazex-Dupré-Christol, sindrom Brooke-Spiegler, pachyonychia kongenital tipe 2, dan sindrom basal cell nevus.[2,5]

Pemeriksaan Fisik

Lesi milia berbentuk seragam, berwarna putih mutiara sampai kekuningan, lesi superfisial berbentuk kubah berukuran diameter 1-2 mm.[2,3,5,6]

Predileksi Milia Primer

Lesi milia primer memiliki predileksi pada wajah, terutama di pipi, hidung, daerah periorbital, dan telinga. Milia primer jinak pada anak dan dewasa dapat muncul secara spontan. Distribusi pada anak-anak dan orang dewasa dari jenis milia ini memiliki predileksi pada  kelopak mata, pipi, dahi, dan area genitalia.[2,5]

Predileksi Milia Sekunder

Lesi milia sekunder akan muncul sesuai lokasi dermatosis atau cedera kulit yang menyebabkan timbulnya milia.[2,3,5,6]

Milia Eruptif Multipel

Milia eruptif multipel bisa muncul tersebar luas pada bagian tubuh. Lesi muncul tiba-tiba selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan.[2,5]

Milia en Plaque

Milia multiple dengan dasar eritematosa dan edematosa disebut milia en plaque. Sebagian besar kasus ditemukan pada pasien wanita paruh baya. Milia en plaque bermanifestasi sebagai plak berukuran hingga beberapa sentimeter, di kepala dan leher. Plak dapat ditemukan di daerah postaurikular, baik unilateral atau bilateral, serta pada pipi, submandibula, dan pinna.[2,3,5,6]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding dari milia adalah acne vulgaris, syringioma, dan trichoepithelioma.[2,5,7-9]

Acne Vulgaris

Gambaran milia mungkin mirip dengan acne komedonal. Pada acne vulgaris, gambaran lesi bersifat polimorfik, mulai dari komedo, papul inflamasi, pustul, dan nodul. Predileksi acne vulgaris biasanya mempengaruhi area kulit dengan populasi folikel sebasea yang banyak seperti pada wajah, dada bagian atas, punggung.[2,7]

Syringioma

Syringoma merupakan papul berwarna kulit atau kekuningan, umumnya kecil berdiameter kurang dari 3mm. Syringoma biasanya ditemukan multipel, dan terkadang berkelompok, dengan distribusi simetris.

Predileksi syringoma terbatas pada bagian atas pipi dan kelopak mata bawah. Syringoma erupsi biasanya muncul sebagai papula hiperpigmentasi di dada, batang penis, atau vulva.[5,8]

Trichoepithelioma

Trichoepithelioma tampak sebagai lesi bulat, berwarna kulit, papula atau nodul yang berdiameter 2-8 mm. Predileksi pada lipatan nasolabial, hidung, dahi, bibir atas, dan kulit kepala. 50% lesi terjadi pada wajah dan kulit kepala. Trichoepitelioma merupakan penyakit familial autosomal dominan.[5,9]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk menegakan diagnosis milia. Pemeriksaan penunjang akan bermanfaat untuk investigasi penyakit yang mendasari pada kasus milia sekunder.

Histopatologi

Biopsi kulit dapat bermanfaat jika diagnosis milia diragukan atau untuk menyingkirkan musinosis folikular dan trichoepitheliomata multipel.

Pemeriksaan histopatologi pada milia kongenital primer akan menunjukan gambaran kista kecil folikel rambut vellus yang muncul pada tingkat saluran sebasea dan mengandung dinding beberapa lapisan epitel skuamosa bertingkat tebal dengan lapisan sel granular dan di tengahnya mengandung zat keratin seperti pada kista epidermoid.

Sementara itu, lesi milia sekunder memiliki karakteristik histologi yang sama dengan lesi milia primer. Baik milia primer maupun sekunder juga dapat berasal dari struktur epitel, termasuk bagian dari aparatus pilosebasea dan kelenjar ekrin, seperti epidermis, folikel rambut, saluran sebasea, atau saluran keringat.[2,3,6]

Referensi

2. Avila PP. G., Mendez. M.D. Milia - StatPearls - NCBI Bookshelf. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560481/.
3. Goldsten A.Overview of benign lesions of the skin. UpToDate.2023. https://www.uptodate.com/contents/overview-of-benign-lesions-of-the-skin?source=related_link
4. Sethukumaran, AG, et al. Generalized Multiple Eruptive Milia in an Infant – An Unusual Presentation. Indian Journal of Paediatric Dermatology, 2022. 23(2):p 177-178. DOI: 10.4103/ijpd.ijpd_90_21
5. Archer CMG. Milia. Practice Essentials, Epidemiology. Medscape, 2023. https://emedicine.medscape.com/article/1058063-overview
6. Hoang VT, Trinh CT, Nguyen CH, Chansomphou V, Chansomphou V, Tran TT. Overview of epidermoid cyst. European Journal of Radiology Open. 2019;6:291–301. doi:10.1016/j.ejro.2019.08.003
7. Jaggi RM. Acne vulgaris. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1069804-overview#a1
8. Christopher RSM. Syringoma. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1059871-clinical#b2
9. Victor GPM. Trichoepithelioma. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1060049-overview

Epidemiologi Milia
Penatalaksanaan Milia
Diskusi Terkait
dr.Rangga Ferdyennizar
Dibalas 08 April 2023, 06:30
Muncul benjolan kemerahan yang berkelompok di sekitar dada saat berkeringat
Oleh: dr.Rangga Ferdyennizar
5 Balasan
Halo TS, izin diskusi untuk kasus yang saya temukan di praktek saya baru-baru ini dok. Tn. A / 20 tahunKeluhan :Muncul benjolan kemerahan di sekitar dada...
Anonymous
Dibalas 24 Februari 2023, 10:54
Benjolan pada daerah gluteal yang terasa nyeri jika duduk
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dan berdiakusipasien perempuan usia 38 th, dengan benjolan pada pantat kiri yg terasa nyeri jika duduk, benjolan muncul sudah 1,5...
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
Dibalas 06 Desember 2022, 15:16
Diagnosis dan tata laksana benjolan di kelamin pria
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
1 Balasan
Sore dok, izin berdiskusi, seorang pasien pria memiliki benjolan di kelamin sudah 6 bulan, nyeri hanya ketika di pegang dan semakin membesar, awalnya seperti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.